Mungkin kita masih awam dengan soal manajemen risiko sebab frase ini biasanya ditampilkan dalam pembahasan yang menyangkut bisnis dan ekonomi, bagaimana dan apa strategi perusahaan untuk mengurangi risiko kerugian, meningkatkan keuntungan, serta meluaskan usahanya ke bidang lain.
Meskipun terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara manajemen risiko dan asuransi yang disebabkan adanya ruang lingkup dan ide yang berlainan satu sama lain, akan tetapi sebenarnya ada hubungan yang sangat erat antara kedua elemen tersebut apabila anda memperhatikannya secara baik-baik.
Secara gamblang dapat dikatakan bahwa asuransi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen risiko. Mengapa demikian? Sebab kepemilikan asuransi yang mengikat antara penanggung dengan tertanggung merupakan salah satu cara yang lumrah dipakai untuk mengurangi risiko yang mungkin saja atau bahkan sudah terjadi.
Resiko dan Produk Asuransi
Misalnya saja begini, saat anda membeli sebuah produk asuransi dari perusahaan penyedia asuransi, maka akan terjadi kontrak perjanjian bahwa perusahaan asuransi tersebut akan berkewajiban untuk memperingan dampak buruk dari risiko yang terjadi dengan cara memberikan sejumlah uang santunan atau bahkan melakukan penggantian biaya kerusakan atau kerugian yang ditimbulkan dari risiko yang terjadi.
Dalam hal ini, kepemilikan polis asuransi anda dengan adanya komitmen pelunasan premi setiap kali jatuh tempo akan dianggap sebagai salah satu upaya anda untuk melakukan manajemen risiko. Anda berupaya meminimalisir dampak buruk dari risiko lebih besar lagi terjadi dimana anda merasa yakin bahwa dampak risiko tersebut akan memberatkan hidup anda jika tidak diantisipasi sedemikian rupa.
Anda merasa belum puas dengan penjelasan ini? Oleh karena itulah, pada pembahasan kali ini, akan dipaparkan secara singkat mengenai manajemen risiko dan asuransi serta sejumlah perbedaan yang melingkupinya. Hal ini diharapkan agar anda memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai pentingnya implementasi dari suatu manajemen risiko dan kepemilikan sebuah produk asuransi yang ternyata memilki keterkaitan yang erat dengan manajemen risiko itu sendiri.
Pengertian Manajemen Risiko dan Asuransi yang Perlu Anda Perhatikan
Jika tadi dijelaskan secara singkat mengenai hubungan antara manajemen risiko dengan asuransi yang ternyata sanga berkaitan satu sama lain, maka sebelum melakukan pembahasan lebih mendalam lagi, akan didefinisikan terlebih dahulu mengenai apa itu manajemen risiko dan apa itu asuransi.
Sebenarnya risiko itu memiliki dua pengertian yang mencakup:
Disebabkan oleh Peristiwa yang Sedang Berlangsung Bahaya atau akibat buruk yang bisa saja terjadi disebabkan adanya sebuah peristiwa yang sedang berlangsung atau kejadian tersebut akan berlangsung di masa mendatang. Misalnya begini, anda menyebut bahwa anda tengah menghadapi risiko kecelakaan saat anda menyetir mobil anda di jalan raya yang penuh sesak, atau risiko adanya kematian saat anda bekerja untuk membangun sebuah bangunan yang sangat tinggi. Disini risiko terjadinya kematian ataupun kecelakaan pada diri anda, bisa saja terjadi dan bisa saja tidak. Oh iya, sebenarnya masih banyak lagi contoh-contoh yang bisa dikemukakan
Situasi yang Tidak Pasti Risiko dapat didefinisikan sebagai situasi yang tidak pasti saat suatu hal buruk yang tidak diharapkan, malah terjadi dan karenanya akan memunculkan kerugian pada diri anda, entah itu kerugian material maupun non material. Tidak ada kepastian di dalamnya apakah akan terjadi atau tidak, namun andaikan terjadi, maka keadaan itu akan terasa sangat memberatkan anda.
Berarti dari pijakan inilah, dapat diartikan bahwa manajemen risiko adalah suatu upaya pengelolaan risiko dimana upaya ini akan melingkupi proses identifikasi, penilaian dan evaluasi, serta upaya pengendalian dari risiko itu dengan harapan supaya dampak buruknya tidak begitu besar dirasakan. Perlu diketahui bahwa definisi ini merupakan definisi secara umum yang mencakup segala kondisi dan keadaan.
Adapun dalam bidang ekonomi dan bisnis, manajemen risiko itu sendiri dapat diartikan sebagai upaya identifikasi, evaluasi/penilaian, dan juga pengendalian risiko dimana risiko tersebut jika tidak dikelola sebaik mungkin, maka akan dapat mengancam kelangsungan bisnis atau kegiatan perusahaan.
Mari Mengenal Lebih Lanjut Soal Asuransi
Jika anda sudah memahami apa itu manajemen risiko, lalu sekarang apakah yang dinamakan dengan asuransi?
Kata asuransi sendiri berasal dari kosa kata bahasa Inggris insurance, yang berarti insurance. Kata asuransi ternyata banyak memilki definisi yang semuanya memilki fokus terhadap adanya kontrak perjanjian yang mengikat antara penanggung dengan tertanggung. Dengan demikian, biasanya asuransi akan melibatkan dua entitas atau dua pihak sebagai konsekuensi dari adanya kesepakatan tertulis tersebut, dimana masing-masing entitas akan menanggung kewajibannya dan memperoleh haknya masing-masing sesuai dengan isi perjanjian itu.
Apabila kita menyimak akan pengertian definisi menurut UU nomor 2 tahun 1992 perihal usaha perasuransian, maka asuransi disini dapat diartikan secara lugas sebagai suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung itu akan mengikatkan diri kepada pihak tertanggung, dengan imbalan penerimaan premi asuransi dari pihak tertanggung, untuk menawarkan penggantian kepadanya disebabkan adanya kerugian, kerusakan ataupun kehilangan keuntungan yang diharapkan.
Mengenal Kriteria Risiko yang Bisa Diasuransikan
Pertanyaan selanjutnya akan berpusat kepada lalu risiko apa sajakah yang bisa diasuransikan oleh pihak perusahaan asuransi. Apakah semua risiko yang ada dalam hidup ini dapat diasuransikan begitu saja? Atau apakah ada kriteria khusus yang diberikan terhadap risiko mana sajakah yang bisa diasuransikan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah risiko dapat diasuransikan sebagai berikut:
Kerugian-Kerugian yang Layak Secara Ekonomis
Kerugian ini adalah yang berarti bahwa kerugian-kerugian yang muncul akibat terjadinya risiko tersebut merupakan kerugian yang mengandung unsur-unsur ekonomi, yang bisa digantikan dengan pemberian uang santunan.
Kerugian oleh Kecelakaan
Kerugian yang disebabkan oleh suatu kecelakaan, maka hal ini bisa menjadi kriteria daripada risiko yang dapat diasuransikan.
Kerugian yang Terukur
Kerugian-kerugian yang bisa diukur dan ditentukan sehingga proses penggantian akan berjalan secara lancar dan mudah, sebab terukur secara jelas.
Kerugian Bersifat Lumrah
Kerugian itu bersifat lumrah yang bisa dialami oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
Perbedaan Manajemen Risiko dan Asuransi Yang Perlu Dicermati
Banyak yang beranggapan bahwa manajemen risiko dan asuransi merupakan satu hal yang sama alias tidak ada perbedaan. Namun jika ditilik lebih dalam lagi, maka ternyata ada beberapa perbedaan antara manajemen risiko dan asuransi yang perlu dipelajari lebih lanjut.
Berikut perbedaan-perbedaan yang mendasar seperti dijelaskan di bawah ini:
Segi Ruang Lingkup Penekanan
Dari segi ruang lingkup penekanan, manajemen risiko akan lebih memberikan penekanan terhadap upaya dalam menemukan, mengevaluasi dan menganalisa risiko apa saja yang akan terjadi, sehingga akan memiliki cara antisipatif yang tepat untuk menghindarkan atau setidaknya meminimalisir kerugian yang diderita. Sementara itu, asuransi, seperti dipaparkan sebelumnya, dapat dianggap sebagai sebuah cara yang dikerjakan untuk mengurangi kerugian atau kerusakan yang diakibatkan oleh terjadinya risiko tersebut dengan melibatkan pihak penanggung dan pihak yang ditanggung.
Segi Fungsi dan Tugas
Adapun dari segi fungsi dan tugas, maka dapat dikatakan bahwa tugas dari suatu manajemen risiko itu adalah memberikan evaluasi dan penilaian terhadap cara-cara untuk menanggulangi risiko, sementara itu asuransi berfungsi untuk menangani semua proses pengalihan risiko dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung. Secara singkat dapat dikatakan bahwa manajemen risiko itu adalah penilaian terhadap risiko yang mungkin terjadi, sementara asuransi adalah pengalihan tanggungan risiko. Jadi sangat berbeda kelihatannya.
Pihak yang Dilibatkan
Dalam menjalankan programnya, manajemen risiko akan melibatkan kerjasama dari beberapa individu serta bagian-bagian lainnya yang bernaung pada sebuah perusahaan, sementara asuransi hanya melibatkan orang-orang dalam jumlah yang sangat kecil dan terbatas, misalnya anda, anggota keluarga anda, dan pihak perusahaan sebagai satu entitas.
Dampak Keputusan yang Dihasilkan
Mengenai dampak dari keputusan yang dihasilkan, maka manajemen risiko ini akan menghasilkan keputusan yang memiliki dampak sangat besar terhadap jalannya perusahaan, sementara asuransi memilki dampak keputusan yang lebih kecil, dan bahkan lebih terbatas.
Nah, apabila anda baca lebih cermat lagi mengenai empat perbedaan di atas, maka anda akan dapat menarik sebuah benang merah bahwa terdapa relasi yang sangat erat antara manajemen risiko dan asuransi, dimana asuransi itu sendiri merupakan salah satu cara dari banyak cara dalam hal pengelolaan risiko yang mungkin akan terjadi di waktu-waktu mendatang.
Tidak hanya itu, dari hubungan yang terjalin erat antara manajemen risiko dan asuransi, dapat pula disimpulkan bahwa manajemen risiko bukan merupakan area monopoli oleh suatu perusahaan, sebab anda pun dan kita semua dapat melakukan manajemen atau pengelolaan risiko secara baik, dimana salah satunya dengan cara membeli sebuah produk asuransi yang akan memberikan manfaat sesuai dengan keperluan.
Ada banyak jenis produk asuransi yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan penyedia asuransi di tanah air, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kecelakaan kerja dan lain sebagainya, yang semuanya itu merupakan langkah awal yang baik dalam mengimplementasikan manajemen risiko.
Demikian penjelasan singkat mengenai hubungan dan perbedaan antara manajemen risiko dan asuransi yang hendaknya anda ketahui, supaya anda mendapatkan gambaran yang lebih spesifik lagi mengenai pentingnya merealisasikan manajemen risiko dan memiliki asuransi untuk meminimalisir dampak buruk dari kerugian yang ditimbulkan akibat terjadi risiko yang tidak diinginkan tersebut.
Andhika
Apakah dari penjelasan di atas, seseorang yang membeli produk asuransi tertentu berarti sedang melakukan manajemen resiko terhadap kehidupannya? Menurut Anda apakah perlu melakukan manajemen resiko dengan mendaftarkan diri dalam produk asuransi tertentu untuk menghadapi kemungkinan dan hal-hal yang bisa menimpa kita?