Tren belanja online belakangan ini menjadi semakin meningkat karena adanya pandemi virus corona atau COVID 19. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan oleh pemerintah membuat kita lebih sering berada di rumah saja untuk menghindari kontak fisik yang merupakan media penyebaran virus corona.
Banyak kegiatan yang tadinya kita lakukan secara offline menjadi bergeser menjadi online karena pandemi ini. Salah satunya adalah belanja online, kemudahan yang ditawarkan dan keamanan akan terjangkitnya virus corona menjadi solusi di tengah pandemi ini.
Karena tren yang semakin meningkat tersebut, tak jarang juga banyak yang memanfaatkan momen ini untuk kerja sampingan menjadi penjual atau seller di platform belanja online, namun pastinya tidak semua orang memiliki permodalan yang kuat dan SDM yang memadai sehingga seringkali banyak yang memilih menjadi Reseller atau Dropshipper.
Lalu, sebenarnya apa sih perbedaan Reseller dan Dropshipper dalam dunia belanja online. Lebih untung mana dan bagaimana resikonya? Yuk simak penjelasan dibawah ini!
Perbedaan Utama Reseller dan Dropshipper
Reseller dan Dropshipper sebetulnya secara prinsip penjualan sama sama menjual kembali barang yang telah dibeli. Namun perbedaan utamanya ada di cara kerjanya. Sistem kerja reseller adalah membeli barang dari supplier untuk dijual lagi, prinsip kerja seperti ini mirip dengan pedagang offline pada umumnya dimana reseller membeli barang dari supllier dengan harga dibawah pasaran dan menjual dengan harga pasaran.
Bedanya dengan Dropshipper adalah penjual menawarkan barang tertentu kepada customer dan ketika customer menyetujui pesanannya akan diteruskan ke supplier barang tersebut, prinsip kerja Dropshipper kalau boleh dibilang lebih mirip dengan Makelar atau Midman.
Perbedaan Modal Reseller dan Dropshipper
Kalau soal modal, menjadi Dropshipper tentunya lebih minim modal jika dibandingkan dengan Reseller karena prinsip dari Dropshipper sendiri lebih ke arah makelar sehingga tidak membutuhkan modal uang untuk membeli barang karena uang dari konsumen diterima lebih dulu untuk membeli barang (tidak menyetok)
Menjadi Reseller tentu membutuhkan modal karena harus menyetok barang agar dapat dijual lagi ke customer, selain itu ada biaya transportasi dan sebagainya yang harus kamu sediakan agar barang tersebut dapat sampai di tangan kamu
Perbedaan Keuntungan Reseller dan Dropshipper
Jika berbicara soal keuntungan, tentu lebih besar keuntungan Reseller daripada Dropshipper, mengapa begitu? Pada prinsipnya Reseller lebih mirip dengan pedagang, dimana bisa saja mereka membeli atau mendapatkan supplier yang memiliki harga murah selanjutnya reseller menjualnya dengan margin yang besar.
Kalau Dropshipper karena sifatnya adalah seperti makelar, tentu tidak bisa melakukan hal ini. Dropshipper tentunya hanya bisa mengambil untung sedikit karena tidak melakukan order sebanyak Reseller yang berimbas dengan harga dasar yang didapat tentu lebih tinggi sehingga margin keuntungan pun berkurang.
Perbedaan Resiko Reseller dan Dropshipper
Berbicara soal resiko, baik Reseller dan Dropshipper memiliki resikonya masing masing. Reseller sendiri memiliki resiko barang yang sudah distok ternyata tidak diminati konsumen atau diam lama di gudang, hal ini tentunya membuat reseller terpaksa menjual barang dengan margin sangat tipis atau jual rugi ketimbang tidak laku dan membuat cash flow menjadi terhenti.
Dropshipper sendiri memiliki resiko apabila konsumen sudah membayarkan uang namun ternyata stok barang tersebut tidak tersedia. Lebih parahnya lagi apabila ternyata harga barang yang harus dibeli harganya naik tiba tiba, mau tidak mau Dropshipper akan menanggung rugi karena harus menutupi selisih antara uang konsumen dengan harga yang dibeli di supplier
Perbedaan Penanganan Konsumen Reseller dan Dropshipper
Dalam hal melayani konsumen, tentu sangat kentara perbedaannya antara Reseller dan Dropshipper. Dimana Reseller pastinya harus melakukan pengepakan dan pengiriman barang sendiri. Poin plusnya adalah Reseller bisa mengontrol setiap packing dan delivery secara langsung sehingga meminimalisir terjadinya resiko kehilangan atau kerusakan barang, namun poin minusnya adalah jauh lebih ribet dan memakan biaya.
Sedangkan Dropshipper sendiri tidak perlu pusing memikirkan packing dan pengiriman karena semua dilakukan oleh Supplier terkait. Namun negatifnya adalah resiko kehilangan dan kerusakan menjadi lebih besar karena tidak bisa dikontrol sendiri.
Tips Menjadi Reseller yang Sukses
Menjadi Reseller yang sukses pastinya diinginkan semua orang. Ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti supaya keuntungan kamu bisa maksimal dan resiko bisa kamu minimalisir. Simak tips dibawah
Bandingkan Harga Supplier
Kunci keuntungan dan kesuksesan ketika menjadi Reseller adalah mendapatkan margin sebesar besarnya dengan harga yang kompetitif. Tentu hal ini hanya bisa didapat apabila kamu bisa menemukan harga dari supplier yang paling murah sehingga kamu bisa menjual barang dengan harga pasaran namun dengan margin yang lebih besar karena harga dasar yang kamu dapat lebih rendah dibandingkan reseller lain.
Hindari Menjual Barang Musiman / Monkey Business
Untuk menjadi Reseller yang sukses dan berkesinambungan sebaiknya hindari barang musiman untuk dijual dengan harga yang di markup secara tidak masuk akal. Selain melanggar etika bisnis, hal ini tentu akan mendulang kerugian apabila ternyata barang yang kamu jual nantinya tiba tiba sudah tidak tren lagi
Pastikan Ketersediaan Barang
Ketika memutuskan untuk menjual suatu barang sebaiknya pastikan ketersediaannya atau stoknya. Jangan sampai kamu menjual barang yang ternyata ketersediannya sulit didapat karena tentunya akan membuat calon konsumen menjadi kecewa.
Tips Menjadi Dropshipper yang Sukses
Bisnis Dropshipper sebetulnya lebih cocok untuk dijadikan sampingan saja karena untungnya yang tidak terlalu besar. Namun begitu bisnis ini cocok untuk kamu yang ingin mencoba jualan dengan modal sangat minim. Berikutnya adalah tipsnya.
Memilih Supplier yang Berkerjasama
Tidak semua Supplier mau berkerjasama dengan Dropshipper dengan alasan menjaga harga dan kualitas. Sebaiknya kamu adakan riset terlebih dahulu sebelum posting barang yang ingin kamu promosikan agar kamu tidak kerepotan mencari supplier ketika pembeli sudah menyetor dana ke rekening kamu
Jual dengan Harga yang Kompetitif
Kunci sukses Dropshipper adalah bisa menjual barang dengan harga yang paling mendekati dengan harga pasaran. Jika kamu menjual barang dengan harga yang relatif tinggi dengan harga pasaran, sudah pasti kemungkinan toko kamu dikunjungi atau diklik menjadi rendah sehingga tidak ada yang mau membeli di tokomu
Perhatikan Kecepatan Pengiriman
Salah satu kendala ketika melakukan dropship adalah kita tidak bisa mengontrol kecepatan packing dan pengiriman oleh Supplier. Hal ini bisa diminimalisir dengan selalu memperhatikan reputasi Supplier dan waktu pengiriman yang dilakukan. Hal ini penting dilakukan supaya tidak terjadi komplain di masa yang akan datang.
Nah bagaimana? Apakah Dropship atau Reseller yang akan menjadi pilihan kamu? Semoga artikel ini membantu ya!
Issabell
Menjadi reseller maupun dropshiper sama-sama mempunyai plus minus. Menurut saya pribadi, menjadi seorang reseller lebih menguntungkan. Karena kuantitas penjualan reseller lebih besar daripada dropshiper. Dropshiper hanya penyambung terakhir langsung ke konsumen akhir. Menjadi reseller pun tidak seribet kita melayani end user, dalam hal packaging, pricing, proses pengiriman dan lain sebagainya.