Wadah pelaporan penipuan investasi, kredit online, dll

Tidak dapat dipungkiri bahwa masa pandemi ini membuat kita harus menyesuaikan dengan keadaan new normal. Adanya pandemi ini juga membuat kita mengalami perubahan ekonomi. Sekarang tinggal bagaimana cara kita berhati-hati dalam menginvestasikan dana yang kita miliki. Tips yang paling penting adalah jangan mudah tergiur dengan bisnis yang memberikan keuntungan besar.

Resi memang bisa dipalsukan, apalagi tidak mungkin kita hafal semua format resi sehingga bisa dijadikan alat penipuan. Jika Anda memang ingin memastikan bahwa pembayaran sudah diterima, satu-satunya cara adalah dengan cek saldo dan mutasi rekening dan setelah dana diterima baru transaksi jual beli dilakukan.

Penipuan yang dilakukan dengan latar belakang pencurian data adalah penipuan yang saat ini sering memakan korban. Umumnya para korban akan mendapatkan bahwa data pribadi mereka tersebar secara digital dan kemudian digunakan dan dibobol oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, dengan pelaku kejahatan yang menguasai teknologi, siapapun bisa menjadi korban penipuan.

Ya benar, sekarang ini memang banyak peniupan online dengan cara yang beragam, seperti jual beli online, atau penipuan berkedok pemberian hadiah. Biasanya pada jual beli online, penjual penipu menawarkan harga produk yang tidak masuk akal, deskripsi produk yang tidak jelas, dan terus memaksa calon pembeli untuk membeli barangnya. Selain itu, penipuan berkedok pemberian hadiah juga cukup marak. Mereka bekerja dengan cara mengirim pesan atau email yang bertujuan agar calon korbannya membuka link dan memasukkan biodata yang diinginkan penipu. Jadi kita harus hati-hati ketika melakukan kegiatan online.

Tidak hanya kasus penipuan yang dilakukan oleh perusahaan perjalanan yang sampai menjadi berita nasional karena banyak sekali kasus serupa di bidang asuransi, tabungan, investasi dan bahkan koperasi simpan pinjam. Hal ini lah yang membuat kita harus waspada karena siapapun bisa menjadi korban penipuan dan menderita kerugian finansial.