Menjalankan kegiatan investasi di dalam keuangan merupakan hal yang sudah sangat lazim dilakukan. Bukan hanya orangtua dan mereka yang sudah menikah saja, namun investasi juga sudah banyak dilirik oleh anak muda, bahkan mereka yang masih single. Kesadaran masyarakat akan pentingnya aktifitas keuangan yang satu ini sudah semakin tinggi.

Investasi bisa menjadi penyelamat keuangan, jadi wajar saja jika banyak orang berupaya untuk memilikinya di dalam keuangan mereka. Kehadiran instrumen investasi yang lebih beragam juga menjadi alasan lainnya di balik semua ini. Saat ini beragam instrumen investasi sudah lebih mudah diakses, termasuk saham IPO yang terbilang sangat diminati oleh para investor. Lalu, apakah Anda sudah memiliki instrumen investasi yang satu ini di dalam keuangan Anda?

Pengertian IPO dan alasan perusahaan melakukan go public

Pengertian IPO dan alasan perusahaan melakukan go public

Sebelum melakukan investasi saham IPO, akan sangat tepat jika Anda mengenal dan memahami dengan baik instrumen yang satu ini terlebih dahulu. Hal ini penting, agar kelak Anda lebih mudah untuk mengelola investasi tersebut di dalam keuangan Anda. Selain itu, pemahaman yang tepat juga akan membantu Anda menghindari berbagai resiko yang terdapat di dalam setiap investasi yang Anda miliki.

Initial Public Offering (IPO) merupakan kondisi saat sebuah perusahaan melepas saham untuk pertamakalinya kepada khalayak umum/ masyarakat luas. Hal ini biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan sejumlah dana dan sekaligus mempercepat proses ekspansi perusahaan itu sendiri. Secara literal, IPO dapat diartikan sebagai proses penawaran saham perdana oleh sebuah perusahaan. Aktifitas ini tentu akan membawa perubahan kepemilikan di dalam perusahaan, di mana saham perusahaan tersebut sudah go public dan tidak lagi dimiliki oleh perorangan.

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan go public, beberapa di antaranya seperti berikut ini:

Perusahaan memerlukan tambahan modal

Ini merupakan alasan paling umum yang menyebabkan perusahaan mengambil keputusan untuk go public. Biasanya perusahaan membutuhkan tambahan modal untuk berbagai hal, seperti: menghindari peminjaman modal dari bank, mempercepat ekspansi perusahaan, melunasi atau mengurangi beban hutang, dan yang lainnya.

Meningkatkan nilai keseluruhan perusahaan

Keputusan go public juga sering dilandasi oleh keinginan pemilik untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara keseluruhan. Jika kinerja perusahaan meningkat dengan baik, maka secara otomatis nilai saham juga akan berpeluang meningkat menjadi lebih tinggi di masa yang akan datang. Investor juga tentu akan berkontribusi dalam urusan tersebut.

Menambah potensi untuk berkembang dengan pesat

Saat perusahaan mendapatkan modal yang baru dari luar, maka kegiatan ekspansi bisa dijalankan dengan lebih maksimal. Perusahaan akan memiliki peluang yang baik untuk berkembang lebih pesat lagi ke depannya. Kondisi seperti ini tentu akan sulit dilakukan jika modal perusahaan terbatas dan hanya berasal dari pemillik saja.

Memahami mekanisme IPO

Memahami mekanisme IPO

Sebelum akhirnya go public, perusahaan perlu melalui beberapa tahap untuk proses pengajuan IPO itu sendiri. Berikut ini adalah mekanismenya:

Mengadakan pertemuan dengan pemilik perusahaan/ saham (emiten)

Pertemuan ini biasa disebut dengan Due Diligence Meeting. Dalam pertemuan ini, ada beberapa pihak yang harus terlibat, antara lain: pemilik saham (emiten), perusahaan sekuritas (underwriter), auditor independen, appraiser (penilai aset perusahaan), dan juga konsultan hukum.

Melakukan Public Expose dan Roadshow

Dalam tahapan ini, perusahaan berkewajiban untuk memperkenalkan IPO sahamnya kepada para calon investor, di mana hal ini dilakukan lewat kegiatan presentasi yang memuat tentang prediksi perkembangan dan juga pertumbuhan perusahaan tersebut di masa yang akan datang.

Book Building

Tahapan ini merupakan proses di mana para calon investor melakukan kegiatan penawaran saham, tepatnya dalam harga dan jumlah tertentu. Dalam proses ini berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, seperti:

Oversubscribe: ini merupakan kondisi di mana jumlah pesanan saham lebih tinggi daripada jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan, hal ini akan menyebabkan harga saham menjadi tinggi (mahal). Undersubscribe: ini merupakan kebalikan dari oversubscrice, di mana saham yang ditawarkan justru lebih banyak dari jumlah yang dipesan, sehingga harga saham menjadi rendah (murah).

Penentuan Harga

Proses penentuan harga ini dilakukan setelah perusahaan mengetahui jumlah saham dan juga jumlah peminatnya. Penentuan harga saham ini akan dilakukan oleh pihak perusahaan sekuritas, namun tetap dengan persetujuan dari emiten.

Keunggulan investasi saham IPO

Keunggulan investasi saham IPO

Investasi dalam saham IPO ini memiliki beberapa keunggulan, salah satunya potensi keuntungan yang cukup besar atau bahkan tidak berbatas. Perusahaan selalu memiliki peluang untuk berkembang dengan lebih pesat ke depannya dan ini akan membawa dampak yang positif pada nilai saham IPO itu sendiri.

Selain itu, investasi saham IPO juga bisa dilakukan dengan modal yang tidak begitu besar. Pada umumnya, harga saham IPO saat dilepas ke pasaran tidaklah begitu tinggi, namun kemudian setelah beberapa waktu ke depannya harga ini bisa saja meningkat, sehingga memberikan potensi keuntungan yang cukup menjanjikan bagi Anda.

Transaksi saham IPO bisa Anda lakukan dengan sangat mudah dan cepat, sebab Anda bisa melakukan trading secara online. Hal ini akan membuat Anda sangat leluasa untuk mengelola investasi saham IPO, termasuk memilih waktu yang paling nyaman untuk melakukan aktifitas tersebut secara online.

Kekurangan investasi dalam saham IPO

Kekurangan investasi dalam saham IPO

Di lain sisi, Investasi saham IPO juga memiliki kekurangan tersendiri. Anda tidak bisa membeli saham ini dengan leluasa sesuai dengan keinginan Anda, sebab jumlah penjualan saham ini di pasaran biasanya sudah dibatasi oleh para broker saham. Jatah pembelian saham ini pada umumnya sudah ditentukan sejak awal, sehingga ada peluang jika Anda akan sulit mendapatkannya.

Selain itu, pembelian saham IPO juga tidak bisa dilakukan secepat proses pembelian saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada umumnya. Saham IPO memiliki proses withdrawal dengan kurun waktu sekitar seminggu, sehingga Anda harus menunggu dan tidak bisa membelinya dalam waktu yang singkat.

Investasi dalam saham IPO menjadi salah satu pilihan instrumen yang bisa Anda jadikan sebagai pertimbangan. Namun sebagaimana instrumen lainnya, saham IPO juga memiliki keuntungan dan juga resiko tersendiri.

Pastikan Anda memahami semua hal ini dengan baik sejak awal, sebelum akhirnya memutuskan untuk berinvestasi dalam saham IPO, sehingga kelak Anda bisa mengelola investasi tersebut dengan cara yang tepat.