Suku bunga tentu bukan lagi hal yang asing pada pendengaran Anda, terutama jika selama ini Anda termasuk orang yang familiar dengan berbagai berita ekonomi dan dunia perbankan. Penggunaan kata ini memang begitu mudah ditemukan dalam berbagai artikel keuangan, baik itu untuk artikel yang berasal dari luar negeri maupun artikel lokal. Namun, apakah selama ini Anda sudah benar-benar mengenal dan memahami arti suku bunga ini dengan tepat?
Pengertian Suku Bunga
Suku bunga merupakan jumlah persentase tertentu yang dihitung berdasarkan nilai pokok pinjaman dan akan dibayarkan secara berkala oleh debitur yang meminjamnya kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman). Dalam hal ini, kreditur akan menerima bunga pinjaman ini sebagai imbal jasa atas sejumlah dana yang sudah dipinjamkannya kepada pihak debitur. Sedangkan bagi pihak debitur, bunga pinjaman ini merupakan bentuk kompensasi yang harus dibayarkan, karena telah menerima sejumlah pinjaman dari pihak lain (kreditur).
Dari penjelasan di atas, jelas suku bunga memegang peranan yang penting untuk kelancaran proses simpan pinjam seperti yang terjadi di dalam dunia perbankan. Suku bunga yang tepat akan membuat kedua belah pihak (debitur dan kreditur) diuntungkan dan sama-sama bisa mendapatkan manfaat atas proses transaksi simpan pinjam yang dilakukan. Hal ini tidak hanya berlaku dalam dunia perbankan saja, namun akan ikut serta mempengaruhi kelancaran bisnis dan juga ekonomi secara keseluruhan.
Siapa Yang Berwenang Menentukan Suku Bunga?
Jika melihat bagaimana pentingnya peranan suku bunga di dalam kehidupan ekonomi sebuah negara, maka sangat wajar bila keputusan terkait dengan hal ini diambil oleh pihak yang memegang peranan penting di dalam kehidupan ekonomi itu sendiri. Di Indonesia sendiri kewenangan untuk menentukan nilai suku bunga ini akan ada di tangan pihak bank sentral, dalam hal ini adalah Bank Indonesia. Di dalam prakteknya, sekali sebulan Bank Indonesia akan menggelar rapat Dewan Gubernur yang akan membahas berbagai hal terkait dengan perekonomian negara, termasuk perubahan nilai suku bunga acuan. Rapat seperti ini juga dilakukan oleh hampir seluruh negara-negara di dunia, dengan tujuan untuk mengevaluasi dan mengelola perkembangan ekonomi mereka dengan cara yang tepat.
Penentuan naik turunnya suku bunga acuan ini tentu akan diambil berdasarkan analisa pasar terlebih dahulu. Berbagai kebijakan juga sangat mungkin dilakukan untuk membuat suku bunga acuan menjadi efektif dan dapat mendukung pergerakan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Berdasarkan ilmu kebanksentralan, dapat disimpulkan bahwa suku bunga acuan adalah salah satu alat dalam kebijakan moneter yang dapat digunakan untuk mengendalikan jumlah peredaran uang di dalam perekonomian sebuah negara. Hal ini dapat dilihat seperti berikut:
Meningkatkan Jumlah Uang Yang Beredar
Untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, bank sentral biasanya akan menerapkan kebijakan moneter longgar, di mana nilai suku bunga akan diturunkan. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi penurunan inflasi yang terjadi. Saat suku bunga turun dan uang yang beredar di masyarakat lebih banyak, maka dorongan untuk belanja dan melakukan aktifitas bisnis akan semakin besar. Ini akan membuat ekonomi menjadi bergairah kembali.
Mengurangi Jumlah Uang Yang Beredar
Untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat, pihak bank sentral biasanya akan menerapkan kebijakan moneter ketat dan menaikkan suku bunga acuan. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengatasi kenaikan inflasi yang terjadi. Namun peningkatan suku bunga acuan ini tetap harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena akan mempengaruhi peningkatan biaya bisnis dan harga-harga lainnya.
Penerapan Suku Bunga Dalam Dunia Perbankan
Penggunaan suku bunga pada umumnya banyak dikenal melalui berbagai produk- produk keuangan, khususnya yang dimiliki oleh bank. Baik bank swasta maupun bank milik pemerintah akan menerapkan sejumlah suku bunga tertentu atas produk keuangan yang mereka miliki, di mana besaran bunga ini akan diterapkan berdasarkan suku bunga acuan yang dikeluarkan oleh bank sentral (BI) selaku pihak yang berwenang.
Pada dasarnya, bank memang berperan menjadi perantara bagi masyarakat, di mana proses simpan pinjam bisa berlangsung dengan lebih mudah dan aman. Masyarakat yang memiliki dana bisa menyimpan dana mereka di bank dan akan menerima sejumlah bunga atas simpanan yang mereka miliki di bank. Dalam hal ini, bank akan berperan sebagai debitur dan masyarakat pemilik dana sebagai kreditur. Sebaliknya, masyarakat yang membutuhkan dana bisa mengajukan pinjaman ke bank, dan pada akhirnya memiliki kewajiban untuk membayar sejumlah bunga pinjaman yang mereka terima tersebut. Dalam hal ini, bank akan bertindak sebagai kreditur dan masyarakat yang mengajukan pinjaman sebagai debiturnya.
Bank akan menerima sejumlah dana (simpanan) dari masyakat dan menyalurkannya sebagai dana pinjaman kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan. Dari proses ini, bank akan menerapkan sejumlah biaya yang kemudian digunakan sebagai biaya operasionalnya. Penting untuk menjaga keberlangsungan siklus simpan pinjam yang sehat dan seimbang, agar kinerja bank bisa berjalan dengan efektif. Jika terjadi kemacetan kredit dalam jumlah yang besar di dalam perbankan, maka krisis ekonomi sangat mungkin terjadi.
Dampak Ekonomi Dari Naik Turunnya Suku Bunga
Naik turunnya suku bunga akan sangat mempengaruhi kondisi ekonomi, termasuk aktifitas keuangan masyarakat secara keseluruhan. Inilah salah satu alasan mengapa sangat penting untuk selalu melakukan evaluasi dan penerapan suku bunga acuan yang tepat setiap waktu. Saat suku bunga meningkat, minat masyarakat untuk menyimpan uang mereka di bank akan semakin tinggi. Masyarakat enggan membelanjakan uang mereka dan lebih memilih untuk menunda ekspansi bisnis mereka.
Namun sebaliknya ketika suku bunga turun, minat masyarakat untuk mengajukan pinjaman ke bank akan semakin tinggi juga, termasuk pembelanjaan dan juga ekspansi bisnis akan menigkat lebih tinggi. Perubahan suku bunga ini juga akan mempengaruhi minat investor dan juga aktifitas bisnis dan ekonomi dalam skala nasional.
Pahami Suku Bunga Dan Dampaknya Bagi Anda
Suku bunga sudah menjadi kata yang familiar bagi banyak orang, barangkali untuk Anda juga. Kata ini mudah ditemukan dalam berbagai hal terkait keuangan dan juga ekonomi, terutama produk-produk perbankan. Pastikan Anda memahami dengan baik arti kata suku bunga dan juga dampaknya bagi kehidupan keuangan dan ekonomi Anda.
Ifan
Suku bunga bagi kegiatan perbankan memang hal yang paling pokok. Baik Bank dalam memberikan kredit bagi nasabah akan menerima bunga sebagai maslahat dan sebaliknya Bank juga memberikan bunga atas deposito dan atau simpanan para nasabahnya. Perputaran antar bunga yang dikeluarkan dan bunga yang diterima oleh Bank inilah untuk "menghidupi" bank tersebut, disamping bisnis lainnya dari Bank. Demikian pula hal ini diterapkan pada koperasi simpan pinjam ataupun bank perkreditan Rakyat.
Rila
Dalam setiap melakukan pinjaman, terdapat suku bunga yang dibebankan kepada nasabah. Suku bunga adalah perhitungan berdasarkan nilai pokok pinjaman yang dibebankan kepada nasabah untuk dibayarkan setiap bulannya. Jika dilihat dari sifatnya, suku bunga terdiri dari dua jenis, yakni suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman.
Rian
Suku bunga merupakan perhitungan bunga berdasarkan nilai pokok utang atau pinjaman dan dibebankan pada kreditur untuk dibayar setiap bulan. Namun bukan hanya pinjaman kepada kreditur saja, bank juga memberikan suku bunga atas uang yang disimpan oleh nasabah baik dalam bentuk tabungan maupun deposito. Perputaran bunga, baik dari pinjaman dan tabungan digunakan untuk membuat perekonmian terus berputar.
Randi
Baru tahu sekarang soal suku bunga, informasi yang menarik nih soal suku bunga. Makasih banyak ya kak.
Ms Joo
Suku bunga merupakan persentasi nilai yang dibayarkan kepada satu pihak atas nilai pokok yang dipinjamkan oleh pihak tersebut. Suku bunga simpanan berarti suku bunga yang kita terima dengan menempatkan uang di bank, sedangkan suku bunga pinjaman berarti suku bunga yang kita bayar atas pinjaman yang kita ajukan. Untuk suku bunga simpanan biasanya mengacu pada BI Rate sedangkan suku bunga pinjaman mengikuti kebijakan masing-masing perbankan dan dilaporkan kepada BI dan OJK.