Tidak bisa dipungkiri lagi, aktivitas belanja online sudah menjadi kegiatan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri dengan semakin banyaknya e-commerce yang juga semakin canggih dan mudah digunakan, jumlah pengguna belanja online pun semakin bertambah banyak.
Salah satu alat utama yang digunakan oleh banyak pengguna adalah kartu kredit. Tidak heran kenapa kartu kredit sangat populer, menggunakan kartu kredit sangat lah mudah. Hanya butuh beberapa menit saja dan kamu bisa mendapatkan barang yang kamu mau meskipun kamu tidak memiliki dananya saat itu juga.
Membeli barang dengan harga jutaan atau bahkan lebih bisa dilakukan saat itu juga, tanpa harus memikirkan apakah kamu memiliki dananya atau tidak. Tapi, kemudahan ini juga memiliki risiko yang cukup besar, misalnya tagihan kartu kredit yang membengkak karena dipakai tanpa dipikir terlebih dahulu. Namun, di artikel ini kami akan membahas tentang risiko lainnya, yaitu kartu kredit yang dihack atau diretas.
Risiko Kartu Kredit Dihack
Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan kartu kredit, kasus hacking atau peretasan juga semakin besar. Masih banyak orang yang masih awam tentang bagaimana menjaga keamanan kartu kredit dan juga apa saja prosedur yang harus dilakukan ketika kartu kredit kena hack. Hal ini dimanfaatkan banyak orang untuk melakukan tindakan kejahatan mereka. Kasus peretasan biasanya bertujuan untuk mengambil data-data tertentu yang dimiliki pengguna kartu kredit, dan ada juga yang bertujuan untuk menghancurkan data atau sistem tertentu yang berkaitan dengan kerusakan digital.
Di tahun 2017, jumlah korban yang berkaitan tentang kasus peretasan kartu kredit di Amerika Serikat dan Kanada mencapai 147 juta orang. Jumlah yang sangat fantastis, dan peretas tidak hanya berhenti di situ saja. Berikut kami jelaskan apa yang peretas lakukan setelah meretas kartu kredit.
Membentuk Jaringan Kriminal
Orang yang mencuri informasi kartu kredit untuk membeli barang dapat dengan mudah ditangkap, karena itu mereka tidak langsung menggunakan kartu kredit. Tapi, mereka membuat sebuah jaringan untuk menjual dan membeli kartu kredit melalui pasar online.
Membuat Kartu Kredit Palsu
Kartu kredit asli yang dicuri akan membantu mereka untuk membuat kartu palsu yang kemudian dijual. Pembeli kartu palsu bisa menggunakan kartu tersebut untuk membeli barang.
Untuk Membeli Barang
Ketika semua sudah aman, maka langkah selanjutnya adalah membeli barang. Biasanya peretas membeli barang yang bisa dijual kembali di toko-toko online, seperti smartphone, dan barang lainnya yang punya harga jual kembali yang tinggi.
Langkah yang Harus Dilakukan Ketika Kartu Kredit Dihack
Ketika kamu tahu bahwa kartu kredit kamu kena hack, jangan panik. Ikuti langkah '96 langkah berikut ini agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat dan yang terpenting kamu tidak menanggung biaya yang dipakai peretas.
Hubungi Bank Penerbit Kartu Kredit
Ini adalah langkah yang paling penting ketika kartu kredit kamu kena hack. Biasanya perusahaan kartu kredit memberi waktu hingga 60 hari untuk melaporkan pengeluaran yang mencurigakan dari kartu kredit. Biasanya, pihak bank akan mengganti atau menghapus tagihan yang ada, dan memberikan kartu kredit dengan nomor yang baru.
Semakin cepat kamu melaporkan kasus ini, semakin cepat juga bank untuk mengganti segala kerugian yang kamu terima. Jika kamu tidak melaporkan kasus, atau melaporkan terlalu lama, pihak bank tidak akan mengganti kerugiannya, dan dianggap sebagai kelalaian nasabah. Karena itu, selalu cek pengeluaran kartu kredit kamu dan tagihannya, kalau ada biaya yang kamu tidak kenali, laporkan segera ke pihak bank.
Terus Cek Tagihan Atau Transaksi Yang Ada
Meskipun kamu sudah melaporkan kasus ke pihak bank, belum tentu masalah sudah selesai. Terus pantau tagihan atau transaksi yang ada sebagai langkah lanjutan. Peretas bisa juga menggunakan kartu kredit yang dicuti untuk penyalahgunaan identitas. Jadi kamu harus tetap waspada.
Kamu bisa menggunakan fitur SMS yang dimiliki setiap bank untuk memantau saldo kartu kredit. Waspada terhadap transaksi dalam jumlah kecil, karena transaksi dalam jumlah kecil sering kali tidak terlihat atau dihiraukan. Sering kali peretas menggunakan kartu kredit curian untuk melakukan transaksi dalam jumlah di bawah Rp. 100 ribu, dengan tujuan untuk lolos dari pantauan pemilik kartu.
Terus Berhati-Hati Di Masa Depan
Penggunaan kartu kredit bisa menjadi terlalu penting untuk tidak digunakan. Jadi, agar kejadian ini tidak terjadi lagi kamu harus tetap waspada. Kamu harus paham bagaimana cara melakukan transaksi menggunakan kartu kredit dengan baik dan aman. Baik transaksi offline maupun online, hanya gunakan kartu kredit di toko atau situs yang terpercaya. Kamu bisa gunakan review orang lain untuk mengetahui apakah tempat kamu melakukan transaksi tersebut aman atau tidak.
Freschi
Belakangann ini pihak bank mewajibkan pemegang kartu kredit untuk menambahkan PIN saat menggunakan kartu kredit untuk menjaga keamanan. Namun demikiann peretasan kartu kredit belakangan juga tidak terbatas dari pencurian kartu kredit, bahkan mereka bisa meretas tanpa fisik kartu kredit asli, Cyber crime seperti ini melibatkan orang-orang ahli tehnologi, yang memang sulit dihindari. Jadi kita harus menggunakan kartu kredit di merchant terpercya, terutama jika digunakan untuk pembelanjaan e-commerce atau on line untuk menghindari para hacker, meminimalkan resiko peretasan.
Rosilia Fatimah
Kartu kredit merupakan sebuah kartu perbankan yang dapat digunakan untuk mempermudah proses transaksi dan perbankan nasabahnya. Sebenarnya kartu kredit memiliki sistem keamanan yang sangat baik dibandingkan dengan kartu debit. Namun, kartu kredit tidak lepas dari peretasan atau kejahatan. Jadi, untuk terhindar dari peretasan dan kejahatan, anda harus hati-hati menggunakan kartu kredit tersebut, jangan sebarkan PIN kartu kredit anda ke sembarang orang, dan pastikan anda terus mengecek transaksi kartu kredit anda secara berkala agar mengetahui riwayat transaksi anda.
wewe
Informasi tentang peretasan kartu kredit yang perlu kamu ketahui adalah phishing (mengincar data pemilik kartu kredit), carding (transaksi memakai kartu kredit korban), hacking (mengincar nomor dan data pemilik kartu kredit), skimming (alat perekam data kartu kredit di mesin elektronik), pencurian kartu kredit, dan penipuan via telepon.
fe
Aduh, banyak sekali yang bakalan bisa kena. Bahaya juga memang kalau tidak berhati-hati. Terima kasih infonya.
Senja
Memang cukup mengkhawatirkan peretasan data pengguna kartu kredit yang terjadi belakangan ini. Untuk itu, sangat penting untuk menjaga kerahasian data kartu kredit Anda misalnya dengan tidak menyimpannya di situs marketplace, berbagi di pesan singkat atau di aplikasi chatting dan selalu utamakan transaksi dengan pengamanan ganda, Selain itu jika ada transaksi yang mencurigakan langsung hubungi bank penerbit kartu kredit.
Margie
Dengan berkembang pesatnya platform belanja online, memaksa kita untuk dapat melakukan pembayaran secara instant. Salah satu pembayaran yang disarankan adalah menggunakan Kartu Kredit, Kartu Kredit memang sangat rawan untuk dibobol. Maka dari itu jangan pernah meminjamkan kartu kredit kita kepada orang lain dan pastikan kita tdk menyimpan informasi Kartu Kredit kita di platform belanja online.