Berinvestasi saham menjadi salah satu tren belakangan ini. Terdapat dua faktor yang memengaruhi investor dalam memilih saham, yaitu tingkat pengembalian saham dan faktor risiko. Untuk menilai faktor risiko, kamu bisa menggunakan volatilitas saham yang merupakan pergerakan naik dan turunnya harga saham. Namun, apakah kamu sudah tahu bagaimana cara mengukur volatilitas saham?

Mengukur volatilitas saham sebenarnya cukup mudah, namun kamu juga harus mengerti tentang apa saja yang memengaruhi volatilitas saham, apa saja manfaat volatilitas saham, hingga bagaimana cara menginterpretasikan hasil pengukuran volatilitas saham. Tentunya, semua pembahasan tersebut akan MoneyDuck jelaskan pada uraian berikut ini, jadi jangan sampai terlewatkan!

Apa Itu Volatilitas Saham?

Volatilitas digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham

Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga sekuritas. Volatilitas saham merupakan pergerakan naik atau turunnya harga saham di bursa efek. Pengukuran volatilitas saham sering digunakan untuk mengukur risiko dari suatu saham. Besarnya volatilitas saham sering dinyatakan dalam bentuk persen. Semakin tinggi tingkat volatilitas, maka semakin tinggi juga tingkat ketidakpastian dari return saham yang bisa diperoleh.

Artinya, semakin tinggi nilai volatilitasnya, maka saham tersebut semakin liar, bisa naik dan turun dengan tajam. Jadi, volatilitas yang tinggi sering dimanfaatkan oleh trader jangka pendek. Perlu diingat juga bahwa semakin tinggi nilai volatilitasnya, maka risikonya juga semakin tinggi. Apabila kamu belum menguasai analisis teknikal, pembatasan risiko, serta manajemen keuangan yang baik, maka hindari saham dengan volatilitas tinggi. Pergerakan saham dikatakan volatil ketika memiliki rentang harga harian berkisar 10% dan termasuk tidak volatil ketika harga harian berkisar 2% - 3%.

Baca Juga: Ini 5 Saham yang Bagus untuk Pemula: Blue Chip dan Sektornya

Selain Volatilitas Saham, Kenali Jenis Volatilitas Lainnya

Ada beberapa jenis volatilitas saham yang harus diketahui

Tak hanya volatilitas saham, ada juga jenis volatilitas lainnya loh! Contohnya, volatilitas harga, historis, pasar, dan tersirat. Tentunya, semua jenis volatilitas ini bisa membantu kamu dalam menganalisis suatu saham. Berikut merupakan penjelasan detail mengenai setiap jenisnya!

1. Volatilitas Harga

Volatilitas harga merupakan suatu market rate yang mencerminkan ekspektasi pasar akan besarnya pergerakan harga selama pasar berlangsung. Bisa diartikan juga sebagai keadaan di mana harga saham menyimpang ke atas atau ke bawah dalam index dari rata-rata. Tingkat volatilitas yang tinggi menunjukkan karakteristik penawaran dan permintaan yang tidak biasa, sehingga menyebabkan ketidakpastian dari imbal hasil.

2. Volatilitas Historis

Volatilitas historis serupa dengan standar deviasi dari nilai suatu aset tertentu dalam suatu periode tertentu yang dihitung dari harga terdahulu. Bisa diartikan juga sebagai volatilitas yang dihitung berdasarkan pada harga saham masa lalu, dengan anggapan bahwa perilaku harga saham di masa lalu bisa mencerminkan perilaku harga saham di masa mendatang. Perhitungan volatilitas historis biasa dilakukan dalam persentase tahunan.

3. Volatilitas Pasar

Volatilitas pasar adalah ukuran perubahan faktor pasar pada satu periode tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu. Pengukuran volatilitas dilaksanakan atas dasar distribusi statistik menggunakan data pasar seperti data harian, kemudian menetapkan tingkat volatilitas dengan confident level tertentu.

4. Volatilitas Tersirat

Volatilitas tersirat merupakan volatilitas masa depan atau volatilitas yang diharapkan pada masa depan. Umumnya, volatilitas tersirat digunakan sebagai perkiraan pasar tentang kemungkinan pergerakan harga sekuritas, di mana volatilitas tersirat tinggi menghasilkan opsi dengan premi yang lebih tinggi dan sebaliknya.

Baca Juga: Cara Menghitung Biaya Investasi, Ini Bocorannya Lengkap

Manfaat Mengukur Volatilitas Saham

Mengukur volatilitas saham akan mencegah kerugian investasi

Volatilitas begitu populer di kalangan investor karena sangat membantu dalam menentukan keputusan berinvestasi. Setidaknya ada tiga manfaat utama yang akan kamu dapatkan ketika tahu cara mengukur volatilitas saham, yaitu mencegah terjadinya risiko, untuk menetapkan stop loss, dan untuk memperkirakan peluang keuntungan. Berikut penjelasan MoneyDuck mengenai setiap manfaatnya!

1. Mencegah Terjadinya Risiko

Dalam berinvestasi, kamu pasti sudah mengenal tentang apa itu risiko. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan. Risiko dalam berinvestasi berarti kerugian. Ketika kamu berinvestasi, tentunya kamu sudah siap untuk menerima keuntungan maupun menerima kerugian. Ternyata, risiko kerugian itu bisa dicegah dengan melakukan pengukuran volatilitas saham. Ketika mendapatkan hasil volatilitas saham tinggi, artinya risiko saham tersebut tinggi. Jadi, pilihlah saham dengan nilai volatilitas yang rendah.

Baca Juga: Cara Main Saham untuk Pemula, Trik agar Dapat Cuan

2. Untuk Menentukan Stop Loss

Manfaat yang kedua, yaitu bisa menentukan stop loss. Stop loss biasa digunakan untuk menghentikan kerugian yang semakin tinggi. Patokan menentukan stop loss, yaitu dengan mengaitkan antara risiko dan profit. Risiko dan profit itu berbanding lurus, sehingga kamu hanya perlu memasang stop loss pada tingkat lebih rendah dari target profit.

3. Untuk Memperkirakan Peluang Profit

Manfaat yang ketiga ini berhubungan dengan manfaat sebelumnya, yaitu tentang risiko. Ketika kamu menghitung volatilitas saham, maka kamu akan mendapatkan hasilnya, apakah nilainya tinggi atau rendah. Jika, volatilitas saham tinggi, maka perubahan harga pasar cepat, sehingga risiko tinggi. Lalu, kita hubungkan dengan prinsip ekonomi yang mengatakan high risk high return. Sehingga, ketika volatilitas saham tinggi, maka risiko tinggi dan peluang profit juga semakin tinggi.

Penyebab Terjadinya Volatilitas Saham

Pergerakan harga saham dipengaruhi beberapa faktor penting

Nilai volatilitas saham begitu berfluktuasi, sewaktu-waktu bisa naik, dan sewaktu-waktu bisa turun. Artinya, ada hal-hal yang memengaruhi terjadinya volatilitas saham itu sendiri. Beberapa penyebab terjadinya volatilitas saham datang dari faktor ekonomi dan politik, kinerja perusahaan, rencana kerjasama perusahaan, hingga faktor industri bisnis. Berikut penjelasan mengenai alasan mengapa setiap penyebab memengaruhi volatilitas saham.

1. Faktor Ekonomi dan Politik

Contoh faktor ekonomi yang berpengaruh pada nilai volatilitas saham, yaitu inflasi, perubahan suku bunga tahunan, perubahan kurs, hingga angka belanja konsumen. Sedangkan dari segi politik, kebijakan pemerintah menjadi pengaruh utama seperti perubahan perundang-undangan, pelaksanaan pemilu, isu-isu hak asasi manusia dan lingkungan, serta perjanjian perdagangan.

2. Kinerja Perusahaan

Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh dalam mencari penyebab terjadinya volatilitas saham karena kinerja perusahaan itulah yang menjadi penyebab utama. Volatilitas dipengaruhi oleh kondisi perusahaan seperti bagaimana respon masyarakat terhadap produk yang baru mereka luncurkan, pendapatan perusahaan, hingga berita-berita positif yang menyebar di kalangan masyarakat. Ketika berita positif menyebar, maka akan banyak investor yang tertarik pada saham perusahaan tersebut.

3. Rencana Merger atau Kerjasama Perusahaan

Penyebab volatilitas saham lainnya adalah tentang adanya rencana merger atau kerjasama perusahaan. Biasanya, kerjasama antar perusahaan akan membawa berita positif karena berpengaruh pada jumlah kekayaan perusahaan terkait. Contoh kerjasama perusahaan yang paling menarik perhatian belakangan ini adalah antara Gojek dengan Tokopedia atau sering disingkat GoTo.

4. Faktor Industri dan Sektor Bisnis

Penyebab terakhir adalah dari faktor industri dan sektor bisnis. Ketika ada suatu hal yang membuat sektor industri dan bisnis kesulitan, maka kemungkinan besar nilai saham akan jatuh. Contohnya, ada kebijakan pemerintah yang mengikat pada industri tersebut seperti meningkatnya pengeluaran untuk biaya karyawan. Penyebab lainnya datang dari industri sekuritas itu sendiri, seperti adanya pembatasan trading saham, laporan pertemuan tahunan, hingga insider trading.

Baca Juga: Gini Cara Baca Candlestick Saham yang Tepat biar Cuan!

Cara Mengukur Volatilitas Saham & Simulasinya

Cara mengukur volatilitas saham menggunakan varians dan standar deviasi

Cara menghitung volatilitas saham yang paling sering digunakan adalah dengan memanfaatkan varians dan standar deviasi. Standar deviasi didapatkan dari akar kuadrat varians. Sebagai simulasi sederhana, kita asumsikan bahwa harga penutupan saham bulanan Rp10.000 sampai Rp100.000. Misalnya, bulan pertama adalah Rp10.000, bulan kedua Rp20.000, dan seterusnya. Kemudian hitunglah nilai varians sesuai arahan berikut dengan bantuan software Microsoft Excel:

  • Tentukan nilai rata-rata dari penjumlahan seluruh data. Artinya, kamu perlu menjumlahkan seluruh data terlebih dahulu, kemudian membaginya dengan banyaknya data. Kita tambahkan Rp10.000 + Rp20.000 + Rp30.000 + Rp40.000 + Rp50.000 + .... + Rp100.000 = Rp550.000. Kemudian membagi hasil tadi dengan jumlah data, yaitu Rp550.000 : 10 = Rp55.000
  • Hitung selisih antara setiap nilai data dan rata-ratanya. Misalnya, kita ambil Rp100.000 - Rp55.000 = Rp45.000, lalu Rp90.000 - Rp55.000 = Rp35.000, ...., dan seterusnya sampai Rp10.000 - Rp45.000 = -Rp35.000
  • Kuadratkan deviasinya. Hasil pada tahap ini akan menghilangkan angka negatif yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
  • Tambahkan deviasi kuadrat bersama-sama. Pada contoh yang kita simulasikan mendapatkan hasil 8.250.000
  • Bagilah jumlah deviasi kuadrat (8.250.000) dengan jumlah data (10)
  • Hasil yang diperoleh adalah Rp825.000
  • Hitung akar kuadrat untuk mendapatkan simpangan baku, hasilnya Rp287.228
  • Maka, apabila harga diambil secara acak dari distribusi normal, maka sekitar 68% nilai data akan berada dalam satu standar deviasi. 95% nilai data akan berada dalam dua standar deviasi (2 x Rp287.228), dan 99,7% nilai data akan berada di dalam tiga standar deviasi (3 x Rp287.228)
  • Dalam hal ini, Rp10.000 - Rp100.000 tidak terdistribusi acak pada kurva lonceng, mereka terdistribusi secara seragam.
  • Sehingga, persentase 68% - 95 % - 99,7% yang diharapkan tidak berlaku

Gunakan Strategi Investasi yang Tepat

Investasi cerdas harus dibarengi dengan strategi tepat

Itulah penjelasan mengenai definisi, manfaat, penyebab, hingga cara mengukur volatilitas saham. Apakah setelah membaca artikel ini, kamu langsung mempraktikkan cara mengukur volatilitas? Atau ada yang masih membuat kamu bingung? Jangan khawatir! Segera konsultasikan dengan Expert MoneyDuck melalui Konsultasi Gratis. Ketika sudah terhubung, kamu juga bisa menanyakan seputar strategi investasi tepat lainnya, loh! Bisa juga untuk diarahkan dalam pembelian produk keuangan yang tersedia di MoneyDuck.