Bunga merupakan salah satu istilah yang sering didengar di dunia perbankan. Sebut saja bunga bank, yang digunakan untuk aktivitas meminjam dan menabung. Keberadaan bunga bank dapat memberikan keuntungan maupun kerugian, tergantung aktivitas perbankan yang kamu pilih.

Secara garis besar, bunga dapat diartikan sebagai imbal hasil yang didapatkan dalam aktivitas investasi, dan dibayarkan dalam aktivitas pinjaman. Salah satu jenis bunga yang berlaku di dunia perbankan adalah bunga berbunga atau compound interest. Pernah mendengarnya? Jika belum, berikut informasi lengkap tentang bunga berbunga yang wajib kamu ketahui.

Apa itu Bunga Berbunga dalam Investasi?

Bunga berbunga mengakumulasi dana pokok dan bunga bulan sebelumnya

Bunga berbunga dalam investasi adalah bunga yang akan mendatangkan keuntungan tambahan dari jumlah dana yang diinvestasikan. Bunga pada bulan berikutnya akan dihitung berdasarkan akumulasi antara pokok dan bunga pada bulan sebelumnya, kemudian dikalikan dengan persentase bunga yang disepakati. Begitu seterusnya, makanya bunga yang diterima setiap bulan berbeda-beda. Bunga yang diterima pada bulan berikutnya sudah pasti lebih besar daripada bulan sebelumnya.

Compound interest menjadi jenis bunga yang sangat menguntungkan dalam dunia investasi. Dengan sistem bunga ini, nilai investasi bertumbuh cepat. Semakin besar dana yang diinvestasikan, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh dari bunganya.

Perbedaan Bunga Tunggal vs Bunga Berbunga

Terdapat dua jenis bunga yang berlaku di dunia perbankan. Pertama, bunga tunggal yaitu bunga yang dikenakan pada pokok modalnya saja, jadi jumlah bunga yang dibayarkan setiap bulan sama. Misalnya, pinjaman sebesar Rp1.000.000 dikenakan bunga 10%, maka total bunga yang dibayar Rp100.000 setiap bulan.

Kedua, bunga berbunga atau bunga majemuk (compound interest), yaitu bunga yang dibebankan pada modal dan bunga yang telah dibayarkan. Pada contoh yang sama, pembayaran bunga berbunga pada bulan pertama sebesar Rp100.000, bulan kedua Rp110.000, bulan ketiga Rp121.000, dan seterusnya. Dengan kata lain, bunga yang dibayarkan setiap bulan selalu lebih tinggi daripada bulan sebelumnya.

Lantas, apa sajakah perbedaan antara bunga tunggal dan bunga berbunga?

  • Perhitungan bunga tunggal jauh lebih mudah daripada bunga majemuk.
  • Jumlah bunga tunggal selalu sama, sedangkan bunga berbunga berbeda setiap bulan.
  • Pokok pinjaman pada bunga tunggal sama, sedangkan bunga berbunga berbeda karena bunganya ditambahkan pada pokok pinjaman yang membuat pokoknya bertambah.
  • Bunga tunggal jauh lebih menguntungkan untuk pinjaman, sedangkan bunga berbunga menguntungkan untuk investasi.
  • Pada bunga tunggal, pelunasan pinjaman tidak akan dikenakan bunga terutang.

Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Investasi, Ini Bocoran Lengkapnya

Potensi Keuntungan Investasi Bunga Berbunga (ROI)

Tertarik untuk berinvestasi dengan cara bunga berbunga? Sebaiknya pahami dulu cara menghitung estimasi bunga yang didapatkan, yaitu menggunakan rumus Return of Investment (ROI). Dengan rumus ROI, kamu tahu perbandingan antara keuntungan dan modal untuk berinvestasi.

Berbeda persentase ROI yang diberikan, maka berbeda pula jumlah keuntungan. Misalnya, modal untuk berinvestasi di platform A sebesar Rp10.000.000 dan di platform B modal Rp8.000.000 dengan persentase keuntungan masing-masing sebesar 10% dan 30%. Keuntungan dari platform B sudah pasti lebih besar dengan selisih Rp1.400.000 dibandingkan A. Maka, B-lah yang layak dipertimbangkan untuk investasi bunga berbunga.

Karena keuntungan yang lebih kecil tentu akan berpengaruh pada tingkat kemampuan untuk memenuhi kebutuhan. Misalnya, untuk kebutuhan bisnis, lebih baik memilih platform B untuk memaksimalkan pengembangan bisnis. Apalagi dengan selisih dana yang lumayan besar.

ROI dapat dihitung dengan: (Total penjualan - biaya investasi) : biaya investasi x 100%

  • Jika investasi di platform A, maka ROI-nya: (Rp11.000.000 - Rp10.000.000) : Rp10.000.000 x 100% = 10%
  • Jika investasi di platform B, maka ROI-nya: (Rp10.400.000 - Rp8.000.000) : Rp8.000.000 x 100% = 30%

Meskipun modal di perusahaan B lebih kecil, tidak menutup kemungkinan kalau potensi keuntungannya lebih besar. Dari ilustrasi di atas, investasi B lebih cepat berkembang karena punya potensi keuntungan yang lebih besar, jadi lebih banyak diminati masyarakat. Namun, berbicara mengenai keuntungan, hal ini balik lagi pada kebijakan masing-masing platform penyedia investasi bunga berbunga, ya! Tidak semua sama.

Baca Juga: Rumus Future Value Berguna Bagi Semua Orang

Kenali Penerapan Bunga Berbunga

Bunga berbunga lebih menguntungkan untuk investasi

Salah satu hal yang paling krusial dari investasi bunga berbunga adalah waktu. Semakin lama, semakin besar pula jumlah keuntungannya. Namun, penerapan konsep bunga berbunga ini berbeda dengan yang diterapkan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Memangnya seperti apa sih penerapannya?

1. Bunga Berbunga dalam Pinjaman

Jika kamu berencana untuk mengajukan pinjaman, sebaiknya hindari penerapan suku bunga berbunga. Alasannya jelas karena kamu bisa rugi besar. Total bunga yang dibayarkan selama proses pelunasan pinjaman kemungkinan akan sama dengan pokok pinjaman. Mau?

Khusus untuk pinjaman, akan lebih baik memilih konsep bunga tunggal baik untuk pinjaman jangka pendek maupun panjang. Sebab, jumlah bunga yang dibayar tetap sama setiap bulan. Jika diakumulasikan, maka jumlahnya tidak akan meleset dari perhitunganmu di awal.

2. Investasi Bunga Berbunga

Kebalikan dari pinjaman. Jika tujuannya untuk investasi, maka konsep bunga berbunga sangat cocok. Potensi untungnya lebih besar daripada bunga tunggal, apalagi kalau kamu berencana untuk berinvestasi dengan modal besar dan dalam jangka panjang.

Tapi, kamu harus dihindari menarik investasi sebelum jatuh tempo, karena besaran keuntungannya sudah pasti berkurang. Jangan tergoda untuk menarik dana yang diinvestasikan sebelum waktunya. Cara ini akan membantu kamu untuk tetap fokus berinvestasi dan mengelola uang yang ada sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Terdapat dua jenis investasi compound interest yang patut dicoba, di antaranya:

  • 1. Deposito: Cocok untuk investasi jangka pendek dengan sistem bunga berbunga. Ketika deposito jatuh tempo, maka pokok dan bunga dapat diakumulasikan untuk membentuk jumlah deposito yang baru.
  • 2. Obligasi: Cocok untuk investasi jangka panjang dengan pembelian obligasi tanpa kupon. Pembelian obligasi tanpa kupon menggunakan kekuatan bunga dan diskon, sehingga dapat meningkatkan nilai obligasi saat jatuh tempo.

Baca Juga: 6 Investasi untuk Mahasiswa Modal Kecil, Mudah, dan Aman

Bunga Berbunga Strategi Tepat untuk Investasi Jangka Panjang

Mulai raih untung dengan bunga berbunga sejak usia muda

Jika dananya ditujukan untuk aktivitas investasi, maka strategi investasi bunga berbunga sangatlah cocok. Sebab, keuntungannya akan bertambah setiap bulan karena adanya peningkatan jumlah modal yang diinvestasikan, yaitu dari penjumlahan antara pokok dan suku bunga bulan sebelumnya. Strategi ini cocok untuk investasi jangka panjang. Jadi untuk kamu yang masih muda, liriklah investasi bunga berbunga seperti ini.

Ini kesempatan kamu untuk berinvestasi lebih besar. Alasan pertama, kamu belum punya tanggungan. Kedua, kebutuhan hidup belum terlalu banyak. Gaji bulanan bisa dikatakan untuk diri sendiri, jadi jangan menunda-nunda investasi.

Setidaknya kalau kamu memulai investasi di usia 22 tahun, kamu punya waktu 38 tahun untuk berinvestasi sebelum memasuki usia pensiun, yaitu 60 tahun. Jumlah yang terkumpul pasti lebih banyak daripada saat kamu memulai investasi di usia 35-an. Perbedaannya tidak hanya dari segi nilai pokok investasinya saja, tapi juga dari akumulasi suku bunga berbunga.

Baca Juga: Investasi Emas Menguntungkan, Aman dan Tips untuk Pemula

Simulasi Perhitungan Bunga Berbunga atau Compound Interest

Bunga berbunga setiap bulannya berbeda

Berinvestasi dengan konsep bunga berbunga sama artinya dengan menggulung uang. Sebab, bunga yang diperoleh akan diinvestasikan kembali dalam modal awal. Alhasil, total modal bertambah yang perkalian bunganya akan dihitung berdasarkan jumlah modal baru yang terbentuk. Agar memahaminya semakin mudah, berikut simulasi perhitungan bunga berbunga.

Contoh:

Si A menginvestasikan uangnya sebesar Rp10.000.000 dengan persentase keuntungan 5% setiap bulan dalam jangka waktu setahun. Maka perhitungan compound interest yang diperoleh, yaitu:

Bulan pertama: Rp10.000.000 x 5% = Rp500.000

Bulan kedua: Rp10.500.000 x 5% = Rp525.000

Bulan ketiga: Rp11.025.000 x 5% = Rp551.250

Bulan keempat: Rp11.576.250 x 5% = Rp578.813

Bulan kelima: Rp12.155.053 x 5% = Rp607.752; dan seterusnya.

Baca Juga: Cara Menghitung Capital Gain Agar Tahu Berapa Keuntungan Anda

Mulai Investasi Bunga Berbunga Biar Untung

Modal awal investasi bunga berbunga terjangkau

Melihat potensi keuntungan yang bisa didapatkan, yakin gak mau coba investasi bunga berbunga? Untungnya lumayan daripada uangnya disimpan di rekening tabungan, lho! Tak perlu khawatir karena modal awal untuk investasi bunga berbunga terjangkau, bahkan kamu dapat sesuaikan dengan kemampuan finansial saat ini. Yang pasti, jumlahnya harus terus ditambah agar modal dan bunganya bertumbuh seiring berjalannya waktu.

Tertarik mencoba investasi lain, tapi tidak tahu investasi apa yang tepat? Serahkan masalahmu pada Expert di MoneyDuck! Kamu bisa tekan tombol Konsultasi Gratis di bawah untuk memulai percakapan seputar keuangan, sehingga kamu dapat jawaban tentang produk investasi yang pas. Alhasil, rencana keuangan dapat dibangun sedini mungkin untuk mewujudkan kemerdekaan finansial di masa mendatang.