Di era pandemi seperti sekarang banyak orang mulai memahami pentingnya investasi demi mengantisipasi kondisi keuangan yang tak menentu. Setelah melakukan banyak riset mendalam pada berbagai macam instrumen investasi, kamu tentunya sudah tahu banyak mengenai aset apa saja yang bisa dijadikan alternatif investasi. Dua aset yang paling sering jadi perbincangan saat ini adalah saham dan kripto.
Kedua aset investasi ini menjanjikan keuntungan pasif yang menarik, tapi tahukah kamu perbedaan saham dan kripto? Saham dan kripto masing-masing punya karakteristik yang unik yang bisa kamu manfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan investasi. MoneyDuck kali ini akan membahas apa saja perbedaan saham dan kripto yang perlu kamu ketahui. Baca penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Mengenal Perbedaan Saham dan Kripto
Sebelum mengambil keputusan investasi, ada baiknya kamu mengenal perbedaan saham dan kripto. Dengan mengenal perbedaan saham dan kripto kamu bisa mendapatkan beberapa manfaat seperti meminimalisir risiko, mengoptimalkan keuntungan, hingga membangun proporsi portofolio investasi yang ideal. Perbedaan mendasar yang harus kamu ketahui adalah definisi dari masing-masing aset tersebut sebelum menggali lebih dalam keuntungan masing-masing. Berikut ini penjelasan mengenai definisi saham dan kripto.
1. Apa Itu Saham?
Saham adalah surat berharga bukti kepemilikan atau penyertaan modal atas sebuah badan usaha atau perusahaan. Seseorang yang menyetorkan sejumlah dana untuk digunakan sebagai modal pada sebuah badan usaha disebut sebagai pemilik saham atau investor. Seorang investor saham memiliki beberapa hak seperti memperoleh keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Selain itu, seorang investor juga berkewajiban untuk turut serta dalam menanggung risiko kehilangan dana yang disetor atas kerugian yang dialami perusahaan. Mekanisme ini disebut dengan profit and risk sharing. Dalam menanamkan saham, seorang investor akan melakukan analisa fundamental untuk mengetahui performa keuangan dari perusahaan yang akan dijadikan media investasi.
Investor saham dibagi menjadi dua kategori, yakni investor jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini dilihat dari berapa lama ia menghendaki untuk memiliki saham untuk kemudian dijual. Investor saham jangka pendek lebih umum disebut sebagai trader yang hanya menahan saham untuk kemudian dijual kembali dalam kurun waktu kurang dari setahun, bahkan seorang day trader akan menjualnya dalam hitungan jam saja selama ia sudah mendapatkan untung. Seorang trader menggunakan analisa teknikal dan bukan analisa fundamental.
2. Apa Itu Kripto?
Mata uang kripto adalah aset digital yang dapat digunakan untuk bertransaksi di dunia metaverse. Beberapa pihak bahkan juga menerima pembayaran dengan menggunakan mata uang kripto, misalnya saja perusahaan Tesla. Hal ini menjadikan mata uang kripto menjadi aset yang relevan untuk digunakan sebagai media transaksi bahkan juga sebagai media investasi.
Perbedaan saham dan kripto bisa dilihat dari metode untuk memperoleh keuntungan. Ada beberapa metode dalam investasi kripto, yaitu metode mining, trading, dan juga staking. Metode mining adalah metode untuk mendapatkan mata uang kripto dengan menambangnya menggunakan perangkat komputer berspesifikasi tinggi. Sedangkan trading adalah metode untuk memperoleh keuntungan melalui perdagangan jangka pendek dengan memanfaatkan fluktuasi harga aset kripto. Metode staking sendiri lebih mirip seperti investor saham jangka panjang dimana investor akan membeli dan menahan aset kripto dan menjualnya nanti disaat harganya sudah naik secara signifikan.
Baca Juga: 9 Jenis Investasi yang Cocok untuk Pemula & Cara Biar Cuan
Keuntungan Investasi Saham dan Kripto
Investasi pada aset seperti saham dan kripto memiliki dua metode untuk mendapatkan keuntungan, yakni melalui dividen dan capital gain. Secara sederhana dividen adalah imbal hasil yang diberikan oleh perusahaan kepada investor. Sedangkan capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli. Untuk penjelasan lebih lengkapnya tentang dividen dan capital gain bisa kamu simak di bawah ini.
1. Dividen
Pada investasi saham dikenal pembagian imbal hasil yang disebut dengan dividen. Dividen adalah pembagian imbal hasil yang diberikan kepada investor sesuai dengan proporsi penyertaan modal yang ia berikan pada perusahaan. Contohnya, jika sebuah perusahaan mendapatkan untung sebesar Rp12 miliar setahun dan investor memiliki saham perusahaan sebanyak satu persen maka ia berhak mendapatkan dividen sebesar Rp120.000.000.
Namun pembagian dividen saat ini tidak selalu dilakukan karena perusahaan bisa memilih apakah perusahaan ingin membagikan dividen atau menggunakannya sebagai laba ditahan. Laba ditahan adalah keuntungan yang tidak dibagikan yang digunakan untuk diputar kembali sebagai modal. Meskipun tidak menerima dividen, investor akan tetap mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham yang biasa disebut dengan capital gain.
Nah, ada perbedaan saham dan kripto dalam pembagian hasil. Pada investasi kripto, mekanisme pembagian imbal hasil mirip dividen dilakukan dengan dua cara, yakni staking dan peer-to-peer (P2P) lending. Sebenarnya metode ini lebih mirip deposito daripada dividen mengingat investasi pada mata uang tidak sama dengan investasi pada perusahaan. Pada metode staking, investor menyetorkan sejumlah mata uang kripto yang dimiliki untuk kemudian dipinjamkan pada orang lain dengan imbal hasil berupa bunga, mirip seperti mekanisme bank.
Sedangkan pada P2P lending, investor berperan sebagai lender atau pemberi pinjaman yang meminjamkan mata uang kripto kepada borrower atau peminjam. Bedanya dengan metode staking, seorang lender memilih sendiri siapa borrower yang layak diberi pinjaman. Sehingga dalam P2P lending, pihak penyedia layanan hanya berperan sebagai perantara dan bukan pengambil keputusan. Metode ini memiliki risiko dan imbal hasil yang lebih besar ketimbang metode staking.
2. Capital Gain
Capital gain adalah keuntungan dari kenaikan harga saham. Istilah ini mengacu pada peningkatan nilai saham yang telah dimiliki oleh investor dalam kurun waktu tertentu setelah dibeli. Keuntungan ini terealisasi apabila investor berhasil menjual saham yang dimiliki saat harganya lebih tinggi daripada harga jual. Sedangkan kenaikan harga saham yang terdapat pada portofolio yang belum terjual disebut floating profit.
Penggunaan istilah capital gain tidak hanya terbatas pada saham saja melainkan juga aset lainnya seperti obligasi, real estate, hingga mata uang kripto dan bahkan barang koleksi antik. Peningkatan nilai sebuah aset dapat terjadi dalam kurun waktu singkat maupun panjang (lebih dari setahun). Lawan kata dari capital gain adalah capital loss, yaitu ketika investor menjual aset yang dimiliki pada harga yang lebih murah.
Meskipun secara makna capital loss merupakan hal yang sepatutnya dihindari, beberapa investor memanfaatkan capital loss untuk kepentingan pengurangan pajak. Jika capital loss yang kamu alami memiliki nilai lebih besar daripada capital gain yang didapat, kamu bisa menggunakannya untuk pengurangan pajak pada tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Cara Menghitung Capital Gain Agar Tahu Berapa Keuntungan Investasi
Kenali Perbedaan Saham dan Kripto
Sebelum kamu membangun portofolio investasi yang solid, kamu harus mengetahui karakteristik dari setiap aset yang nantinya kamu pilih, termasuk aset seperti saham dan kripto. Hal ini nantinya akan mengoptimalkan keuntungan portofolio investasi sekaligus meminimalisir potensi risiko yang ada. Selain itu, dengan memahami perbedaan saham dan kripto, kamu juga akan lebih tenang saat menghadapi gejolak pasar investasi. Simak penjelasan lengkap perbedaan saham dan kripto berikut ini!
1. Tipe Aset Saham dan Kripto
Modal yang kamu tanamkan pada emiten perusahaan terbuka atau go public akan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, hingga inovasi dan pengembangan produk. Semua itu ditujukan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan sehingga nantinya investor atau stock holder akan mendapatkan keuntungan melalui capital gain dan dividen.
Dari tipe asetnya, ada perbedaan saham dan kripto. Aset yang kamu beli pada pasar kripto bukanlah kepemilikan suatu perusahaan, melainkan mata uang digital. Aset kripto diharapkan dapat memberikan keuntungan melalui fluktuasi harga dan peningkatan penawaran atau permintaan di masa depan. Contohnya, Bitcoin yang memiliki penawaran yang tinggi namun hanya memiliki ketersediaan terbatas yang menimbulkan kelangkaan. Kelangkaan ini diharapkan akan meningkatkan nilai Bitcoin sebagai aset digital.
2. Adanya Aspek Fundamental
Layaknya pada instrumen investasi lainnya, saham dan kripto juga memerlukan teknik analisis untuk mengetahui aset yang dapat menunjukkan performa terbaik. Meskipun begitu, analisa fundamental yang diterapkan pada saham dan kripto tentu saja berbeda. Pada analisa saham, data yang digunakan merupakan data yang didapat dari faktor yang memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Faktor-faktor tersebut di antaranya harga bahan baku, peningkatan upah buruh, isu politik, indikator keuangan, dan lain sebagainya.
Sedangkan perbedaan saham dan kripto terkait analisa fundamental, data yang digunakan pada kripto untuk melakukan analisis berupa kondisi ekosistem kripto, inovasi pada dunia metaverse, regulasi, biaya komputasi (gas fee), dan faktor lainnya. Isu-isu lain seperti pernyataan dari tokoh berpengaruh dan selebriti ikut memengaruhi hasil analisa fundamental pada harga mata uang kripto.
Baca Juga: Cara Trading Crypto bagi Pemula yang Aman dan Peluang Cuan
3. Satuan Transaksi yang Digunakan
Ketahui juga perbedaan saham dan kripto terkait penggunaan satuan transaksi minimal. Pada transaksi jual beli saham, kita mengenal istilah lot, dalam satu lot terdiri dari seratus lembar saham. Dengan demikian jika harga selembar saham adalah Rp600 maka harga satu lot saham tersebut adalah Rp60.000. Sedangkan pada transaksi kripto seperti Bitcoin, satuan transaksi yang digunakan adalah sats. Satu SATS (Satoshi) Bitcoin senilai 0,00000001btc atau delapan pecahan desimal. Hal ini digunakan agar harga Bitcoin lebih terjangkau mengingat harga satuan Bitcoin yang bernilai ratusan juta rupiah.
4. Perbedaan Volatilitas Saham dan Kripto
Faktor terbesar yang bisa kamu amati pada perbedaan saham dan kripto adalah tingkat volatilitas. Saham pada umumnya diawasi oleh lembaga keuangan yang dapat menghentikan transaksi apabila terdapat volatilitas yang tidak wajar. Hal ini dilakukan demi melindungi investor dari manipulasi harga yang dilakukan oleh oknum tertentu. Hal semacam ini tidak bisa kamu dapati pada mekanisme pasar kripto. Pasar kripto memang diciptakan untuk tujuan desentralisasi agar dapat terbebas dari intervensi pemerintah.
Hal lain yang membedakan tingkat volatilitas antara saham dan kripto adalah tingkat penawaran dan permintaan. Pada pasar kripto, permintaan dan penawaran adalah satu-satunya faktor yang memengaruhi volatilitas harga. Hal ini sangat berbeda dengan saham yang terdapat banyak mekanisme yang memengaruhi volatilitas harga sebuah saham. Beberapa faktor tersebut seperti regulasi, rasio keuangan perusahaan, brand value, goodwill, jumlah paten yang dimiliki perusahaan, dan lain sebagainya.
5. Platform dan Biaya Transaksi
Perbedaan saham dan kripto lainnya bisa kamu temukan pada karakter platform trading yang digunakan. Sebagai aset yang memiliki misi mewujudkan keuangan yang terdesentralisasi, kripto tentunya memiliki karakter yang sangat berbeda dengan saham yang berada dalam pengawasan otoritas keuangan. Kamu yang ingin berinvestasi atau trading saham hanya bisa melakukan transaksi lewat perusahaan sekuritas. Sedangkan aset kripto hanya bisa kamu perdagangkan pada platform trading kripto saja.
Karena saham diawasi oleh otoritas keuangan negara, maka setiap penyalahgunaan dan pelanggaran akan dikenai sanksi oleh otoritas keuangan. Setiap kerugian yang terjadi akibat kesalahan perusahaan sekuritas juga akan dilindungi oleh otoritas keuangan. Berbeda dengan kripto, apabila wallet atau crypto exchanger tempat kamu melakukan transaksi kripto melakukan wanprestasi alias kabur, maka otoritas keuangan tidak akan menjamin uangmu bisa kembali.
Biaya transaksi jual beli saham di setiap negara juga berbeda-beda, belum termasuk biaya lain seperti fee yang harus kamu bayar pada perusahaan sekuritas, bea materai, dan juga pajak. Pada aset kripto, kamu hanya perlu membayar gas fee yang relatif lebih murah dibanding saham. Itulah letak keunggulan dari masing-masing aset tersebut, kripto unggul pada fee transaksi yang murah sehingga lebih cocok untuk trading. Sedangkan saham unggul dalam hal keamanannya sehingga cocok untuk investasi jangka panjang.
6. Perbedaan Waktu Perdagangan
Faktor lain yang menjadikan perbedaan saham dan kripto menjadi sangat nampak adalah perbedaan waktu perdagangan. Kripto dapat beroperasi tanpa henti 24 jam sehari selama 365 hari setahun nonstop. Berbeda dengan rivalnya, yakni pasar saham yang hanya bekerja pada pukul 09.00-16.00 mulai hari Senin hingga Jumat kecuali hari libur nasional. Padahal dengan tingkat volatilitas yang tinggi kejadian apapun bisa terjadi saat bursa sedang tidak beroperasi dan dapat menyebabkan trader mengalami kerugian.
Dengan perbedaan durasi waktu perdagangan yang tinggi, seorang trader akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Hal ini semakin memperjelas bahwa aset kripto jauh lebih menguntungkan untuk menjadi media investasi jangka pendek atau trading ketimbang saham. Namun meski begitu, saham akan tetap menjadi aset berharga apabila disimpan dalam kurun waktu yang lebih panjang.
Baca Juga: Ini 5 Saham yang Bagus untuk Pemula: Blue Chip dan Sektornya
7. Segi Regulasi
Untuk dapat diperdagangkan secara sah di Indonesia, platform perdagangan kripto di Indonesia wajib mendaftar pada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Namun karena kripto merupakan mata uang terdesentralisasi, pihak regulator tidak dapat sepenuhnya mengawasi peredaran mata uang kripto dikarenakan jaringan blockchain yang digunakan sebagai protokol. Hal ini menjadikan perlindungan otoritas keuangan kepada investor menjadi terbatas.
Lain halnya dengan saham yang setiap pemangku kepentingan seperti perusahaan sekuritas, bank kustodian, hingga penyedia layanan jual beli saham secara keseluruhan diawasi oleh otoritas keuangan. Sehingga kewajiban dan hak investor beserta seluruh pemangku kepentingan dapat dijamin oleh otoritas keuangan. Perbedaan saham dan kripto ini menjadikan saham sebagai instrumen investasi yang lebih aman dibanding kripto dari segi regulasi.
Saham vs Kripto, Mana Pilihan Kamu?
Kini kamu sudah mulai memahami apa saja perbedaan saham dan kripto, jika dilihat dari karakter masing-masing instrumen, bisa disimpulkan bahwa kripto memiliki keunggulan yang terdapat pada periode perdagangan dan volatilitas yang lebih tinggi sehingga lebih cocok untuk trading. Sedangkan saham memiliki fundamental dan regulasi yang lebih baik sehingga cocok untuk dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Dengan memahami karakter ini kamu jadi bisa memanfaatkan perbedaan saham dan kripto untuk membuat portofolio investasi dengan kinerja terbaik.
Setelah memahami perbedaan saham dan kripto, seharusnya kamu sudah semakin mantap untuk berinvestasi. Karena masyarakat umum saat ini juga sudah sangat menyadari pentingnya investasi. Hal ini dikarenakan berinvestasi dapat menjaga keamanan finansial terutama di masa yang tidak menentu seperti saat ini yang terjadi karena banyak faktor misalkan karena pandemi hingga gejolak politik. Sudah saatnya kamu juga mulai berinvestasi agar bisa segera merasakan keamanan finansial di masa depan.
Tidak hanya investasi, kamu juga harus memahami berbagai produk keuangan lainnya agar kondisi keuanganmu semakin baik. Kamu bisa konsultasi dengan Expert MoneyDuck untuk mendapatkan nasihat dan solusi keuangan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan. Kamu hanya perlu klik tombol Konsultasi Gratis di bawah ini untuk bisa terhubung dengan Expert MoneyDuck. Mari wujudkan Indonesia melek finansial bersama MoneyDuck.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!