Return On Equity (ROE) atau pengembalian ekuitas yang termasuk rasio profitabilitas ini menjelaskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih dari modal sendiri yang dibagikan kepada pemilik perusahaan atau investor. Besaran atau persentase ROE bergantung pada ukuran perusahaan (baik besar atau kecil). Perusahaan kecil mempunyai modal yang kecil sehingga ROE yang diperoleh juga kecil, sedangkan perusahaan besar dengan modal besar tentu mendapatkan ROE yang besar.

Return on Equity (ROE) dipakai oleh investor untuk menganalisis saham karena rasio ini memperlihatkan efektivitas pihak manajemen perusahaan dalam memperoleh laba dari dana yang telah diinvestasikan oleh para investor. Sama dengan ukuran perusahaan, semakin tinggi ROE akan membuat laba yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaiknya sehingga mencerminkan kesehatan perusahaan dari segi finansial.

Definisi Return on Equity (ROE)

Definisi Return on Equity (ROE)

Return on equity (ROE) adalah besaran imbal hasil yang didapatkan dari laba bersih terhadap ekuitas. ROE dinyatakan dalam bentuk persen untuk memperkirakan kemampuan suatu badan usaha dalam menghasilkan laba. ROE (Return On Equity) dihitung dengan rumus yang membandingkan laba bersih setelah dipotong pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan oleh pemegang saham perusahaan (Van Horne dan Wachowicz, 2005:225).

Return on equity (ROE) memiliki arti, setiap 1 rupiah dari ekuitas investor yang bisa menghasilkan 1 rupiah dari laba bersih perusahaan. Return on Equity adalah rasio penting bagi calon investor yang bisa menjadi indikator untuk menilai efektivitas manajemen dalam pembiayaan ekuitas untuk mendanai kegiatan operasional dan menumbuhkan perusahaannya. Rasio ini dilihat berdasarkan nilai buku para pemegang saham yang digunakan untuk membandingkan setidaknya dua perusahaan terhadap peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi ROE

Faktor-Faktor yang Memengaruhi ROE

Ada beberapa faktor yang memengaruhi return on equity atau tingkat pengembalian ekuitas pemilik sebagai berikut.

a. Laba bersih (Net Income)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1999:94), penghasilan berupa laba bersih sering dipakai untuk mengukur kinerja yang menjadi dasar bagi pengukuran ROE atau earning per share. Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran laba adalah penghasilan atau beban.

b. Ekuitas (Equity)

Ekuitas (Equity) adalah jumlah modal yang menjelaskan tentang hak kepemilikan seseorang terhadap aset perusahaan. Melalui ekuitas bisa diketahui seberapa besar kepemilikan seseorang terhadap suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan, ekuitas bisa diketahui dengan melihat Laporan Posisi Keuangan (Neraca). Jenis-jenis ekuitas antara lain modal yang disetor, laba ditahan, dividen, dan saham.

Cara Menghitung Pengembalian Ekuitas (ROE)

Cara Menghitung Pengembalian Ekuitas (ROE)

ROE (Return On Equity) diukur dengan rumus:  laba bersih / ekuitas (laba bersih : ekuitas). Ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk mendapatkan besaran ekuitas sebelum menghitung rasio ROE. Tiga cara berikut biasa dipakai untuk mengukur ekuitas. Penjelasannya sebagai berikut.

a. Ekuitas Pemegang Saham (Shareholders Equity)

Ekuitas pemegang saham didapatkan dari aset total (total asset) dikurangi dengan liabilitas total (total liability).

Rumus:  SE = TA – TL

Informasi ini didapatkan dari laporan keuangan tahunan atau seperempat tahunan perusahaan. Laporan ini bisa dilihat dari situs perusahaan jika pihak luar perusahaan ingin mengetahui laporan keuangan suatu perusahaan.

Contohnya, perusahaan mempunyai aset total sebesar Rp750.000.000 dan liabilitas total sebesar Rp500.000.000. Perhitungannya, ekuitas pemegang saham adalah Rp750.000.000 – Rp500.000.000 = Rp250.000.000. Jumlah ekuitas ini diperlukan untuk menghitung ekuitas rata-rata setiap pemegang saham.

b. Ekuitas Rata-Rata Pemegang Saham (Shareholders Average Equity/SEavg)

Hitung ekuitas pemegang saham pada awal periode (SE1) dan akhir periode (SE2) perusahaan. Kemudian jumlahkan SE1 dan SE2, setelah itu bagi 2 SE1 dan SE2 untuk mencari SEavg. Investor dapat mengukur perubahan profitabilitas suatu perusahaan dalam satu tahun (setiap periode).

Contoh Soal

Hitunglah ekuitas pemegang saham pada 31 Desember 2017 dengan mengurangi aset total dan liabilitas total!

Aset – Liabilitas = Rp750.000.000 – Rp250.000.000 = Rp500.000.000 untuk 31 Desember 2017.

Aset – Liabilitas = Rp1.250.000.000 – Rp500.000.000 = Rp750.000.000 untuk 31 Desember 2018.

Maka SEavg perusahaan adalah (Rp500.000.000 + Rp750.000.000)/2 = Rp625.000.000.

Jumlah SEavg dibutuhkan untuk menghitung ROE dengan memilih tanggal awal periode tahun kapanpun, lalu bandingkan dengan tanggal yang sama pada tahun sebelumnya.

c. Laba Bersih (Net Profit)

Laba bersih perusahaan dituliskan dalam laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi. Laba bersih adalah selisih dari pendapatan dan beban. Perusahaan yang mengalami rugi adalah perusahaan yang memiliki beban lebih besar dari pendapatan dengan angka yang negative (minus).

d. Return on Equity (ROE)

Laba bersih dibagi dengan ekuitas rata-rata pemegang saham.

Rumus ROE = NP/SEavg

Contoh soal

Ekuitas rata-rata para investor perusahaan PT AYP RAK sebesar Rp625.000.000 dengan laba bersih sebesar Rp1.000.000.000 maka nilai pengembalian ekuitas  sebagai berikut.

Rp1.000.000.000 : Rp625.000.000 = 1,6 atau 160% ROE

ROE sebesar 1,6 atau 160% artinya perusahaan mendapatkan 160% laba dalam setiap rupiah yang diinvestasikan oleh para investor sehingga perusahaan ini tergolong menguntungkan. Perusahaan dinilai sehat dan menguntungkan jika memiliki ROE minimal 15% sehingga para investor biasanya tidak mau investasi di perusahaan yang memiliki ROE kurang dari 5%.

Hasil perhitungan ROE yang mendekati 1 atau lebih dari 1 berarti pemakaian ekuitas perusahaan untuk menghasilkan pendapatan semakin efektif dan efisien. Sebaliknya, ROE yang mendekati 0 berarti perusahaan tidak dapat mengelola modal yang ada secara efisien untuk mendapatkan penghasilan.

Cara Memakai Informasi ROE

Cara Memakai Informasi ROE

ROE dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk melaporkan kinerjanya kepada para investor dan calon investor. Cara pemakaiannya kurang lebih sebagai berikut.

a. Bandingkan ROE perusahaan selama 5-10 tahun terakhir karena hal ini bisa memberi informasi pertumbuhan perusahaan secara lebih signifikan. Kenaikan ROE dalam rentang 5-10 tahun tidak menjamin perusahaan akan terus tumbuh dalam kecepatan tersebut. Melalui informasi ini, grafik rata-rata perolehan perusahaan bisa diketahui.

b. Bandingkan angka ROE perusahaan-perusahaan dengan ukuran dan industri yang sama. Angka ROE yang rendah disebabkan oleh margin laba yang rendah.

c.  Properti yang tingkat pertumbuhannya tinggi cenderung memiliki ROE yang tinggi karena bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa perlu didanai oleh investor atau pihak eksternal. Perhitungan pengembalian ekuitas (ROE) sangat penting bagi perusahaan untuk menarik investor-investor baru dan menjadi pertanggungjawaban bagi para pemegang saham. Ada baiknya perusahaan selalu mempersiapkan dan membagikan informasi tentang tingkat pengembalian ekuitas secara teratur kepada semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan.

Setelah mengetahui tentang Return on Equity yang menunjang eksistensi perusahaan tentu membuat para pembaca khususnya yang mendalami tentang akuntansi dan manajemen keuangan lebih paham tentang esensi dan eksistensi dari ROE. Setiap rasio keuangan memiliki manfaat masing-masing yang berbeda-beda sehingga perusahaan yang professional dan bonafid pasti mempunyai laporan tahunan yang lengkap dan berkala. Ketiadaan salah satu laporan keuangan akan membuat perusahaan dianggap kurang baik dan kurang terpercaya.