Pergerakan harga pasar sangat fluktuatif. Kadang naik dan kadang turun seketika. Ada kalanya juga harga pasar stabil. Namun, kadang kestabilan harga ini malah membuat para trader khawatir, karena pergerakan harga menjadi unpredictable atau sulit diprediksi. Kondisi ini biasa disebut trend sideways.

Banyak trader yang masih bingung, apa yang harus mereka lakukan ketika kondisi ini terjadi. Banyak dari trader yang memilih keluar dari pasar dan menahan diri dari transaksi. Hal ini mereka lakukan karena khawatir dengan pergerakan harga selanjutnya.

Untuk itu MoneyDuck akan memberitahumu strategi saat menghadapi trend sideways agar kamu tidak salah langkah melalui artikel ini. Selain itu, artikel ini juga akan menjelaskan ciri-ciri kondisi trend sideways ini. Ciri-ciri ini penting sekali untuk kamu pahami karena ini akan berpengaruh dengan keputusan yang dibuat. Yuk, baca artikel ini sampai selesai.

Mengenal Pengertian Trend Sideways

Trend sideways menunjukkan kecederungan harga pasar datar

Untuk kamu yang sudah sering melakukan trading, istilah sideways pasti sudah tidak asing lagi. Dalam trading kita mengenal tiga kondisi, yaitu trend bullish, bearish dan sideways. Trend Sideways adalah kondisi harga pasar cenderung stabil. Kondisi ini biasanya ditandai dengan mendatarnya grafik. Artinya, interval bukit dan lembah cenderung pendek.

Kondisi ini disebabkan ketika permintaan jual dan beli sama-sama kuat. Trend ini kadang sebagai awalan dari pergerakan harga. Artinya, sebelum pasar mengalami bullish atau bearish, biasanya pasar akan mengalami pola sideways dulu. Hal ini yang kadang membuat para trader bingung.

Agar para trader tidak mengambil langkah yang salah ketika trend sideways terjadi, trader harus memahami beberapa indikator teknis dan juga pola grafis. Indikator yang biasanya digunakan adalah Indikator Overlay dan Indikator Oscillator.

Baca Juga: Apa Itu Candlestick dalam Investasi, Jenis, dan Cara Baca

Perbedaan Trend Sideways, Bullish, dan Bearish

Sebelumnya kami sudah menyinggung trend sideways, bullish, dan bearish. Namun, tahukah kamu perbedaan dari ketiga trend tersebut? Pertama, sideways adalah trend ketika harga pasar cenderung stabil. Trend ini ditandai dengan grafik yang cenderung mendatar. Trend ini terjadi ketika penawaran dan permintaan sama-sama kuat. Trend ini terjadi di fase konsolidasi, antara pasar akan bullish atau malah bearish.

Bullish dan bearish memiliki arti yang sangat bertolak belakang. Kondisi pasar dikatakan bullish jika pasar mengalami kenaikan. Bullish diambil dari kata bull yang mengartikan pembeli. Tren bullish ini ditandai dengan kenaikan harga. Hal ini karena lebih banyak pembeli sehingga harga mengalami kenaikan. Kondisi bullish biasanya ditandai dengan grafik yang semakin meningkat.

Sedangkan bearish diambil dari kata bear. Bear bisa diartikan sebagai penjual. Sehingga ketika kondisi bearish artinya lebih banyak penjual. Semakin banyak penjual maka semakin turun harga. Kondisi bearish ini bisa dilihat dari grafik yang semakin menurun. Kondisi bearish ini biasanya diperparah oleh panic sell. Yaitu, kondisi para trader buru-buru open posisi jual.

Baca Juga: Tips Manajemen Risiko Investasi agar Investasi Tidak Boncos

Ciri-Ciri Trend Sideways dalam Trading

Perhatikan grafik indikator harga untuk melihat tren

Kondisi trend sideways adalah kondisi paling rawan bagi para trader. Risiko untuk melakukan jual dan beli sangat tinggi. Karena setelah fase ini terkadang harga menjulang tinggi, kadang malah menukik jatuh. Maka dari itu banyak trader yang menahan diri ketika kondisi ini terjadi.

Cara mudah mendeteksi sideways adalah dengan memerhatikan grafik indikator harga. Kondisi ini ditandai dengan interval pola lembah dan gunung yang singkat atau pendek-pendek. Jika kamu melihat grafik seperti ini, ada lebih baik kamu menahan diri. Selain itu ada beberapa indikator yang bisa kamu gunakan untuk mendeteksi trend sideways.

Baca Juga: 8 Strategi Trading Forex Akurat untuk Pemula Biar Cuan

Trend Sideways dengan Indikator Overlay

Indikator pertama yang bisa kamu gunakan untuk mendeteksi kondisi trend sideways saat trading adalah indikator Overlay. Indikator ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu indikator William’s Alligator, indikator Bollinger Band dan indikator Parabolic SAR.

1. Indikator William's Alligator

Indikator ini memerhatikan pola pergerakan harga pada grafik. Jika garis bergerak berlawanan, ini menandakan sedang ada trend yang tercipta. Namun, jika garis bertumpukan menandakan bahwa pasar sedang dalam trend sideways.

2. Indikator Bollinger Band

Indikator Bollinger Band dapat mendeteksi kondisi sideways jika garis bergerak secara horizontal dan menyempit. Jika kamu melihat garis pada grafik seperti ini, ada baiknya kamu menunggu sampai batas atas dan bawah melebar.

3. Indikator Parabolic SAR

Indikator ini adalah indikator yang paling favorit karena paling mudah dibaca. Jika titik sinyal semakin mendekati titik harga maka pasar sedang mengalami trend sideways.

Trend Sideways dengan Indikator Oscillator

Indikator yang bisa kamu gunakan untuk mendeteksi sideways adalah indikator Oscillator. Indikator ini menunjukan level oversold/overbought berdasarkan histori harga. Cara membaca indikator ini dengan melihat satu atau tiga garis sinyal dari titik 0 sampai 100. Ada tiga jenis indikator dalam indikator Oscillator, yaitu indikator Accelerator Oscillator, indikator Relative Strength Index, dan indikator Average Directional Index Movement.

1. Indikator Accelerator Oscillator

Dengan menggunakan indikator ini kamu bisa memastikan apakah pasar sedang trend sideways atau tidak. Jika pasar sedang sideways, volatilitas akan rendah. Dan jika volatilitas sedang rendah, bilah histogram akan mengecil dan bergerak naik turun di sekitar garis dasar.

2. Indikator Relative Strength Index

Indikator ini menunjukan rasio rata-rata kenaikan harga penutupan dengan harga penutupan. Jika tidak adanya kondisi divergen, berarti menunjukan pasar sedang dalam trend sideways.

3. Indikator Average Directional Index Movement

Indikator Average Directional Index Movement (ADX) menggunakan algoritma yang sudah terbukti minim delay. Indikator ini menggunakan ADX di level 20. Jika garis sinyal berada di bawah label tersebut ini menandakan pasar sedang mengalami trend sideways.

Baca Juga: Mengenal Teknik Hedging Dalam Trading Forex

Contoh Kondisi Pasar Saat Trend Sideways

Perhatikan trend sideways sebelum transaksi jual-beli

Agar kamu makin memahami kondisi pasar saat trend sideways, berikut kami berikan contohnya. Jika kamu memiliki saham yang harganya naik menjadi Rp2000 per lembar pada 21 Mei 2022, kemudian esoknya turun menjadi Rp1000 per lembar. Pada tanggal 22 Mei 2022 harga kembali naik menjadi Rp2000. Dan pergerakan harga terus seperti itu, walaupun fluktuatif tapi batas tertingginya tidak melewati Rp2000 dan harga terendahnya tidak menyentuh batas Rp1000. Maka kondisi tersebut disebut trend sideways.

Apa Strategi Trading yang Tepat Saat Trend Sideways?

Ada 5 strategi mengatasi trend sideways

Ketika kamu sudah mengetahui kondisi pasar sedang sideways, apa strategi yang tepat untuk mengatasinya?. MoneyDuck memiliki lima strategi yang tepat untuk menyikapi trend sideways ini. Mau tahu apa saja? Yuk, simak penjelasannya.

1. Perhatikan Kondisi Aset

Sebelum kamu memutuskan untuk mengambil posisi jual atau beli, ada baiknya kamu memastikan kondisi aset kamu. Apakah kondisi aset kamu layak untuk disimpan atau tidak. Kamu bisa melihat histori harga saham pada periode sebelumnya.

Perhatikan juga kondisi sektor industri serta faktor lain yang memengaruhi kondisi ini. Jika terdapat sentimen positif yang dapat menggerakan harga saham, ada baiknya kamu mengambil posisi beli. Namun jika tidak ada, ada baiknya kamu melepas aset tersebut.

2. Tahan Ketika Pasar Tidak Beraturan (Choppy)

Ketika pasar tidak beraturan ini menandakan situasi konsolidasi. Artinya, para trader juga sedang menunggu apakah harus beli atau jual. Sebaiknya kamu menahan diri sampai ada pergerakan yang jelas. Atau tetap dalam trend sideways, namun membentuk pola yang lebih jelas.

3. Pantau Arah Pasar

Kamu bisa memantau arah pasar dengan melihat pergerakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Jika pergerakan IHSG cenderung flat dan tidak ada sentimen positif. Sebaiknya kamu menjual aset tersebut.

4. Stop Loss di Bawah Level Support

Cara lain yang bisa kamu gunakan adalah dengan melakukan stop loss di bawah level support. Tentukan batas loss kamu, dan ketika harga sudah menyentuh titik tersebut, segera ubah ke posisi jual.

5. Lakukan Diversifikasi

Diversifikasi dianggap sebagai cara yang paling aman ketika pasar dalam trend sideways. Dengan menjual aset dan membeli aset yang lebih potensial adalah cara terbaik untuk menghindari kerugian.

Keuntungan Trading Saat Trend Sideways

Jika kamu sudah mengetahui kondisi sideways dan sudah menguasai strateginya, kondisi ini tidaklah terlalu buruk. Ada keuntungan yang bisa kamu dapatkan pada trend ini juga loh. Contohnya, seperti minim risiko dan struktur pasar jelas. Agar kamu lebih paham mengenai trend sideways dalam trading, simak penuturan keuntungannya berikut ini:

1. Minim Risiko

Trend sideways juga bisa menjadi minim risiko jika kamu mengincar keuntungan sedikit. Saat trend sideways terjadi, kamu bisa keluar masuk pasar dengan cepat. Cara ini dapat menghindari kerugian dari dampak trend bearish. Apalagi saat trend sideways terjadi, kamu sudah mengetahui harga tertinggi dan terendahnya. Sehingga kamu bisa masuk ketika harga di level support dan keluar saat harga di level resistance.

2. Struktur Pasar Jelas

Trend sideways pada dasarnya memberikan gambaran yang jelas terkait letak posisi entry. Karena polanya yang terbaca, trader bisa dengan mudah menentukan posisi support dan resistancenya.

Baca Juga: 5 Cara Take Profit Saham dan Analisis yang Harus Dilakukan

Kerugian Trading Saat Trend Sideways

Walaupun memiliki beberapa keuntungan, transaksi ketika trend sideways ini juga memiliki kerugian. Karenanya, kamu juga harus mengetahui poin minor yang ditimbulkan oleh kondisi ini agar kamu bisa mengambil keputusan dengan tepat. Kerugiannya antara lain butuh waktu yang lebih banyak untuk mengamati pergerakan grafik dan juga biaya transaksi yang tinggi. Berikut penjelasannya:

1. Butuh Waktu Lebih Banyak

Trend sideways membutuhkan lebih banyak waktu trader untuk memerhatikan grafik. Posisi resistance dan support yang berganti dengan cepat membutuhkan perhatian lebih banyak. Banyak trader yang masih belum menemukan cara efisien agar transaksi saat trend sideways ini tidak memakan banyak waktu.

2. Biaya Transaksi Tinggi

Setiap transaksi jual dan beli pasti mengeluarkan biaya transaksi ketika trend sideways ini terjadi, volume transaksi pasti meningkat. Dengan adanya peningkatan volume transaksi juga akan meningkatkan biaya transaksi.

Pilih Strategi Tepat Biar Investasi Cuan

Investasi bisa cuan asal gunakan strategi tepat

Nah, itu beberapa strategi yang bisa kamu lakukan ketika pasar sedang mengalami trend sideways. Walaupun agak tricky, tapi kamu tetap bisa mendapat cuan loh. Gunakan strategi yang tepat agar trend ini tidak membawa kerugian untuk investasi yang kamu lakukan. Masih bingung? Langsung konsultasikan saja perihal investasi atau kebutuhan finansial lainnya dengan Expert kami di MoneyDuck. Caranya mudah sekali, kamu cukup klik tombol Konsultasi Gratis di bawah ini.