Dalam waktu tertentu, kita bisa mengetahui berapa laba bersih yang mampu dihasilkan sebuah perusahaan. Caranya adalah dengan menghitung Net Profit Margin atau NPM.

Pengertian Net Profit Margin

Pengertian Net Profit Margin

Net Profit Margin (NPM) adalah perhitungan rasio yang digunakan untuk melihat persentase laba bersih terhadap penjualan sehingga dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tersebut.

Menurut Bastian dan Suhardjono, Net Profit Margin adalah perbandingan rasio antara laba bersih dengan total penjualan. Rasio ini sangat penting diketahui karena berhubungan dengan strategi yang akan digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Menurut Gitman, Net Profit Margin adalah persentase yang dihasilkan dari  setiap penjualan dollar yang tersisa setelah semua beban dan biaya dikeluarkan, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham.

Tujuan Perhitungan Net Profit Margin

Tujuan Perhitungan Net Profit Margin

Setiap perusahaan wajib mengetahui nilai NPM. Hal ini karena menghitung Net Profit Margin memiliki beberapa tujuan:

1. Rasio vital

Salah satu rasio vital atau sangat penting dalam sebuah perusahaan adalah NPM. Sebuah perusahaan jika ingin berjalan dengan baik ke depannya, maka wajib mengetahui nilai NPM. Nilai NPM banyak digunakan dalam penentuan langkah selanjutnya dari sebuah perusahaan.

2. Cerminan kinerja

Rasio NPM merupakan rasio yang mampu menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam mencapai target pada periode berjalan. Nilai NPM akan menunjukkan seberapa baik kinerja perusahaan selama ini.

Jika nilai NPM besar, maka semakin sehat pula keuangan perusahaan tersebut. Namun sebaliknya jika nilai NPM semakin kecil, maka semakin buruk pula kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dapat segera mengambil tindakan pencegahan demi kelangsungan perusahaan jika nilai NPM sudah mendekati batas yang tidak wajar sehingga sangat penting untuk memantau nilai NPM di tiap periode.

3. Acuan strategi

Strategi sebuah perusahaan disusun berdasarkan kinerja perusahaan yang telah lewat dan untuk menyusunnya tentu membutuhkan tolak ukur kinerja tersebut, yakni rasio NPM.

Rasio NPM akan digunakan untuk merencanakan berbagai strategi selanjutnya. Misalnya dapat dilihat apakah beban yang dikeluarkan terlalu banyak, maka akan dicari solusi agar beban tersebut tidak terlalu besar ke depannya.

Namun perhatikan pula beban yang akan ditekan. Jangan melakukan penekanan pada beban yang vital karena dapat mengakibatkan turunnya kualitas produk yang dihasilkan sehingga nilai penjualan akan berkurang atau bahkan produk dapat ditolak oleh pasar.

4. Perbandingan dengan saingan

NIlai NPM sebuah perusahaan juga dapat digunakan sebagai benchmark atau tolak ukur kesuksesan dengan perusahaan yang bergerak dalam industry yang sama. Jika nilai NPM perusahaan Anda lebih kecil dibandingkan NPM perusahaan saingan, maka Anda dapat melihat beban apa saja yang membuat perusahaan menjadi kalah saing.

5. Mengetahui jumlah keuntungan

Dengan menghitung nilai NPM, maka dapat diketahui pula jumlah keuntungan yang dapat dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Nilai ini dapat dijadikan tolak ukur kesuksesan perusahaan dari periode satu ke periode berikutnya.

6. Acuan investasi

Jika kamu ingin melakukan investasi pada sebuah perusahaan, maka perhatikan pergerakan dari NPM perusahaan tersebut dari tahun ke tahun. Pergerakan NPM tersebut sangat penting diperhatikan ketika melakukan investasi agar ke depannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Meskipun nilai NPM sebenarnya tidak mempengaruhi harga saham, namun nilai NPM sangat mempengaruhi jumlah laba atau dividen yang akan didapatkan di akhir periode  berjalan. Jika kamu ingin mendapatkan dividen yang besar, maka cari perusahaan yang memiliki nilai NPM yang cukup besar pula.

Rumus Net Profit Margin Dan Contohnya

Menurut Gitman, perhitungan Net Profit Margin bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Net Profit Margin = Earning for common stokeholder / Net sales

Net Profit Margin didapatkan dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Untuk mempermudah pemahaman, berikut beberapa contoh perhitungan NPM:

Contoh 1

Berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2018, Pendapatan Penjualan bersih (Net Sales) PT. Mariana Makmur  adalah sebesar Rp. 27.063.310.000.000,-. Sedangkan Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit) adalah sebesar Rp. 2.065.650.000.000,-. Berapakah Net Profit Margin (NPM) PT. Mariana Makmur?

Dari keterangan di atas, maka diketahui:

  • Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales): Rp. 27.063.310.000.000,-.
  • Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax): 2.065.650.000.000,-
   Maka, cara menghitung nilai NPM adalah,
  • NPM= laba bersih setelah pajakpendapatan / penjualan bersih
  • NPM= 2.065.650.000.000 / 27.063.310.000.000
  • NPM = 7,63%   Jadi nilai NPM PT. Mariana Makmur adalah sebesar 7,63%.

Contoh 2

Contoh 2

Berdasarkan laporan keuangan per tanggal 31 Juni 2019, Pendapatan Penjualan bersih (Net Sales) CV. Maju Jaya adalah sebesar Rp. 19.368.000.000,-. Sedangkan Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit)  adalah sebesar Rp. 2.750.000.000,- . Berapakah Net Profit Margin (NPM) CV. Maju Jaya?   Dari keterangan di atas, maka diketahui:

  • Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales): Rp. 19.386.000.000,-.
  • Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax): 2.750.000.000,-
 Maka, cara menghitung nilai NPM adalah:
  • NPM= 2.750.000.000 / 19.386.000.000
  • NPM = 14,2%   Jadi nilai NPM CV. Maju Jaya adalah sebesar 14,2%   Dari dua contoh di atas, terlihat bahwa nilai NPM pada perusahaan kedua lebih besar dibandingkan nilai NPM pada perusahaan pertama.    Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan kedua untuk menghasilkan laba jauh lebih besar dibandingkan perusahaan pertama. Nilai NPM sebuah perusahaan yang telah melewati nilai 10% merupakan tanda dari perusahaan yang sehat.