Bitcoin menjadi aset cryptocurrency yang paling terkenal dengan nilai tertinggi untuk saat ini. Jika kamu mengikuti perkembangan Bitcoin dari dulu hingga sekarang, maka kamu pasti tahu bahwa harga Bitcoin tidak langsung setinggi sekarang. Nilai Bitcoin terus bergerak, kadang naik dan terkadang turun. Bitcoin perlu waktu yang sangat lama untuk mencapai nilai asetnya sekarang. Kira-kira, apa ya penyebab harga Bitcoin Fluktuatif?
Sebenarnya, tak hanya pada Bitcoin, semua aset cryptocurrency memiliki harga yang fluktuatif. Pada suatu waktu, nilainya bisa naik setinggi mungkin, namun bisa juga turun sedalam mungkin. Penyebab utama dari harga yang fluktuatif ini adalah hukum permintaan dan penawaran, serta berkaitan dengan jumlah aset yang beredar. Berikut akan MoneyDuck jelaskan mengenai penyebab lain dari harga Bitcoin yang fluktuatif.
Mengenal Aset Kripto Bitcoin
Banyak orang yang bingung tentang bagaimana mendeskripsikan Bitcoin, apakah masuk ke dalam golongan mata uang, jaringan pembayaran, atau kelas aset? Namun, sebenarnya lebih mudah menjelaskan Bitcoin sebagai perangkat lunak dan fenomena digital murni. Bitcoin merupakan yang paling sukses dari ratusan upaya untuk menghasilkan uang virtual melalui penggunaan kriptografi.
Banyak peniru Bitcoin, namun Bitcoin tetap menjadi mata uang kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, perbedaan yang telah dikumpulkannya sepanjang sejarah Bitcoin lebih dari 1 dekade. Layaknya mata uang biasa, Bitcoin diproduksi dan melewati beberapa proses serta pengamanan untuk mencegah penipuan dan memastikan apresiasi nilainya. Kunci utama dari Bitcoin adalah blockchain, mining, hash, key dan wallet.
Jadi, Bitcoin merupakan mata uang digital, sistem terdesentralisasi yang mencatat transaksi dalam buku besar terdistribusi yang disebut blockchain. Penambang Bitcoin menjalankan rig komputer guna memecahkan teka-teki rumit dalam upaya mengkonfirmasi kelompok transaksi atau blok. Jika berhasil, blok-blok akan ditambahkan ke catatan blockchain dan para penambang dihargai dengan sejumlah kecil Bitcoin.
Investor atau trader di pasar Bitcoin bisa membeli maupun menjual token melalui pertukaran mata uang kripto atau lebih dikenal peer-to-peer. Buku besar Bitcoin dilindungi melalui sistem tanpa kepercayaan, sehingga tidak akan ada pencurian. Oleh karena itu, pertukaran Bitcoin juga berfungsi guna mempertahankan diri dari potensi pencurian, meskipun pencurian tingkat tinggi telah terjadi.
Baca Juga: Keuntungan Investasi Bitcoin Bisa Diraih Pakai Cara-cara Ini
Kenali Penyebab Harga Bitcoin Fluktuatif
Harga Bitcoin yang fluktuatif tak terjadi tanpa sebab, banyak hal-hal yang memengaruhi pergerakan harga Bitcoin. Beberapa penyebabnya adalah jumlah ketersediaan, pengaruh berita buruk, pendapat sosok terkemuka, ketidakpastian nilai, aturan pajak, hingga isu keamanan. Berikut penjelasan dari setiap penyebabnya!
1. Ketersediaan Bitcoin di Pasar
Telah disebutkan sebelumnya bahwa harga Bitcoin dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran ini sangat berkaitan erat dengan jumlah ketersediaan Bitcoin di pasar. Apabila permintaan pembelian Bitcoin di pasar cryptocurrency sedang naik melebihi supply penjual, maka harga Bitcoin akan mengalami kenaikan. Namun, apabila penjualan Bitcoin lebih tinggi dibandingkan pembeliannya, maka harga Bitcoin akan turun sampai mencapai titik harga di mana jumlah penjual dan pembeli seimbang.
Jumlah ketersediaan Bitcoin di pasar saat ini adalah 19.021.118 BTC dan semua ketersediaan tersebut sudah tersirkulasi secara penuh. Volume Bitcoin selama 24 jam terakhir adalah Rp257.691.763.000.000 dengan market cap Rp10.881.277.100.000. Ada pun harga 1 Bitcoin saat ini setara dengan Rp563.981.544.
2. Teknologi Bitcoin Terbilang Baru
Penyebab harga Bitcoin fluktuatif selanjutnya adalah karena teknologi Bitcoin tergolong baru. Kita ketahui bahwa sebuah teknologi baru perlu waktu agar berkembang dan menemukan tempatnya dalam kehidupan manusia. Awalnya, teknologi baru hanya digunakan oleh beberapa orang saja, namun perlahan akan mulai dikenal dan digunakan oleh masyarakat umum. Ketika mencapai titik tersebut, teknologi ini akan hype dan dibicarakan dimana-mana.
Berbeda dengan teknologi baru lainnya, kita bisa melihat ciri umum bahwa Bitcoin sedang berada pada hype cycle-nya yang ditunjukkan oleh harganya. Meskipun siklus terlihat normal, namun fluktuasi harga Bitcoin semakin memperjelas hype cycle ini. Bitcoin juga merupakan teknologi serta investasi baru. Artinya, berinvestasi pada Bitcoin merupakan pengakuan positif terhadap potensi teknologinya.
3. Pengaruh Berita Buruk Dunia
Pemberitaan mengenai Bitcoin baik itu berita yang positif maupun negatif menjadi salah satu penyebab harga Bitcoin fluktuatif. Jika berita baik tersebar, maka harga akan naik karena investor akan terpengaruh untuk membelinya. Kemudian akan terjadi kebalikannya apabila berita yang tersebar adalah berita buruk, investor akan terpengaruh untuk melakukan penjualan Bitcoin.
Melihat besarnya pengaruh pemberitaan, banyak orang yang mulai menyebarkan rumor negatif agar nilai suatu aset turun. Biasanya hal ini dilakukan agar mereka bisa melakukan pembelian dengan harga rendah. Contoh berita atau rumor buruk tentang Bitcoin yang pernah tersebar adalah rencana penggunaan pajak terhadap Bitcoin, Bitcoin akan Rugpull, penggunaan Bitcoin ditemukan dalam transaksi narkoba, dan lainnya. Sebaiknya, saat menerima informasi, kamu harus mengkonfirmasinya lagi apakah itu informasi yang valid atau sekadar rumor.
4. Pendapat Sosok Terkemuka
Menjadi orang yang populer dan terkemuka membuat apa pun yang mereka lakukan menjadi sorotan. Pendapat sosok terkemuka akan berpengaruh besar bagi publik, termasuk dalam dunia trading cryptocurrency. Contoh tokoh terkemuka dan sangat berpengaruh dalam kripto adalah Elon Musk. Jika tokoh terkemuka itu mengatakan suatu aset crypto bagus, maka investor akan mulai membeli crypto tersebut, dan berlaku juga sebaliknya.
Kenapa tokoh terkemuka sangat berpengaruh? Karena kebanyakan dari mereka adalah whale dengan modal investasi yang besar. Apabila modalnya sangat besar maka akan sangat memengaruhi nilai suatu aset. Jika kamu sebagai publik dengan modal investasi kecil maka mengikuti pergerakan whale adalah pilihan yang bagus karena membantumu untuk mendapatkan keuntungan. Istilah untuk ilmu ini adalah bandarologi.
5. Ketidakpastian Nilai Bitcoin di Masa Depan
Meski sekarang Bitcoin dianggap bagus, namun masih banyak investor yang ragu membeli Bitcoin karena masa depannya belum pasti. Jadi, persepsi tentang nilai intrinsik Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan metode transfer nilai menjadi penyebab harga bitcoin fluktuatif yang selanjutnya. Persepsi yang ada sangat dipengaruhi oleh perubahan sentimen serta regulasi pemerintah dari setiap negara.
6. Harga Bitcoin Fluktuatif karena Aturan Pajak
Sebelum populer, cryptocurrency tidak terlalu dilihat oleh sistem pemerintahan. Namun, setelah banyaknya kejadian warga menerima hasil investasi yang fantastis, maka beberapa negara mulai menyusun peraturan terkait investasi cryptocurrency, salah satunya mengenai pajak. Apabila pajak yang dikenakan tinggi, biasanya nilai Bitcoin akan turun dan sebaliknya. Salah satu yang paling berpengaruh mengenai harga kripto adalah keputusan the Fed.
Di Indonesia sendiri, aturan pajak kripto akan berlaku mulai 1 Mei 2022. Meski kripto belum diakui sebagai alat transaksi oleh pemerintah, namun volume perdagangan Bitcoin sebagai aset investasi sangat tinggi. Pajak kripto ini akan dibebankan kepada perusahaan exchange kripto dan investor sebagai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan Atas Transaksi Perdagangan Aset Kripto (PPh).
7. Isu Keamanan Bitcoin
Nilai Bitcoin juga bisa tidak stabil ketika komunitas investor crypto mengekspos kerentanan keamanan Bitcoin. Oleh karena itu, pengembang Bitcoin perlu mengungkapkan masalah keamanan kepada publik untuk menghasilkan solusi yang kuat dan membuat publik percaya 100% terhadap keamanan Bitcoin. Dengan begitu, pengembang bisa mencegah investor keluar dari pasar Bitcoin.
Lakukan Ini Saat Harga Bitcoin Turun
Tak selamanya harga Bitcoin akan naik, ada penyebab harga Bitcoin fluktuatif. Dalam beberapa waktu harganya akan mengalami penurunan atau koreksi untuk naik ke harga yang lebih tinggi. Lalu, kamu pasti bingung tentang apa yang perlu kamu lakukan ketiga harga Bitcoin turun, apakah perlu cut loss atau menambah muatan? Saat menghadapi harga turun, kamu bisa menggunakan strategi swing trading, short selling, atau melakukan diversifikasi portofolio.
1. Strategi Swing Trading
Swing trading merupakan gaya perdagangan yang mencoba mendapatkan keuntungan jangka pendek hingga menengah. Trader akan menggunakan analisis teknik guna mencari peluang perdagangan. Jadi, saat terjadi penurunan harga Bitcoin kamu bisa melakukan swing trading agar mendapat keuntungan dalam jangka waktu sebentar. Swing trading merupakan proses identifikasi yang kemungkinan harga aset akan bergerak selanjutnya, memasuki posisi, dan kemudian menangkap sebagian keuntungan jika itu terwujud.
Kelebihan dari swing trading adalah hanya membutuhkan lebih sedikit waktu untuk melakukan perdagangan, memaksimalkan potensi keuntungan jangka pendek dengan menangkap sebagian besar perubahan pasar, dan trader bisa mengandalkan secara eksklusif pada analisis teknik. Sedangkan kekurangannya adalah pembalikkan pasar yang tiba-tiba bisa mengakibatkan kerugian besar dan swing trader sering melewatkan tren jangka panjang demi pergerakan pasar jangka pendek.
Baca Juga: Tips Manajemen Risiko Investasi agar Investasi Tidak Boncos
2. Strategi Short Selling
Short selling adalah strategi investasi yang berspekulasi tentang penurunan harga crypto. Ini merupakan strategi yang hanya boleh dilakukan oleh trader berpengalaman. Short selling terjadi ketika investor meminjam sekuritas dan menjualnya di pasar terbuka, kemudian berencana untuk membelinya kembali saat harga lebih murah. Short selling merupakan kebalikan dari investasi jangka panjang, pelaku short selling menginginkan harga turun untuk mendapat keuntungan, sedangkan investasi jangka panjang menginginkan harga naik untuk meraih keuntungan.
Baca Juga: Cara Baca Candlestick Crypto yang Mudah untuk Trader Pemula
3. Strategi Diversifikasi Portofolio
Saat harga Bitcoin turun, kamu bisa melakukan diversifikasi portofolio. Hal tersebut dilakukan agar kamu tidak tergantung hanya pada satu aset saja karena itu berbahaya. Kenapa bisa berbahaya? Karena jika kamu hanya memiliki satu aset dan harganya turun, maka kamu akan mengalami kerugian besar, namun beda lagi jika kamu memiliki banyak aset, harga aset A turun, namun kamu memiliki aset B yang nilainya naik. Jadi, jangan simpan semua uangmu dalam satu portofolio saja.
Lebih jelasnya, diversifikasi adalah strategi manajemen risiko yang memadukan berbagai macam investasi dalam portofolio. Alasan di balik strategi ini adalah bahwa portofolio yang dibangun dari berbagai jenis aset rata-rata akan menghasilkan pengembalian jangka panjang lebih tinggi dan menurunkan risiko kepemilikan atau keamanan individu. Jadi, ketika kamu sudah mengetahui penyebab harga Bitcoin fluktuatif dan melihat tanda adanya penurunan harga, itulah saat yang tepat untuk kamu menambah aset baru.
Baca Juga: Apa Itu Staking Kripto, Trik untuk Dapatkan Passive Income?
Berinvestasi Harus Tenang Biar Tetap Cuan
Ternyata, ada begitu banyak penyebab harga Bitcoin fluktuatif. Meski begitu, kamu harus bisa memilih strategi yang tepat ketika harga Bitcoin naik maupun turun dan pastinya tetap lakukan investasi dengan tenang dan sabar. Salah satu strategi terpenting adalah dengan diversifikasi portofolio. Nah di MoneyDuck ada banyak produk investasi yang bisa kamu pilih, lho! Kamu bisa berkonsultasi dengan Expert MoneyDuck dengan klik Konsultasi Gratis. Ketika terhubung, kamu bisa menanyakan apa pun tentang keuangan dan bisa juga meminta arahan dalam pembelian produk keuangan di MoneyDuck.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!