Sewaktu belajar mata pelajaran ekonomi di sekolah, inflasi menjadi nama yang akrab di telinga kita. Mungkin beberapa orang yang tidak menekuni pelajaran ekonomi, sudah lupa dengan istilah inflasi.
Lalu apakah inflasi itu? Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum secara terus menerus. Inflasi bukan hanya soal tinggi rendahnya harga, melainkan sebuah proses dari suatu peristiwa. Maka dari itulah tingkat harga yang tinggi belum tentu bisa dikatakan inflasi. Istilah inflasi juga bisa digunakan untuk mengartikan persediaan uang karena meningkatnya harga.
Empat Golongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua. Yaitu inflasi yang berasal dari dalam dan luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar.
Akibatnya, harga bahan makanan pun menjadi mahal. Sementara inflasi dari luar negeri terjadi karena akibat dari naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, disebut inflasi tertutup atau closed inflation.
Tapi apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka disebut inflasi terbuka atau open inflation. Sedangkan apabila serangan inflasi sedemikan hebatnya, sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan orang-orang tidak dapat menahan uang lebih lama sehingga terus merosot, disebut inflasi tidak terkendali atau hiperinflasi.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat jenis. Mulai dari inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga di bawah angka 10 persen dalam satu tahun.
Inflasi sedang terjadi antara 10 sampai 30 persen dalam setahun. Sementara berat ada di rasio 30 persen sampai 100 persen pertahun dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 persen dalam satu tahun.
Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor mekanisme pasar seperti konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi. Inflasi juga termasuk diakibatkan oleh ketidaklancarannya distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga bisa dibilang merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara berkelanjutan.
Salah satu indikator inflasi adalah memperhatikan tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Untuk sebab utamanya lebih dipengaruhi oleh peran dari negara dalam setiap kebijakan moneter. Biasanya dilakukan oleh Bank Sentral. Sementara sebab kedua lebih dipengaruhi oleh peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dipegang oleh pemerintah seperti fiskal, perpajakan, pungutan, insentif, disentif, kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi dan lain-lain.
Namun Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau kelebihan likuiditas, uang dan alat tukar. Kedua adalah desakan atau tekanan produksi maupun distribusi seperti kurangnya produksi termasuk kurangnya distribusi.
Inflasi Permintaan
Inflasi permintaan terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan. Di mana biasanya dipicu karena membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu pada perubahan tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itulah yang kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi inflasi permintaan ini menjadi suatu kenaikan seiring permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Biasanya, lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor.
Inflasi Desakan
Inflasi desakan terjadi karena adanya kelangkaan produksi dan termasuk adanya kelangkaan distribusi. Meskipun permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidaklancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal, dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan dan penawaran.
Bisa juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi seperti pabrik, perkebunan, bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku.
Hal itu bisa memicu kelangkaan produksi yang terkait bahan baku di pasaran. Meningkatnya biaya produksi pun bisa dikarenakan dua hal, yaitu kenaikan harga seperti bahan baku dan kenaikan upah sehingga mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi. Di mana faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting dalam hal ini.
Cara Mengukur Inflasi
Ada banyak cara mengukur inflasi, tapi yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat presentase perubahan sebuah indeks harga, yang beberapa di antaranya adalah:
- Indeks Harga Konsumen (IHK) atau biasa disebut Consumer Price Index (CPI). Artinya adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
- Indeks biaya hidup atau Cost of Living Index (COLI).
- Indeks harga produsen (IHP), yaitu adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK pada masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
- Indeks Harga Komoditas, yaitu adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu.
- Indeks Harga Barang-barang modal Deflator PDB yang menunjukan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, produksi lokal, barang jadi dan juga jasa.
Demikian ulasan singkat mengenai inflasi yang mengingatkan kita terhadap materi waktu sekolah dahulu. Namun, topik ini akan selalu relevan dengan seiring kehidupan kita.
Diana
Saya pernah belajar bahwa semua negara pasti mengalami inflasi tiap tahunnya dan inflasi dalam jumlah tertentu itu membuat negara memiliki ekonomi yang sehat. Kira-kira berapa persen inflasi yang sehat tersebut dan apa resikonya jika negara mengalami hiperinflasi (inflasi yang berlebihan)? Jika negara mengalami hiperinflasi, apa solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah?
William
Inflasi merupakan sebuah peningkatan pada harga barang dan jasa di suatu negara secara terus-menerus. Inflasi yang terjadi pada suatu negara memberikan dampak yang signifikan terhadap warga negaranya, seperti menurunkan pendapatan masyarakat dan terjadi ketidakpastian pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Setiap negara pasti mengalami inflasi, namun negara yang mengalami inflasi harus pandai mengaturnya agar tidak terlalu besar inflasinya.
Ms Joo
Dengan paparan di atas, saya diingatkan lagi seperti pada saat pelajaran ekonomi diberikan pengetahuan mengenai inflasi. Yang membekas pada saya mengenai inflasi sebenarnya hanya krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 yang menyebabkan perekonomian hancur dan inflasi tidak terkendali terjadi. Karena kejadian tersebut Pemerintah berupaya untuk mengelola perekonomian semakin baik dari hari ke hari.