Investasi saham tengah naik daun di kalangan milenial. Mulai dari obrolan santai milenial di kedai kopi hingga status sosial media diwarnai dengan topik investasi saham yang bagus. Tren berinvestasi saham sejatinya didukung dengan literasi saham yang tepat. Karena investasi saham bukan berlandaskan tren ikut-ikutan dan nafsu lho! Jika kamu salah membeli saham, uang yang telah kamu investasikan terancam hangus.
Bagi pemula, apa saja pilihan produk saham yang bagus? Apa yang harus kamu perhatikan untuk memilih saham yang bagus? Mengapa banyak orang membeli saham blue chip? Penting juga nih untuk mengenali risiko investasi saham agar kamu lebih bijak dalam mengambil keputusan saat membeli saham. Tenang, pertanyaan-pertanyaan seputar saham untuk investor pemula tersebut akan dibahas dalam artikel berikut ini.
Apa itu Saham dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Sebelum berinvestasi saham yang bagus, ketahui dulu apa itu saham. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang menjadi bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan. Jika kamu membeli saham sebuah perusahaan, berarti kamu turut berpartisipasi dalam penyertaan modal perusahaan tersebut. Artinya, kamu menjadi bagian kepemilikan perusahaan tersebut. Sehingga kamu memiliki hak untuk mendapatkan pembagian keuntungan atau dividen sesuai dengan jumlah saham yang kamu miliki.
Tak hanya itu, sebagai pemegang saham, kamu juga berhak untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Semakin tertarik untuk berinvestasi saham? Nah, cara kerja saham untuk menghasilkan dividen dapat dianalogikan dengan mudah selayaknya meraih keuntungan dalam aktivitas perdagangan. Harga saham akan naik ketika permintaan naik, dan sebaliknya. Kenaikan harga saham merupakan dividen bagi pemilik saham karena ada selisih antara harga beli dan harga jual.
Terkait dividen, saham terbagi menjadi dua, yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Saham biasa adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang memberikan hak bagi pemiliknya untuk menerima sebagian pendapatan perusahaan, serta berkewajiban menanggung risiko kerugian perusahaan. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk turut serta dalam pengelolaan perusahaan, namun tergantung dari besaran saham yang dimiliki.
Sementara itu, pemegang saham preferen memiliki hak lebih dibandingkan pemegang saham biasa. Misalnya, pemegang saham preferen akan didahulukan saat pembagian keuntungan atau pengembalian modal dari pembagian aset ketika perusahaan dilikuidasi. Pemegang saham preferen juga berhak menukar sahamnya menjadi saham biasa. Saham preferen juga kerap disebut saham campuran karena ciri-cirinya tidak terlalu berbeda dengan saham biasa.
Mengapa Saham yang Bagus adalah Saham Blue Chip?
Sebagai investor pemula, kamu akan sering mendengar mengenai saham blue chip. Saham blue chip direkomendasikan sebagai langkah awal pemula terjun ke dunia investasi agar tidak menelan kerugian besar. Mengapa saham blue chip dikategorikan sebagai saham yang bagus? Alasannya karena saham blue chip memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Kapitalisasi pasar adalah nilai pasar atas sebuah saham perusahaan.
Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan jumlah saham yang dimiliki perusahaan dengan harga terkini saham tersebut di pasar. Nah, selain berdasarkan dividen, saham juga dibagi berdasarkan kapitalisasi pasar, yaitu,
- Saham lapis 1 (blue chip), yaitu saham dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp10 triliun.
- Saham lapis 2 (second liner) memiliki kapitalisasi pasar antara Rp500 miliar hingga Rp10 triliun.
- Saham lapis 3 (third liner) adalah saham dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp500 miliar.
Dengan kapitalisasi pasar yang tinggi, perusahaan saham blue chip memiliki profil dan reputasi yang bagus di bursa saham. Hal ini dikarenakan perusahaan saham blue chip memiliki jajaran profesional yang handal sehingga mampu bisnis perusahaan mengalami progres. Tak ayal, saham blue chip diminati banyak investor. Seperti telah dijelaskan proses kerja saham di atas, ketika permintaan tinggi, maka harga saham naik sehingga perusahaan mendapatkan dividen. Nah, perusahaan saham blue chip rutin membagikan dividen kepada investornya.
Jadi, jika kamu mencari saham yang bagus untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang dan tingkat risiko yang terkendali, sebaiknya kamu memilih saham blue chip dibandingkan saham dengan kapitalisasi yang lebih rendah. Perlu diketahui juga, saham blue chip kerap menjadi market leader dan penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG adalah indeks saham yang digunakan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengukur kinerja harga semua saham di BEI.
Daftar Saham Blue Chip yang Bagus
Seperti dilansir dari laman Sikapi Uangmu milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham dibagi menjadi sembilan berdasarkan sektor bidang usahanya. Dalam kesembilan sektor saham ini, terdapat saham-saham blue chip yang dapat kamu miliki. Ketika memilih sektor saham, sebaiknya kamu mencermati kondisi pasar. Misalnya, saat tulisan ini ditulis, harga saham sektor konsumsi mengalami penurunan akibat lemahnya daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19. Emiten atau perusahaan apa saja yang termasuk dalam sektor konsumsi? Kenali dulu sembilan sektor saham yang terdapat di BEI berikut ini:
1. Pertanian: Sektor saham untuk bidang usaha tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa-jasa lainnya yang terkait dengan bidang tersebut.
2. Pertambangan: Sektor saham untuk bidang pertambahan dan penggalian. Misalnya, pertambangan batu bara, biji logam, mineral, minyak dan gas bumi, penggalian garam, penggalian batu-batuan, penggalian tanah liat, bahan kimia, bahan pupuk, serta penambangan gips, aspal dan gamping.
3. Industri Dasar dan Kimia: Sektor saham di bidang industri dasar, seperti usaha pengubahan material dasar menjadi barang setengah jadi, atau barang jadi yang masih akan diproses di sektor perekonomian berikutnya. Juga sektor saham di bidang industri kimia, seperti pengelolaan bahan-bahan kimia dasar yang akan digunakan untuk proses produksi berikutnya (plastik dan kemasan, produk logam, semen, porselen, bahan kimia, pakan ternak, dan lain-lain).
4. Industri Mesin: Sektor saham untuk bidang usaha pembuatan mesin berat dan ringan. Misalnya, otomotif dan komponennya, kabel dan elektronik, tekstil, pakaian, dan lain-lain.
5. Industri Barang Konsumsi: Sektor saham untuk usaha pengolahan bahan dasar atau setengah jadi menjadi barang jadi yang dikonsumsi pribadi atau rumah tangga. Misalnya, makanan dan minuman, kosmetik, farmasi, pabrik tembakau, dan peralatan rumah tangga.
6. Properti, Real Estate, dan Konstruksi Bangunan: Sektor saham bidang konstruksi, seperti usaha pembuatan, pembongkaran, perbaikan rumah dan gedung.
7. Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi: Sektor saham untuk bidang usaha penyediaan energi, sarana transportasi dan telekomunikasi, serta bangunan infrastruktur dan jasa-jasa penunjangnya.
8. Keuangan: Sektor saham bidang usaha keuangan, seperti bank, asuransi, perusahaan efek, lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
9. Perdagangan, Layanan, dan Investasi: Sektor saham bidang usaha perdagangan grosir dan eceran, serta usaha jasa seperti pariwisata, hotel, restoran, media, iklan, percetakan, layanan kesehatan, dan lainnya.
Baca Juga: Cara Melihat Harga Saham di IDX, Gak Pakai Ribet!
Berikut Saham yang Bagus dalam Kategori Blue Chip
Setelah mengenal sektor-sektor saham yang masuk bursa saham BEI dan memahami peluang bagus untuk berinvestasi ke perusahaan dengan saham blue chip, sekarang kamu bisa mulai menentukan pilihan. Berikut adalah daftar-daftar emiten yang masuk kategori blue chip baik yang tergolong indeks LQ45 (45 perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu BI, salah satunya masuk dalam 60 perusahaan teratas dengan kapitalisasi pasar tertinggi dalam 12 bulan terakhir) atau bukan LQ45 sepanjang tahun 2020 hingga 2021:
1. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, PT Telkom Indonesia Tbk mendapatkan kenaikan dividen dari 40 persen menjadi 90 persen. Saham Telkom dengan kode TLKM menjadi pilihan saham yang bagus untuk dijadikan investasi. Reputasi bisnis Telkom bagus dengan perolehan laba bersih yang konsisten setiap tahunnya. Sehingga perusahaan sektor telekomunikasi ini memiliki harga saham yang cenderung stabil dan tidak terpengaruh oleh pergolakan ekonomi dalam dan luar negeri.
2. Bank Central Asia (BBCA)
Untuk sektor keuangan, kamu dapat berinvestasi ke perusahaan blue chip seperti Bank Central Asia (BCA). Saham BCA dengan kode BBCA merupakan saham yang bagus dengan Return of Asset (ROA) tertinggi dibandingkan bank lainnya. Saat tulisan ini ditulis, harga saham BCA Rp30.750 per satu lembar saham. Luasnya jaringan layanan BCA untuk memenuhi tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan mereka menjadi salah satu aspek nilai saham BCA memiliki risiko yang kecil.
3. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)
Saham yang bagus berkategori blue chip dari sektor keuangan lainnya adalah saham Bank Rakyat Indonesia atau BBRI. Reputasi baik BRI tidak terlepas dari layanannya yang fokus membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui produk pinjaman. BBRI memiliki kapitalisasi pasar Rp372,35 triliun hingga 31 Maret 2020. Tercatat, 123.345.810.000 lembar saham BBRI beredar di pasar bursa.
4. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
Saham yang bagus dari sektor konsumsi dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dengan kode saham ICBP. Seperti BCA yang memiliki jaringan yang luas karena tingginya permintaan masyarakat, produk-produk Indofood juga populer di kalangan masyarakat. Artinya, lini bisnis Indofood cenderung stabil dan menghasilkan laba setiap tahunnya. Nah, reputasi ini harus kamu manfaatkan dengan membeli sahamnya agar kamu turut menikmati keuntungan Indofood dalam jangka panjang.
5. Unilever (UNVR)
Pesaing Indofood di sektor konsumer adalah Unilever. Seperti Indofood, produk Unilever populer di kalangan masyarakat. Permintaan produknya stabil sehingga pendapatan Unilever pun stabil. Pada tahun 2018, Unilever mencatatkan keuntungan hingga Rp9 triliun. Pendapatan ini menjadikan Unilever saham blue chip yang rutin membagikan dividen kepada para pemilik sahamnya. Gimana, kamu juga ingin kecipratan?
Tips Memilih Saham yang Bagus bagi Pemula
Berinvestasi saham merupakan investasi jangka panjang yang terbilang aman. Namun, bukan berarti investasi saham tidak ada risikonya. Saham blue chip pun tidak luput dari risiko capital loss (nilai jual saham lebih rendah dari nilai beli), likuiditas (saham tidak bisa diperdagangkan karena tidak ada peminat, atau perusahaan bangkrut), dan delisting (perusahaan dihapus dari bursa saham). Untuk menghindari risiko-risiko tersebut, kamu harus jeli dalam menganalisis profil perusahaan dan saham. Berikut tiga tips memilih saham yang bagus bagi pemula yang dapat kamu terapkan:
1. Pilih Saham yang Dikenal
Sebagai pemula agar tingkat risikonya kecil, sebaiknya kamu memilih saham perusahaan yang telah dikenal. Misalnya, perusahaan dengan produk atau jasa yang sering kamu gunakan. Sebagai konsumen produk tersebut, tentu kamu sudah paham mengenai produknya dan akan lebih intens untuk mengikuti perkembangan bisnis perusahaan. Sehingga kamu akan mudah dan cepat mendapatkan informasi untuk membeli atau menjual sahamnya.
2. Pilih Emiten dengan Indeks Bagus
Bila perusahaan dengan produk atau jasa yang kamu gunakan tidak memiliki reputasi saham yang baik, kamu bisa beralih dengan memilih perusahaan yang tidak kamu kenal baik namun memiliki reputasi bagus di mata publik. Untuk mudah mengetahuinya, kamu dapat memilih emiten dengan indeks LQ45, IDX30, dan lainnya. Indeks LQ45 telah dijelaskan di atas, lalu apa IDX30? IDX30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga 30 saham dengan likuiditas dan kapitalisasi besar. BEI melakukan evaluasi saham IDX30 setiap tiga dan enam bulan.
3. Saham Murah tapi Memiliki Fundamental Bagus
Jika kamu tekun melakukan riset, kamu bisa lho menemukan saham yang bagus dengan harga murah namun belum terlalu dikenal oleh investor. Saham perusahaan medioker bisa menjadi pilihan saham yang bagus bila memiliki fundamental yang bagus, seperti manajemen dan prospek bisnis yang baik. Bila kamu yakin dengan prospeknya, kamu bisa menanamkan modal dengan harapan perusahaan akan menjadi besar seiring waktu. Namun, kamu harus siap dengan risikonya, ya!
Pastikan Lagi Pilihan Saham yang Bagus di Sini
Jika kamu tertarik berinvestasi saham dan ingin memulainya dengan membeli saham dari lima rekomendasi saham yang bagus di atas, kamu dapat melengkapi informasi emiten melalui artikel dan pakar keuangan di MoneyDuck. Kamu dapat berkonsultasi secara gratis dengan pakar keuangan mengenai saham blue chip melalui tombol Konsultasi Gratis di bawah ini.
Charis
Investasi pada saham memang bagus untuk masa-masa normal. Kondisi pada artikel diatas adalah kondisi pada tahun-tahun kemarin, yang sudah tidak relevan untuk tahun 2020 ini. Namun untuk investor-investor yang memang spekulatif, maka masa-masa anjloknya harga-harga saham, justru memilih mambeli beberapa yang menurutnya akan mengalami kenaikan harga dimasa yang akan datang pada saat kondisi sudah normal. Sekali lagi, hal seperti ini adalah spekulatif.
Doni
Saham merupakan surat berharga dari perusahaan yang memiliki nilai jual dan dapat diperjual belikan atau dapat dijadikan sebagai instrumen investasi. Namun, untuk mendapatkan keuntungan dari saham, anda harus pandai memilih saham yang tepat. Berikut adalah 3 sektor saham yang dinilai memiliki nilai keuntungan yang baik, diantaranya adalah sektor komoditas, sektor perbankan, dan sektor consumer goods.
wewe
3 sektor saham yang bagus untuk investasi adalah sektor konsumer seperti Garudafood, Indofood, Mayora, HM Sampoerna, Kalbe Farma dan Ultra Jaya Milk. Kemudian, sektor telekomunikasi seperti Telkom, Indosat, dan XL Axiata, serta sektor logam seperti Aneka Tambang, Vale Indonesia, dan Merdeka Copper Gold.
fe
Wah, mantap sekali contoh-contohnya bang. Terima kasih buat rekomendasinya saham,,, sangat membantu.
Ms Joo
3 sektor saham yang bagus untuk investasi adalah perbankan, logam, dan consumer goods. Jika kita berbicara soal investasi, maka orientasi kita adalah jangka panjang. Sehingga kita harus memilih sektor-sektor yang akan selalu bertahan karena produk yang mereka jual akan dibutuhkan terus menerus. Untuk sektor perbankan Anda bisa memilih bank BUMN atau pun bank swasta seperti BCA. Untuk sektor consumer good seperti Unilever dan Aneka Tambang untuk sektor Logam.
Kristina
Investasi pada instrumen saham pada masa pandemi ini menjadi salah satu yang mudah dilakukan. Investasi saham dapat kita lakukan dari rumah tanpa harus ribet, bahkan dapat kita lakukan melalui smartphone kita. Ada beberapa sektor yang dianggap baik untuk menjadi investasi, salah satunya consumer goods. Tetapi hal ini juga memerlukan kajian dan perhitungan yang tepat. Saya sendiri memiliki beberapa lot saham consumer goods, tetapi di awal tahun 2021 ini malah justru turun.
Fina
Dari ketiga sektor yang ada, sektor mana yang akan Anda sarankan pada seorang trader pemula? Apakah sektor tersebut menjamin bahwa nilai saham akan terus memberi keuntungan? Mengingat di masa pandemi ini banyak sekali sektor yang terkena imbasnya. Bahkan perusahaan sekelas PT Unilever pun ikut terkena imbasnya.