Inilah Beberapa Biografi Pengusaha Sukses Dari Nol, Yang Bisa Anda Jadikan Motivasi

Ada beberapa sosok pengusaha yang kesuksesannya sangat terkenal dan tentu saja membuat banyak orang ingin mengetahui bagaimana sejarah dari kehidupan mereka. Berikut beberapa nama pengusaha sukses yang memulai karirnya dari nol hingga kini mereka dikenal karena kesuksesannya.

Bob Sadino

Bob Sadino

Bob Sadino merupakan salah satu pengusaha sukses Indonesia, terkenal dengan gaya dan tampilan nyentrik selalu memakai celana pendek dengan kemeja dalam kesehariannya ketika ia masih hidup. Dikenal sebagai salah satu konglomerat pemilik usaha kemfood, kemchicks dan kemfarm ini memiliki kisah inspiratif dibalik perjuangannya yang jatuh bangun dalam membangun usahanya hingga sukses seperti sekarang. Berikut kami sajikan biodata, profil serta Biografi Bob Sadino secara singkat dan kisah suksesnya dalam membangun usahanya dari nol.

Ia lahir dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino kemudian dikenal dengan nama Bob Sadino. Lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933 dan wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Ayahnya bernama Sadino yang bekerja sebagai kepala sekolah. Ibunya bernama Itinah Soeraputra.

Walaupun tumbuh besar di zaman Hindia Belanda ketika itu, Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Seluruh kebutuhannya tercukupi kala itu. Ia bahkan dapat menyelesaikan pendidikannya hingga SMA. Jaringannya luas ketika itu karena ia bergaul dengan siapa saja. Tamat SMA, ia kemudian langsung bekerja di PT Unilever. Namun ia hanya bekerja beberapa tahun saja. Ia sempat melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, namun karena merasa bosan atau kurang cocok, ia pun keluar dari kampus itu. 5 #Perusahaan Bob Sadino

    • Kemang Food Industries (PT Kemfood)
    • PT. Kem Farm Indonesia
    • PT Boga Catur Rata (Kem Chicks)
    • The Mansion
    • Kem Travel (Kemang Nusantara Travel)

Tentu masih banyak perusahaan lain milik Bob Sadino yang tidak kami tuliskan semua. Sebagai pengusaha beliau sudah meninggalkan kesuksesan untuk generasi penerusnya. Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran pernafasan kronis.

Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.

Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti, wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari tahun 1965. Putri dari Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah, seorang peternak sukses Pangandaran. Keluarga Susi terbilang dari kasta atas Pangandaran. Ini dilihat dari silsilah keturunannya. Kakek buyutnya adalah salah seorang tuan tanah di Pangandaran. Pendidikan wanita yang kini berumur 49 tahun ini hanya sampai di SMP saja.

Dia adalah wanita yang lebih mencintai karir daripada pendidikan. Semasa kecil, Susi sangat suka dengan pesawat terbang, bahkan dia sering mengatakan akan memiliki pesawat terbang sendiri. Semasa duduk di bangku Sekolah Dasar, Susi lebih banyak bermain, berlari, khas tipe anak agresif. Sampai kemudian melanjutkan ke bangku SMP dan memiliki ijazah. SMA-nya dilanjutkan di SMAN Yogyakarta, tapi sampai kelas II saja, dan memilih keluar dan berbisnis ikan. Bisnis ikan yang digelutinya berawal dari modal menjual perhiasan sebesar Rp 750.000.

Keberhasilan bisnis ikan yang kian berkembang pesat inilah akhirnya Susi bersentuhan dengan pesawat terbang. Saat bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar. Karena untuk membawanya ke Jakarta melalui darat, dan laut, membutuhkan waktu relatif panjang, rentan membuat ikan membusuk atau tidak segar lagi. Kondisi inilah yang membuat wanita peraih penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004 ini, berinisiatif membeli Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar hasil pinjaman lunak bank.

Susi Pudjiastuti menerima banyak penghargaan, di antarnya Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden RI, Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005, Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award dari PT Exelcomindo, dan Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2009.

Siapa sangka, wanita yang hanya lulusan SMP ini dipilih oleh Presiden terpilih Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Banyak yang pengkritik, meragukan kemampuan, bahkan karena alasan kalau Susi adalah wanita perokok dan bertato, tapi ada pula yang menunggu kiprah mantan pebisnis ikan ini memajukan bangsa dari sektor kelautan dan perikanan.

Reza Nurhilman

Reza Nurhilman

Pria kelahiran kota Bandung, 29 September 1987 ini merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Sejak kecil, orang tua Reza bercerai. Reza kemudian diasuh oleh orang tua angkatnya. Status ‘broken home’ membuat ia pernah terjerumus ke hal-hal negatif saat usinya masih sangat muda. Ia mengenyam pendidikan sekolahnya di Bandung. Setelah lulus dari SMAN 2 Bandung, Reza memilih mencoba merintis usaha ketimbang masuk ke perguruan tinggi. Dengan modal usaha yang ia berhasil kumpulkan, Reza kemudian mencoba berbagai macam jenis usaha. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, ia berjualan berbagai macam produk. Mulai dari barang elektronik hingga pupuk yang ia geluti selama hampir empat tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2009.

Perkenalannya dengan bisnis cemilan, dimulai saat ia bersama dengan temannya pergi ke Cimahi. Disana ia mencicipi keripik lada pedas buatan seorang nenek. Reza Nurhilman kemudian tertarik dengan rasa cemilan tersebut. Reza melihat bahwa keripik tersebut mempunyai rasa yang enak namun pemarasan dari keripik pedas tersebut masih kurang baik. Keripik tersebut tidak dipasarkan keluar daerah dan produksinya hanya pada saat-saat tertentu saja.

Reza Nurhilman kemudian fokus menggeluti usaha cemilan keripik singkong ini. Dengan strategi bisnis yang tepat ia yakin bisnis cemilannya bisa dikenal di seluruh Indonesia.

Sunny Kemangmau

Sunny Kemangmau

Sunny Kamengmau berasal dari Nusa Tenggara Timur. Perjalanannya menjadi seorang pengusaha bukannya perjalanan yang mudah, namun banyak rintangan dan penuh dengan perjuangan. Perjuangan dimulai saat Sunny Kamengmau masih muda, dia kabur dari rumah saat masih menempuh pendidikan SMA. Dia lari dari rumah dan sampailah di Kuta, Bali. Sesampainya di Bali, Sunny Kamengmau bekerja di sebuah Hotel di Bali sebagai tukang kebun. Setahun kemudian, dia mendapat promosi dan menjadi satpam di hotel tersebut. Dia menjadi saptam selama empat tahun.

Kisah sukses seorang pengusaha tidak langsung datang begitu saja, begitupun yang terjadi pada Sunny setelah adanya peluang emas tersebut. Dia berkali-kali gagal dalam menjalankan bisnis ini. Bahkan, Sunny perlu waktu selama enam bulan untuk membuat sebuah sampel tas kulit yang disukai oleh masyarakat Jepang. Itupun tidak langsung diterima. Penjahit Sunny hampir menyerah dan berputus asa dalam membuat tas kulit yang diterima masyarakat Jepang. Namun, Sunny tidak menyerah. Sunny terus mencoba dan bertekad kuat membuat tas kulit yang berkualitas agar dapat diterima oleh masyarakat Jepang.

Setelah gagal berkali-kali, Sunny akhirnya dapat membuat tas yang diterima oleh masyarakat Jepang. Pada awalnya pesanan tidak begitu banyak, namun pada tahun 2003, Sunny sudah mendapat pesanan 100 hingga 200 tas perbulan.

Tahun 2006, tas yang dikirim Sunny ke Jepang dengan merek dagang Robita dapat memproduksi sebanyak 5000 tas perbulannya. Tas Robita merupakan tas yang digemari kalangan sosialita dan dibanderol mulai harga 2 juta rupiah hingga 4 juta rupiah. Sehingga omset Sunny tiap bulannya sekitar 10 miliar rupiah.

Gibran Rakabuming

Gibran Rakabuming

Gibran Rakabuming Raka lahir di Solo pada tanggal 1 Oktober 1987. Anak pertama dari 3 bersaudara ini sejak kecil tinggal di Solo, ia menempuh pendidikan sekolah dasarnya di Solo, kemudian saat SMP hijrah ke Singapura untuk melanjutkan Sekolah Menengah Atasnya (SMA) di Orchid Park Secondary (2002), setelah lulus ia melanjutkan kuliahnya di Management Development Institute of Singapore (MDIS), Singapura (2007), kemudian di University of Technology Insearch, Sydney, Australia(2010).

Gibran tertarik kepada bisnis kuliner sejak ia masih berkuliah di Singapura, meskipun ia tidak berkuliah di jurusan Tata Boga, tetapi ia tertarik untuk mengembangkan bisnis tersebut di Indonesia. Setelah menyelesaikan studinya, pada tahun 2010 ia mulai membuka bisnis catering, saat itu ia hanya memiliki belasan karyawan. Untuk mendapatkan modal awal, ia harus mengajukan 7 proposal ke berbagai tempat, ia tidak mau meminta modal dari ayahnya, apalagi mendompleng nama ayahnya yang saat itu masih menjabat sebagai walikota Solo. Untungnya 1 dari 7 proposal yang diajukan diterima oleh pihak bank, sehingga Gibran mendapatkan pinjaman dana sebesar Rp. 1M untuk membuka bisnisnya.

Catering Gibran menawarkan berbagai jenis masakan mulai dari Jawa, Jepang, Eropa, dan lain-lain. yang membedakan Chili Pari Catering Service dengan yang bisnis catering lainnya adalah Chili Pari Catering Service menerapkan sistem “piring terbang” sesuai dengan karaktristik orang Solo yang menerapkan prinsip “kalo tamu ngga dilayani, itu ngga sopan namanya”. Selain itu Chili Pari Catering Service juga melayani wedding organizer (pernikahan) seperti gedung, rias pengantin, dekor dan lain-lain.

Melihat kesuksesan yang diraih Gibran akhirnya Jokowi luluh dan dan mengizinkan anaknya untuk mengelola catering wedding di gedung pertemuan Graha Saba milik Jokowi. Selain itu, bisnis cateringnya juga sering mengikuti event nasional dan internasional, ia juga menjabat sebagai ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia(APJBI) kota Solo.

Dengan sifat ulet, tegas, jiwa kokoh dan mandiri yang dimilikinya, Gibran pun berhasil mencapai kesuksesan tanpa harus mendompleng nama orang tua dan mengandalkan orang lain. Pada tanggal 10 Maret 2016 Gibran menikahi mantan Putri Solo 2009 yaitu Selvi Ananda dan dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Jan Ethes Srinarendra.

Nicholas Kurniawan

Nicholas Kurniawan

Berangkat dari Keluarga Melarat, nama Nicholas Kurniawan dikenal sebagai sosok pemuda sukses yang mengantongi uang ratusan juta rupiah oleh karena usaha suksesnya sebagai eksportir ikan hias. Setiap hasil yang ia kerjakan bukan semata-mata karena ia memiliki latar belakang seorang yang berpengalaman atau bahkan anak orang kaya yang sudah memiliki modal besar untuk usahanya.

Kisah Sukses Nicholas Kurniawan, Pengusaha Ikan Hias. Pemuda kelahiran 29 Januari 1993 ini, ternyata terlahir dari sebuah keluarga yang tidak terlalu berada. Perekonomian keluarga yang minim membuat orangtua Nicholas harus berutang kesana kemari untuk menyambung hidup dan juga menyekolahkan anak-anaknya. Tak jarang keluarganya mendapat cemoohan, caci maki dan hinaan. Dari mengelola bisnis jual beli ikan Garra Rufa, Nicho mampu menghasilkan 2-3 juta rupiah perbulan. Kemudian bisnisnya semakin berkembang tidak hanya fokus pada satu jenis ikan saja, namun merambah pada segala jenis ikan hias.

Berbekal ilmu yang ia dapat dari pekuliahan, ia kemudian mengembangkan bisnisnya dan membangun sebuah brand dengan nama Venus Aquatics. Dari brand yang ia bangun ini, ia mampu memperoleh pemasukan ratusan juta rupiah tiap bulannya. Dan ia mampu menjual ikan hias ke berbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ke luar negeri.

Meskipun dari aktivitas bisnis melalui brand yang ia kembangkan sudah berhasil mendapatkan pemasukan yang besar, namun Nicho tidak ingin berhenti sampai di situ saja. Bersama dengan teman kampusnya, ia ingin menularkan virus kesuksesan dalam berbisnis pada adik-adik SMA nya melalui Synergy Entrepreneur Academy. Synergy Entrepreneur Academy adalah suatu konsep inisiasi untuk memberikan workshop #startup bisnis bagi para siswa SMA. Dari sini Nicho Kurniawan berharap mampu mencetak 5 juta pengusaha baru.

Hamzah Izzulhaq

Hamzah Izzulhaq

Hamzah adalah kata sapaan atau panggilan akrab enterperneur muda ini dengan nama lengkap : Hamzah izzulhaq, Hamzah adalah salah satu contoh enterperneur muda yang sukses dengan usaha membangun Franchase dan juga sebagai Direktur CV Hamasa yang bergerak dalam bidang kerajinan sofa bed.

Hamzah sudah belajar berbisnis mulai usia dini pada waktu kelas 5 SD dengan menjual beberapa macam permainan seperti kelereng, petasan,dan berbagai macam permainan yang disukai anak-anak. Mulai beranjak dewasa padawaktu masuk jenjang SMA Hamzah mulai berbisnis dalam bidang pulsa dan buku – buku dengan melobi pamannya yang mempunyai Toko buku yang besar Hamzah mulai menjadi Distributor Buku dengan diskon 30 % dari pamannya. Buku tersebut dijualkan kepada adik kelas dan kakak kelasnya dengan diskon 10% sehingga dia meraup keuntungan 20% setiap bukunya. dari itu semua hamzah mengantongi Rp 950 ribu.

Setelah dapat modal tersebut Hamzah membuka konter pulsa tetapi sayangnya dalam 3 bulan gulung tikar karena pulsanya sering dikonsumsi sendiri. Dia merasa down dari kebangkrutannya, Hamzah harus bangkit dari keterpurukannya dengan membaca buku-buku bisnis dan motivasi pengembangan diri. Dari sisa tabungannya Hamzah menggunakannya untuk jualan pulsa lagi dan membeli alat pembuat pin pada waktu kelas2 SMA. setelah usaha tersebut hamzah merugi karena tak menguasai teknik dalam pembuatan pin sehingga produksinya banyak yang gagal dan Ayah hamzah marah besar.

Hamzah tidak putus asa dan kembali lagi merenungi kesalahannya dan membaca biografi pengusaha-pengusaha besar tak lama kemudian ia berjualan snack-snck roti dan meraup keuntungan 5 jutaan dan setelah itu ia ketemu dengan mitra bisnis yang menjual franchise bimbel seharga 175 jutatetapi hamzah tidakpunya uang sebesar itu kemudian di harus pinjam ayahnya yang sebagai dosen teapi ayahnya meminjami uang 70 juta yang semestinya untuk dibelikan mobil. Hamzah melobi untuk membayar 75 juta dulu sisanya yang 100 juta untuk dicicil.

Usaha tersebut berkembang dengan pesat sehingga hamzah mempunyai 3 lisensi bimbel. Dia memperoleh omzet sebesar Rp360 juta/6 bulan dari 200 jumlah siswa yang ada dengan keuntungan sekitar Rp180 juta/6bulan. Setelah sukses mengelola bisnis tersebut , Hamzah lalu mengembangkan sayapnya dengan melirik usaha sofabed. Sekarang , bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Dia resmi menjadi direktur muda di perusahan kerajinan sofa Setelah Lulusan SMA tahun 2011 omzetnya sekarang mencapai mencapai Rp100 juta per bulan.

Yasa Singgih

Yasa Singgih

Yasa Paramita Singgih lahir di Bekasi 23 April 1995. Dia adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, Prajna, Viriya dan Yasa sendiri. Ayanya bernama Marga Singgih dan ibunya bernama Wanty Sumarta. Pendidikan dasarnya ia sepesaikan di SD Ananda dan SD Surya Dharma, lalu melanjutkan di sekolah menengah dan akhir di SMA Regina Pacis Jakarta.

Saat Yasa duduk di bangku 3 SMP, ayahnya menderita sakit jantung. Penghasilan sang ayah saat itu digunakan untuk membiayai sekolah anak-anaknya daripada membiayai pengobatan sakit sang ayah. Melihat keadaan tersebut hatinya terketuk untuk mencari penghasilan sendiri untuk membantu orang tua. Ia pun mulai menjadi pembawa acara guna mencari uang jajan sendiri. Usaha pertamanya adalah melamar sebagai Master of Ceremony, bekerja sebagai pembawa acara di sebuah pusat perbelanjaan. Dalam seminggu ia menerima uang Rp.350.000 setiap kali tampil sehari.

Setelah UN usai, ia kembali lagi terjun ke dunia bisnis, kali ini dengan sebuah konsep yang jelas dengan dilengkapi bisnis plan yang tersusun rapi. Dia kembali mengibarkan bendera Men’s Republic yang menjual perlengkapan mode khusus pria. Pada awalnya, Yasa Singgih hanya menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang beragam. Saat ini Men’s Republic menjual produk celana dalam, jaket dan juga sandal untuk pria.

Kini, produk Men's Republic telah menjual 500 buah pasang sepatu per- bulan. Tanpa ada pabrik Yasa mampu menghasilkan omzet ratusan juta rupiah. Dari usaha tersebut ia mampu mendapatkan laba bersih 40% . Tak puas pada produknya sekarang, masih ada pemikiran dibenaknya untuk menjual produk ikat pinggang, dan celana. Yang paling pasti adalah ia akan terus mematangkan konsep bisnis sambil berjalan.

Yasa juga sering dipanggil mengisi seminar atau memberikan training. Melalui Twitter, ia rajin menyemangati para pengusaha muda agar selalu semangat. Prinsipnya satu yaitu "Never too Young to Become Billionaire" atau tidak ada kata terlalu muda untuk menjadi seorang miliarder. "Men's Republic" adalah bisnis ketiganya yang berfokus pada penjualan secara online. Dia menjual produk yang dikhususkan untuk pria. Dia menjual baik produk miliknya sendiri atau produk milik orang lain. Ia juga berencana membangun "Bilionary Versity, yaitu sekolah bisnis non- formal untuk para pengusaha muda.

Yasa telah mendapatkan berbagai macam penghargaan dan telah diliput oleh berbagai macam majalah, radio & stasiun TV. Ia juga telah diundang oleh banyak komunitas dan universitas untuk memberikan sharing seputar bisnis, inspirasi dan pengembangan diri. Sampai dengan sekarang ia masih sering kali gagal, gagal dan gagal dalam setiap hal yang ia lakukan, karena Yasa percaya bahwa gagal = belajar. Bahkan ia telah menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk mengikuti seminar, training dan workshop pengambangan diri dan bisnis. When you stop learning, you stop growing.

Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman

Pria kelahiran 27 April 1968 di Bone, Sulawesi Selatan, ini dikenal sebagai pribadi yang jujur dan cerdas. Andi Amran Sulaiman pun resmi diangkat sebagai Menteri Pertanian Republik Indonesia ke-26 oleh Presiden Joko Widodo pada 27 Oktober 2014.

Menamatkan Program Doktor Ilmu Pertanian di Universitas Hasanuddin pada tahun 2012 lalu, dia pernah menerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari Presiden RI pada tahun 2007 dan Penghargaan FKPTPI Award tahun 2011 di Bali.

Putra asli Kabupaten Bone ini juga disebut masih berada dalam garis keturunan Raja Bone yang berasal dari pihak ayahnya. Dia adalah keturunan dari La Pawawoi Arung Sumaling (anak ke-4 La Tenri Tappu Raja Bone ke-23). Kemudian, La Pawawoi Arung Sumaling mempunyai keturunan bernama Andi Baco Gangka Petta Teru yang memperistrikan Karaeng Beja (anak Karaeng Bantaeng/Karaeng Bore yang berdomisili di Bantaeng.

Di balik sosok Andi Amran Sulaiman yang cerdas dan jujur, ada seorang wanita bernama IR. Hj. Martati yang senantiasa mendampinginya. Dari pernikahannya dengan Martati, dia kini telah dianugerahi empat anak, yaitu Andi Amar Ma'ruf, Andi Athira, Andi Muh. Anugrah, dan Andi Humairah.

Meski usianya yang masih relatif muda, dia telah mampu membangun dan membesarkan 14 perusahaan yang tergabung dalam sebuah holding Tiran Group, yang meliputi Unit Usaha: Tambang Emas, Tambang Nikel, Proyek Gula, Proyek Perkebunan Kelapa Sawit, SPBU, Distributor Unilever, Distributor Semen, Produsen Pestisida, dan usaha lainnya.

Perusahaannya juga telah mengantongi surat izin tetap pestisida, Ammikus 65PS dari Menteri Pertanian RI tahun 2011, surat izin tetap pestisida Ranmikus 59PS dari Menteri Pertanian RI tahun 2012, surat izin tetap pestisida Timikus 64PS dari Menteri Pertanian RI tahun 2012, dan Hak Paten Alpostran (Alat Empos Tikus modifikasi) dari Menteri Kehakiman tahun 2014.

Andi Amran Sulaiman juga kerap dikaitkan dengan kemenangan Jokowi dalam pemilihan presiden tahun 2014. Hal itu tak lepas dari keputusannya untuk terlibat secara penuh sebagai koordinator relawan Sahabat Rakyat KTI. Yang kemudian disebut-sebut sebagai ujung tombak pemenangan Jokowi-JK di Kawasan Timur Indonesia.

Rudiantara

Rudiantara

Rudiantara adalah sosok pengusaha yang sudah pernah menjajal berbagai macam bidang, mulai dari perusahaan telekomunikasi hingga industri lain seperti listrik, semen, hingga kereta api. Tidak salah bila akhirnya, pria berumur 55 tahun tersebut menjadi komisaris di berbagai perusahaan. Paling anyar, Raharja tercacat menjadi Komisaris Utama Rukun Raharja sejak 11 Juni 2014 lalu.

Namun, nama Rudiantara sendiri lebih dikenal di dunia telekomunikasi Indonesia. Pria bergelar Sarjana Statistik dari Universitas Padjadjaran tersebut memulai karir di bidang telekomunikasi sebagai General Manager Marketing Indosat pada tahun 1986. Setelah itu, Rudiantara terus malang melintang di berbagai perusahaan telekomunikasi besar tanah air.

Sejak tahun 1996, Rudiantara didapuk sebagai Chief Operating Officer di PT Telekomindo di tahun 1996. 11 tahun setelahnya dihabiskan oleh Rudiantara di berbagai jabatan eksekutif di Indosat maupun Telkomsel. Baru di tahun 2005 Rudiantara menjabat salah satu posisi direktur di PT XL Axiata Tbk yang dulu masih bernama PT Excelcomindo Pratama Tbk.

Hampir tiga tahun di XL, Rudiantara menjadi salah satu komisaris di PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Lalu statusnya berubah menjadi Komisaris Independen sejak tahun 2011 hingga 2012. Selain itu, pria yang juga mempunyai gelar MBA dari IPPM (1988) tersebut juga pernah menduduki posisi Sekeretaris Jendral dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI).

Karir Rudiantara berkembang pesat tidak hanya di sektor komunikasi saja. Sejak tanggal 28 September 2006, Rudiantara menempati posisi strategis di PT Semen Gresik Tbk. dan berhasil mewujudkan 5 pembangunan pembangkit listrik bermesin turbin batubara berkapasitas 400 MW.

Keberhasilan tersebut yang mungkin memacu Rudiantara untuk mengadu nasib sebagai Wakil Dirut PLN di tahun 2006. Selama dua tahun di perusahaan listrik plat merah tersebut, Rudiantara mempunyai andil besar dalam pengumpulan dana untuk pembangunan pembangkit listrik 10 ribu megawatt meski akhirnya dia mengundurkan diri di tahun 2009. Rudiantara juga sempat mencicipi dunia perkeretaapian dengan memegang jabatan rangkap sebagai CEO Bukitasam Transpacific Railways dan CEO Transpacific Railways Infrastructure (TRI).

Rachmat Gobel

Rachmat Gobel

Pria kelahiran 3 September 1962 ini merupakan anak kelima dari putra laki-laki pertama pasangan Alm. Drs. H. Thayeb Mohammad Gobel dan Almh. Annie Nento Gobel. Rahmat Gobel menikah dengan Retno damayanti dan telah dikaruniai dua orang anak, bernama Nurfitria Sekarwilis Kusumawardhani dan Mohammad Arif Gobel.

Masa kecil Rahmat pernah diminta oleh ayahnya untuk mengikuti latihan di pabrik sehari penuh. Dari situlah Rahmat mengerti dunia usaha. Hingga pada tahun 1981 dia lulus SMA di Jakarta dan melanjutkan kuliahnya di Chuo University - Jepang. Berawal dari situlah kemudian Kelompok Usaha Gobel memiliki rekan utama bisnis dengan Panasonic Group.

Tahun 1989 Rahmat kembali ke Indonesia dan menduduki posisi Asisten Presiden Direktur PT National Gobel (sekarang menjadi PT. Panasonic manafacturing Indonesia). Dua tahun berikutnya dia diangkat sebagai anggota Dewan Direksi yang memiliki kewenangan penuh atas perencanaan manajemen perusahaan.

Pada 2002, Ketua Umum Kadin Indonesia yang ketika itu dipegang oleh Aburizal Bakrie mempercayai Rachmat Gobel untuk duduk sebagai Ketua Kadin Indonesia Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia dan Elektronika. Sejak saat itu dia banyak melakukan kunjungan ke sentra industri di berbagai daerah. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mencari permasalahan yang terjadi dan berusaha mencari solusi. Berkat kepeduliannya ini, Rahmat memiliki track record apik di bidangnya.

Saleh Husin

Saleh Husin

Saleh Husin lahir di Rote, Nusa Tenggara Timur, 16 September 1963 dari pasangan H. Husin L dan Hj. Ma Aket. Ia merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara. Masa kecil Saleh dihabiskan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keluarganya serba pas-pasan. Bapaknya seorang nelayan dan ibunya penjual kue. Untuk menopang biaya hidup keluarga, Saleh tidak segan untuk menjual kue dan ikan. Hampir empat tahun dia lakukan pekerjaan ini.

Lulus SMA, pada usia 19 tahun, Saleh merantau ke Pulau Jawa. Pada tahun 1982, tekad untuk masuk AKABRI gagal. Dia coba lagi dua tahun berikutnya gagal lagi karena alasan yang sama fungsi mata kanannya terganggu. Saleh sadar jalur militer bukan jalannya. Ia mencoba bisnis untuk menopang hidupnya di Pulau Jawa.

Pada usia 23, dengan modal Rp500 ribu dari ibunya, Saleh memulai bisnis pembuatan banner sekolah. Bisnisnya secara perlahan sukses. Usianya masih muda, sekitar 26 tahun, dari sana berbagai jabatan dia raih dalam perusahaan yang berbeda. Di tengah-tengah kesibukannya mengurus perusahaan, Saleh masih punya cita-cita akan pendidikan yang belum tuntas. Tidak ada kata terlambat untuk kuliah. Ia mengambil kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS), Jakarta.

Pada usia 33 tahun, akhirnya Saleh berhak menyandang sarjana ekonomi. Pendidikan formalnya terus berlanjut pada kampus yang sama untuk meraih gelar master. Setelah berkicimpung 14 tahun di dunia bisnis, Saleh memulai merambah karier politik. Ia masuk partai Amanat Nasional (PAN) pada tahun 2001. Pada 2008, Saleh berpindah ke Partai Hanura, partai besutan Wiranto. Dia bertaruh menjadi calon legislatif (Caleg). Dia sukses dan terpilih pada Pemilu untuk periode 2009-2014.

Sukses politiknya terus berlanjut, Hanura yang berkoalisi dengan PDIP mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2014, mendapatkan jatah menteri untuk Hanura. Presiden terpilih Joko Widodo meminta Saleh utuk mengurus persoalan perindustrian 2014-2019. Sayang, pada 2016, Saleh menjadi menteri industri tak sampai tuntas karena ia diganti oleh Airlangga Hartarto dari Partai Golkar.

Rini Soemarno

Rini Soemarno

Rini Mariani Soemarno, yang dulu lebih dikenal sebagai Rini Mariani Soemarno Soewandi lahir di Maryland, Amerika Serikat, pada 9 Juni 1958. Setelah bercerai dari suaminya, Didik Soewandi, Rini lebih dikenal sebagai Rini Soemarno. Pada masa kecilnya, Rini pernah berpindah Amerika Serikat, Jakarta, dan Belanda karena tugas ayahnya.

Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada tahun 1981. Setelah lulus, Rini sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat dan memulai karirnya dengan bekerja di Citibank Jakarta pada tahun 1982.

Pada tahun 1989, Rini kemudian menjabat sebagai General Manager Finance Division di PT Astra International. Karirnya terus naik pada tahun 1990 ketika Rini menjabat sebagai Komisaris Bank Universal dan kemudian menjadi Wakil presiden Komisaris di PT United Tractors pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun 1995 Rini menjadi komisaris Bursa Efek Jakarta dan Komisaris PT Astra Agro Lestari. Pada tahun 1995 Rini pernah mendapatkan prestasi sebagai Pemimpin Puncak terpuji dari Majalah Swa Sembada.

Sejak tahun 1998 - 2000, Rini diangkat sebagai Presiden Direktur PT Astra Internasional. Pada tahun 1998 Rini menjadi Wakil Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dan Staf Ahli Departemen Keuangan Republik Indonesia. Pada tahun 1999, Rini dipercaya menjadi Presiden Komisaris PT Astra Agro lestari dan pada tahun 2000 Rini menjadi Komisaris PT Agrakom sekaligus Presiden Komisaris PT Semesta Citra Motorindo. Kemudian tahun 2000 hingga 2001, Rini diangkat menjadi Presiden Direktur di tempat yang sama. Rini diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada Kabinet Gotong Royong tahun 2001 hingga 2004. Pada saat yang sama, tahun 2001 hingga 2005, Rini juga menjadi presiden Direktur pada PT kanzen Motor Indonesia.

Sebelum diangkat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, nama Rini sempat diisukan terseret beberapa kasus korupsi, seperti kasus pembelian pesawat tempur Sukhoi dan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Rini juga diduga masuk dalam daftar merah KPK. Meski begitu, ini hanya sebatas dugaan dan Rini tetap terpilih sebagai menteri BUMN pada tahun 2014.

Dahlan Iskan

Dahlan Iskan

Dahlan Iskan merupakan seorang tokoh yang cukup terkenal di Indonesia. Beliau adalah seorang anak yang lahir pada tanggal 17 Agustus tahun 1951 di Magetan. Sebenarnya tanggal 17 Agustus adalah tanggal yang dipilih olehnya sendiri sebagai hari lahirnya. Mengapa? Karena kedua orang tuanya tak ingat pasti pada tanggal berapa Dahlah Iskan dilahirkan. Oleh karena itulah ia memilih tanggal 17 Agustus sebagai hari lahirnya agar mudah diingat karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonensia. Dia dibesarkan di lingkungan keluarga yang berbasis pada pedesaan dengan kondisi keluarga yang bisa dibilang kekurangan.

Selama lima tahun waktu kepemimpinan Dahlan Iskan pada surat kabar Jawa Pos, dia berhasil membangkitkan kembali surat kabar tersebut hingga bisa menjadi surat kabar yang memproduksi hingga 300.000 eksemplar. Sungguh merupakan prestasi luar biasa yang diciptakan oleh Dahlan Iskan. Karirnya yang paling menonjol memang ketika dia memimpin Jawa Pos. Bagaimana tidak? Setelah berhasil membangkitkan kembali Jawa Pos, sekitar lima tahun kemudian Dahlan Iskan membentuk JPNN (Jawa Pos News Network) yang merupakan jaringan surat kabar yang paling besar di Indonesia. Jaringan surat kabar tersebut mempunyai sekitar 80 lebih surat kabar, majalah, tabloid, dan juga 40 jaringan percetakan yang ada di Indonesia. Hingga kemudian pada tahun 1997 ia mendirikan Graha Pena yang ada di Surabaya.

Pengalaman karirnya tak berhenti sampai disitu saja. Pada tahun 2002, dia mendirikan sebuah perusahaan televisi yang bernama JTV (Jawa Timur Televisi) di Surabaya. Selain itu, dia juga mendirikan Batam TV yang bertempat di Batan dan juga Riau TV yang berdiri di Pekanbaru. Di awal tahun 2009, Dahlan Iskan menjabat sebagai komisaris FIC (Fangbian Iskan Corporindo). Perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang membangun SKKL atau Sambungan Komunikasi Kabel Laut diantara Surabaya dan Hongkong yang mempunyai panjang sekitar 4.300 km. Kemudian pada tahun 2009, beliau memimpin PLN menggantikan Fahmi Mochtar dengan jabatan Direktur Utama. Banyak gebrakan yang dilakukan oleh Dahlan Iskan ketika menjabat sebagai seorang Dirut PLN. Pada tanggal 17 oktober, dia terpilih sebagai menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) menggantikan Mustafa Abubakar. Selain mengenai karir dan prestasi yang di dapatkannya tersebut, Dahlan Iskan juga menerbitkan sebuah buku yang berjudul ‘Ganti Hati’ di tahun 2008 lalu yang menceritakan tentang pengalamannya melakukan cangkok hati ketika dirinya berada di Tiongkok.

Chairul Tanjung

Chairul Tanjung

Chairul tanjung dahulu Ia seorang mahasiswa kurang mampu yang memulai usaha bisnis sejak Kuliah. Beliau merupakan lulusan kedokteran gigi Universitas indonesia. Seat kuliah beliau telah mulai berdagang,mulai dari jual buku kuliah, fotokopi hingga jasa pembuatan baju kaos. Setelah lulus beliau bersama dengan rekannya mendirikan usaha pembuatan sepatu yang di ekspor. Usaha bersama rekannya ini maju pesat. karena ada perbedaan visi diantara rekannya beliau memutuskan untuk keluar.

Setelah keluar dari perusahaan , Ia kemudian membuka bisnis di bagian usaha jasa keuangan, multimedia bahkan kini properti. Ia juga dipilih sebagai pemimpin bank mega, dengan kepiawaiannya dalam menjalankan bisnis dan jaringan, kini dia telah memiliki konglomerasi perusahaan yang disebut dengan para group (CT.Corp). Inti dari usaha para group yaitu bisnis keuangan, properti dan multimedia. Perkembangan bisnis chairul tanjung berkembang pesat. Buktinya di tahun 2010 dinobatkan sebagai orang terkaya di indonesia nomor enam. Sedangkan untuk versi majalah forbes beliau dinobatkan sebagai orang terkaya urutan 937 di dunia. Biografi chairul tanjung kini populer lewat bukunya yang berjudul si anak singkong. Buku yang di tulis oleh wartawan kompas itu mengisahkan lika-liku chairul tanjung dalam mencapai kesuksesannya seperti saat ini. Kisah inspiratif seperti chairul tanjung memang patut dijadikan tauladan terutama bagi generasi muda. Sukses adalah sebuah perjalanan yang dibangun dengan keuletan dan kerja keras.

Aburizal Bakrie

Aburizal Bakrie

Profil dan Biografi Aburizal Bakrie. Beliau lahir di Jakarta, 15 November 1946, Dia adalah anak sulung dari keluarga Achmad Bakrie, pendiri Kelompok Usaha Bakrie, dan akrab dipanggil Ical. Selepas menyelesaikan kuliah di Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1973, Ical memilih fokus mengembangkan perusahaan keluarga, dan terakhir sebelum menjadi anggota kabinet, dia memimpin Kelompok Usaha Bakrie (1992-2004). Selama berkecimpung di dunia usaha, Ical juga aktif dalam kepengurusan sejumlah organisasi pengusaha. Sebelum memutuskan meninggalkan karier di dunia usaha, dia menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) selama dua periode (1994-2004).

Pada 2004, Ical memutuskan untuk mengakhiri karier di dunia usaha, setelah mendapat kepercayaan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009. Dan sejak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar 2009-2010, waktu dan energinya tercurah untuk mengurus partai.

Aburizal Bakrie Sebagai pengusaha Indonesia juga merupakan Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009. Ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama, namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.

Ical pernah disebut-sebut sebagai orang terkaya se-Asia Tenggara. Dia pengusaha yang terbilang paling gemilang pada sepuluh tahun reformasi di Indonesia. Selain bisa keluar dari krisis ekonomi yang mengancam perusahaannya, Bakrie Grup, justru bisa menduduki posisi penting di pemerintahan.

Keluarga Bakrie pernah pula dinobatkan oleh Majalah Forbes Asia sebagai orang terkaya di Indonesia tahun 2007. Dia tidak membantah tetapi juga tidak menanggapinya secara berlebihan. Apa rahasia sukses bisnis keluarga ini? KABAR heboh itu bertiup dari Singapura. Dari Negeri Singa itulah, majalah Forbes Asia edisi 13 Desember 2007 dilansir. Isinya, seperti tahun-tahun sebelumnya, memajang daftar orang-orang super-tajir alias terkaya dari Indonesia. Dan yang bikin heboh, jawaranya untuk tahun ini adalah Aburizal Bakrie, pengusaha sekaligus politisi yang pernah tersuruk di masa krisis ekonomi satu dekade silam. Lalu apa rahasia di balik kejayaan Grup Bakrie? Sejumlah analis dan eksekutif dari grup bisnis ini menyebut kuncinya terletak pada kepiawaian manajemen melihat peluang dan waktu dalam pengambilan keputusan. Menurut Suryo Sulisto, Presiden Komisaris Bumi Resources, ini tak lepas dari gerak cepat Grup Bakrie membajak para profesional handal, dari dalam dan luar negeri, untuk menduduki posisi teras manajemen.

Ada pula jawaban lain di balik melejitnya bisnis Bakrie. Di mata ekonom Dradjad Wibowo, kunci kesuksesan Bakrie merupakan gabungan tiga hal: keberuntungan, kepiawaian membaca pasar, dan kedekatan dengan lingkar kekuasaan. Seorang bankir investasi menambahkan satu faktor: kemujuran. Kelihaian Bakrie mencuri peluang dari pesaing bisnisnya tak diragukan lagi.

Abdul Latief

Abdul Latief

Abdul Latief lahir pada tanggal 27 April 1940 di Kampung Baru, Banda Aceh. Anak keenam dari sembilan bersaudara ini, dibesarkan di tanah rencong itu. Dua puluh tahun sebelumnya, ayahnya meninggalkan Tanah Minang, dan menetap di Aceh sebagai pedagang. Ayah dan Ibunya dikenal sebagai aktivis Muhammadiyah di Aceh. Sayang, ayah Abdul Latief meninggal tatkala ia berumur empat tahun.

Dalam suasana pergerakan mempertahankan kemerdekaan dan perjuangan rakyat Aceh itu, Abdul Latief dibesarkan oleh ibunya. Karena dibesarkan dalam zaman-zaman perjuangan dengan suasana politik yang panas, Abdul Latief bercita-cita jadi politikus di kemudiah hari. Namun, ibunya mengarahkan menjadi saudagar yang bersifat nasional seperti ayahnya. Ibu Abdul Latief adalah juga pejuang hidup, pada tahun 1950 ia membawa Abdul Latief bersaudara pindah ke Jakarta, berharap bisa berubah nasib di ibukota. Itulah sebabnya masa Remaja Abdul Latief diwarnai dengan kehidupan RemajaBetawi.

Ia menyelesaikan pendidikan Sekolah lanjutan pertama dan atas di Jakarta. Ia kuliah di APP kemudian mengambil sarjananya pada tahun 1965 di Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana, Jakarta. Selama tahun 1945 dan 1966, situasi politik nasional sedang kacau. Demonstrasi-demonstrasi memenuhi jalan raya. Abdul Latief mengambil peran memasok makanan pada demonstran itu. Situasi belum pulih, tapi Abdul Latief diberi kepercayaan untuk mempelajari manajemen toserba dan supermarket di Seibu Group, Tokyo. Sebalik pulang Sekolah dari Jepang itu, ia lalu melangsungkan pernikahannya dengan Nursiah, gadis tetangga di Jakarta, pada tahun 1967.

Kini, Abdul Latief terus melaju dengan Alatief Corporation. Makin banyak mitranya makin banyak perusahaan kecil yang dibimbing dan dimajukannya. Bidang usahanya sudah merebak ke berbagai jenis usaha, tidak lagi hanya pada bisnis retail seperti yang ditekuninya ketika mulai berusaha. Dari puluhan jenis usaha, Pasaraya lah yang menjadi tulang punggung bisnisnya Abdul Latief mengkoordinir pengawasan semua unit usaha itu melalui Alatief Investment Corporation. Gedung Sarinah Pasaraya di Blok M, Jakarta Selatan, adalah salah satu pertokoan yang megah di Ibukota. Di gedung berlantai sembilan itu, terlihatsegala macam keperluan rumah tangga. Baju-baju yang trendy dan modis, mulai dari yang agak murah sampai yang paling mahal, tersedia di supermarket yang nyaman itu.

Ribuan jenis produk kerajinan tagan dari industri kecil / industri rumah tangga sampai produk-produk elektronik, ada di tempat itu. Dari pagi sampai malam, para pramuniaga yang ramah selalu menyapa melayani para pembeli di gedung yang bernilai Rp. 200 miliar itu. Abdul Latief menyesalkan berdirinya beberapa pusat pertokoan modern di Jakarta, yang jelas-jelas mematikan pengusaha kecil dan tradisional. Industri kecil itu sepertinya tidak mendapat tempat untuk hidup, sebab ia memang tidak mempunyai kemampuan bersaing dengan pengusaha modal besar. Gejalanya, memang pengusaha sekelas raksasa masuk ke pasar tradisional. Sehingga pengusaha kecil itu tergusur atau tenggelam. Mestinya pemerintah mencegah para pemodal kuat itu untuk tidak sembarangan masuk ke pasar yang pangsa pasarnya merupakan lahan pengusaha kecil. Ketika salah satu pasar swalayan terbesar di dunia dari Jepang, yaitu SOGO, membuka cabangnya di Indonesia, Abdul Latief termasuk salah seorang yang bersuara keras menentang kehadirannya.

Alasan penolakannya, karena saat itu beredar isu modal asing akan masuk ke bisnis eceran di Indonesia. Ia juga mempertanyakan kenapa Sogo memasukkan 805 produk impor, justru bukan memajukan produk dalam negeri. Padahal, jauh sebelum itu, Abdul Latief memang sudah terikat pada komitmennya untuk memajukan produksi nasional. Menurut pikirannya, pemodal kuat dalam negeri saja sudah mulai mengganggu kehidupan pengusaha kecil, apalagi kalau pengusaha yang datang itu dari luar negeri. Bukankah setiap kali Sogo masuk ke suatu pusat pertokoan, pesaing yang sudah ada biasanya minggir. Tapi ternyata bukan modal asing, dan pangsa pasar Sogo pun juga tidak sama, akhirnya Abdul Latief tidak terlalu keberatan lagi. Memang Abdul Latief mempunyai pertokoan di Blok M, tetapi tidak di pusat pertokoannya.

Pasaraya Sarinah menjadi pendukung Pasar Tradisonal Blok M. Konsep yang dikembangkan Pasaraya, menurut Abdul Latief, membeli tanah, membangun gedung, dan membuat kavling pasar baru. Kalau masuk ke pusat pertokoan, memang cepat maju, tetapi itu intervensi namanya, membunuh orang lain, kata Abdul Latief. Dampak konsep yang dikembangkan Abdul Latief, pasar swalayannya tidak sekencang kemajuan pasar swalayan bermodal kuat itu. Untuk mengatasi dampak ini, ia melakukan sesuatu secara kreatif, agar orang mau datang dan akhirnya berbelanja mengembangkan produk dagangan model yang menarik.

Disain baju misalnya, dilakukan dengan mode dan disain yang paling akhir, persis sama dengan mode yang dikembangkan di negara-negara yang kaya mode seperti Perancis. Ini tidak terlalu sulit bagi Abdul Latief, karena ia sendiri juga penggemar model. Itulah sebabnya, setiap hari, ia selalu tampil dengan busaha yang berdisain menarik. Di segi lain, disamping keramahan pelayanan, bentuk dan disain ruangan pertokoan menjadi faktor yang harus diperhatikan penataannya. Menurut Abdul Latief, perusahan bentuk dan disain ruangan pertokoan, dilakukan terus menerus untuk menghindari kebosanan para pengunjung. Kalau perlu, sekali dalam tiga tahun, dilakukan renovasi-renovasi.

Melalui penataan pasar swalayan dengan konsep tidak dipusat perbelanjaan tradisional itu, Abdul Latief mengembangkan tiga macam filosofi. Pertama, pengusaha kecil adalah bagian dari kemajuan jenis usaha yang berskala lebih besar. Karena itu, yang kecil memang harus diperhatikan dan diberi tempat yang wajar.

Kedua, pengelolaan pasar swalayan harus selangkah lebih maju dari keinginan konsumen. Artinya, yang disediakan di pasar swalayan tidak hanya sekedar yang diinginkan oleh konsumen. Tetapi, apa yang menjadi keinginan konsumen berikutnya. Dalam hal ini perlu antisipasi, sebab situasi terus mengalami perubahan dan perkembangan.

Ketiga, lewat berbagai jenis produk dagangan dengan segala inovasinya, dan kreativitas menata produk jualan itu di pertokoan, serta imajinasi mendesain bentuk ruangan yang menarik, akan mencerminkan identitas bangsa. Budaya bangsa terlihat dengan mudah melalui pembuatan dan penjualan produk di pasar swalayan itu.

Sukses di pasar swalayan, ia membuka pembibitan benur di Bulikumba, Sulsel. Usaha itu menghasilkan 100 juta benur pertahun. Abdul Latief juga membuka tambak udang seluas 120 hektar dengan hasil 4 ton per hektar. Dua sampai tiga kali panen dalam setahun. Ia mengelola beberapa perkebunan, membuka usaha penerbitan buku, dan usaha jasa periklanan, asuransi dan berbagai jenis bisnis yang lain. Sambil melakukan ekspansi bisnis, Abdul Latief juga tertarik pada bidang pendidikan dengan tiga alasan.

Pertama, ia memang membutuhkan sejumlah besar tenaga terampil di berbagai bidang. Kedua, ia ingin ikut berusaha meningkatkan kecerdasan warga negara umumnya dan generasi muda khususnya. Ketiga, Abdul Latief adalah pernah menjadi guru, malah menjadi Direktur Akademi Pimpinan Perusahaan Departemen Perindustrian, tempat ia belajar. Salah satu Sekolah yang ingin ia dirikan adalah Sekolah Politeknik. Pendirian Sekolah itu merupakan salah satu kegiatan dari Yayasan Abdul Latief yang didirikan dan diketuainya sendiri.

Dari berbagai aktivitasnya yang begitu padatnya. Abdul latief selalu berusaha menjaga kesehatan fisiknya. Setidaknya, ia melakukan general check up dua kali setahun. Secara rutin iaolahraga joging, senam, renang, teknis, dan kalau ada waktu main golf. Ia selalu olahraga pagi, terutama untuk menghindari ketegangan-ketegangan. Ia ingin hidup dalam kondisi segar, fit, energik. Tubuhnya padat, gesit, perut tidak buncit.

Itulah Abdul Latief yang mencatat kesuksesan-kesuksesan selama hidupnya. Mulai dari Predikat tamatan cum laude di APP, kemudian menjadi pimpinan promosi Pasar Sarinah, keliling berbagai negara, memberanikan buka usaha sendiri, maju, sukses, lalu gagal, sukses dan berkembang lagi, sampai menjadi pengusaha yang besar seperti sekarang ini. Bagi Abdul Latif, sebenarnya masih ada 25 tahun lagi waktu buatnya untuk berkiprah di dunia bisnis. Namun, ia sudah memasang ancang-ancang untuk memperbesar porsi kegiatan sosial budaya lewat yayasannya. Ia juga telah mempersiapkan generasi keduanya untuk melanjutkan dynasty Alatief Investment Corporationnya. Abdul Latief adalah lambang kesuksesan pedagang berdarah Minang di zaman orde baru. Berasal dari salah satu suku yang sudah terkenal gigih berdagang selama beradab-abad.