Memiliki rumah adalah impian setiap orang, apalagi buat kamu yang sudah berkeluarga. Namun, karena harga rumah cukup mahal, banyak orang memilih KPR sebagai solusi. Sebelum memutuskan untuk mengambil KPR, kamu harus tahu cara menghitung suku bunga KPR. Sebab, mengambil KPR memerlukan komitmen jangka panjang yang bisa berlangsung selama 15-20 tahun.

Ada banyak manfaat mengetahui cara menghitung suku bunga KPR. Yaitu, mengetahui perkiraan jumlah cicilan bulanan, menemukan bunga KPR termurah, menghitung besarnya biaya total yang harus dibayar, serta memilih tenor kredit yang sesuai kemampuan finansial. Yuk cari tahu cara menghitung bunga KPR melalui artikel MoneyDuck di bawah ini!

Sekilas Mengenai Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Memiliki rumah lebih mudah dengan KPR

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan untuk membiayai pembelian rumah atau properti lainnya. KPR biasanya memiliki jangka waktu yang panjang hingga 15 atau 20 tahun. Hal ini tergantung pada persyaratan dan kesepakatan antara peminjam dan pemberi pinjaman.

Untuk mendapatkan KPR, nasabah perlu memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki penghasilan tetap, catatan kredit yang baik, dan uang muka yang mencukupi. Jumlah uang muka yang dibutuhkan bervariasi tergantung pada kebijakan pemberi pinjaman, tetapi biasanya sekitar 20-30% dari nilai properti. Namun ada juga KPR tanpa DP.

KPR memiliki bunga yang lebih rendah daripada pinjaman konsumsi lain karena rumah atau properti yang dibeli dapat dijadikan jaminan bank. Namun, KPR juga menetapkan kewajiban pembayaran cicilan yang rutin meliputi pokok pinjaman dan bunga. Jadi, nasabah perlu memastikan bahwa ia mampu membayar cicilan KPR secara teratur sebelum mengajukan pinjaman.

Baca Juga: KPR atau KTA, Mana yang Lebih Baik untuk Pembelian Rumah?

Jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu mengetahui jenis-jenis KPR sesuai dengan kebutuhan. Sehingga kamu lebih mudah memilih jenis KPR dengan bunga paling kompetitif. Memahami jenis KPR juga dapat membantu persiapan dokumen persyaratan yang diperlukan, serta memahami hak dan kewajiban nasabah. Yuk, pahami jenis-jenis KPR melalui penjelasan di bawah ini!

1. KPR Subsidi

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi adalah program KPR yang disubsidi oleh pemerintah Indonesia untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah agar dapat membeli rumah. Program KPR bersubsidi dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan biasanya dilaksanakan melalui bank-bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah.

KPR bersubsidi memiliki bunga yang lebih rendah daripada KPR biasa, karena menggunakan bunga bersubsidi yang disediakan pemerintah. Selain itu, proses pembayaran uang muka program KPR bersubsidi juga lebih ringan. Hanya saja, persyaratan pengajuan KPR bersubsidi lebih ketat. Nasabah wajib memenuhi persyaratan minimal pendapatan, batasan harga rumah, dan persyaratan administratif lainnya. Selain itu, nasabah harus mengikuti program pelatihan keuangan dan program sosialisasi pembiayaan rumah sebelum mendapatkan akses ke program KPR Subsidi.

2. KPR Non Subsidi

KPR Non-subsidi adalah Kredit Pemilikan Rumah yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Besar bunga KPR ditentukan oleh oleh bank atau lembaga keuangan yang memberikan kredit. KPR Non-subsidi biasanya diperuntukkan bagi masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas, atau untuk pembelian properti dengan harga yang lebih tinggi.

Meskipun tidak disubsidi, bunga KPR Non-subsidi lebih rendah daripada jenis kredit konsumen lainnya karena rumah atau properti yang dibeli dapat dijadikan jaminan bank. Persyaratan dan ketentuan untuk KPR Non-subsidi tergantung pada kebijakan dan persyaratan bank atau lembaga keuangan. Misalnya, memiliki catatan kredit yang baik, penghasilan tetap, dan uang muka yang cukup.

3. KPR Syariah

KPR Syariah adalah KPR dengan prinsip Syariah sesuai dengan hukum Islam. KPR Syariah didasarkan pada prinsip pembelian bersama, artinya bank atau lembaga keuangan akan membeli properti yang diinginkan oleh nasabah, lalu menjualnya kembali ke nasabah dengan sistem bagi hasil. Cicilan dibayar untuk pembayaran kepemilikan rumah dan keuntungan kreditur.

KPR Syariah tidak mengenal sistem bunga karena dianggap sebagai riba yang dilarang dalam hukum Islam. Sebagai gantinya, bank atau lembaga keuangan akan menentukan nisbah bagi hasil yang adil. KPR Syariah biasanya memiliki persyaratan dan proses yang berbeda dari KPR konvensional. Namun, syarat umum seperti memiliki penghasilan yang stabil, catatan kredit yang baik, dan memiliki uang muka yang cukup tetap harus dipenuhi.

Baca Juga: Kredit Renovasi Rumah Tawarkan Plafon Besar, Ini Cara Ajukan

Keuntungan Ajukan Pinjaman KPR

KPR adalah salah satu produk keuangan terpopuler di Indonesia karena membantu nasabah memiliki hunian dengan cicilan yang terjangkau. Nah, sebelum kamu mengambil KPR dengan suku bunga KPR yang sesuai target, ketahui juga beberapa keuntungan pinjaman KPR lainnya:

  • Memiliki rumah sendiri: Dengan mengajukan KPR, kamu dapat membeli rumah atau properti yang diinginkan dan memiliki kepemilikan atas properti tersebut.
  • Masa pembayaran yang fleksibel: Masa pembayaran KPR bisa mencapai puluhan tahun, sehingga memudahkan kamu untuk membayar cicilan secara terjangkau dan sesuai dengan kemampuan keuangan.
  • Bunga yang lebih rendah: Bunga pada KPR biasanya lebih rendah dibandingkan jenis kredit konsumen lainnya, karena rumah atau properti yang dibeli dapat dijadikan jaminan.
  • Nilai properti yang cenderung meningkat: Nilai properti cenderung meningkat seiring waktu, sehingga memiliki rumah atau properti dapat dijadikan investasi jangka panjang.
  • Adanya program subsidi: Bagi masyarakat dengan penghasilan rendah, pemerintah menyediakan program subsidi KPR dengan bunga dan uang muka yang lebih ringan.
  • Meningkatkan kredit skor: Dengan membayar cicilan KPR secara teratur, kamu dapat meningkatkan kredit skor atau catatan kredit, sehingga mempermudah dalam proses pengajuan kredit atau pinjaman di masa depan.

Namun, sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu telah mempertimbangkan kondisi keuangan pribadi dengan tepat. Pahami juga persyaratan dan ketentuan KPR yang berlaku. Pastikan juga kamu tahu cara menghitung suku bunga KPR dan mampu membayar cicilan secara teratur dan tepat waktu agar tidak mendapatkan denda.

Apa itu Suku Bunga KPR?

Pilih persentase suku bunga yang sesuai kemampuan finansial

Suku bunga KPR adalah tingkat bunga atau biaya yang dikenakan untuk membeli rumah atau properti lainnya. Suku bunga KPR biasanya dinyatakan sebagai persentase dari jumlah pinjaman dan dipengaruhi faktor profil risiko nasabah, nilai properti, jangka waktu pinjaman, dan kondisi pasar modal.

Suku bunga KPR dapat berupa suku bunga tetap atau suku bunga mengambang (floating). Suku bunga tetap adalah suku bunga yang tidak berubah selama jangka waktu pinjaman. Sementara suku bunga mengambang dapat berubah seiring dengan perubahan kondisi pasar keuangan.

Suku bunga KPR memiliki pengaruh besar terhadap besarnya cicilan bulanan yang harus dibayarkan oleh peminjam. Jadi, sebelum memutuskan untuk kredit rumah, kamu harus mengetahui cara menghitung suku bunga KPR.

Baca Juga: 8 Rumah Subsidi Tangerang Terbaru Lengkap dengan Harga!

Jenis-jenis Suku Bunga KPR

Sebelum mengajukan KPR, kamu juga perlu tahu jenis-jenis suku bunga KPR. Pengetahuan ini akan membantu kamu merencanakan pembayaran cicilan KPR secara lebih efektif serta memperkirakan besarnya biaya bunga KPR. Yuk, simak penjelasan jenis-jenis suku bunga KPR di bawah ini!

1. Suku Bunga KPR Tetap (Fixed)

Suku bunga KPR tetap (fixed) adalah suku bunga yang tidak berubah selama jangka waktu kredit. Artinya, kamu akan membayar cicilan bulanan yang sama hingga pelunasan. Suku bunga KPR tetap ditetapkan saat penandatangan kontrak pinjaman peminjaman.

Suku bunga KPR tetap dapat melindungi kamu dari fluktuasi suku bunga pasar yang akan memengaruhi jumlah cicilan bulanan. Di lain sisi, kamu tidak berkesempatan mengurangi cicilan jika terjadi penurunan suku bunga pasar. Suku bunga KPR tetap biasanya lebih tinggi daripada suku bunga KPR mengambang pada awal masa kredit. Karena bank atau lembaga keuangan mengenakan biaya untuk menetapkan tingkat suku bunga yang tetap.

2. Suku Bunga KPR Mengambang (Floating)

Suku bunga KPR mengambang (floating) adalah suku bunga yang dapat berubah selama jangka waktu kredit, tergantung pada kondisi pasar keuangan. Suku bunga KPR mengambang biasanya dikaitkan dengan suku bunga acuan (reference rate) yang ditetapkan oleh bank sentral atau lembaga keuangan lainnya, seperti suku bunga BI Rate di Indonesia. Artinya, jika suku bunga pasar naik, maka cicilan bulanan akan naik, dan sebaliknya.

Perhatikan juga risiko suku bunga KPR mengambang yang disebabkan kenaikan suku bunga yang cepat dan tiba-tiba. Sehingga cicilan bulanan mengalami kenaikan. Nah, suku bunga KPR mana yang akan kamu pilih, suku bunga tetap atau mengambang? Bandingkan juga suku bunga yang ditawarkan antarbank, lalu lakukan tips cara menghitung suku bunga KPR dalam penjelasan di bawah ini.

Cara Menghitung Suku Bunga KPR

Menghitung suku bunga KPR dengan kalkulator

Mengetahui cara menghitung suku bunga KPR dapat membantu kamu menaksir jumlah cicilan bulanan selama masa kredit. Kamu juga dapat menghitung besarnya biaya total yang harus dibayar selama masa kredit, termasuk bunga dan biaya administrasi. Semua persiapan ini diperlukan agar kamu memilih KPR yang tepat dan tidak terbeban utang berlebihan selama bertahun-tahun. Nah, bagaimana cara menghitung suku bunga KPR dengan jenis suku bunga pilihanmu?

Cara Menghitung Suku Bunga KPR Tetap

Untuk menghitung suku bunga KPR tetap, langkah-langkahnya adalah:

  • Tentukan suku bunga tetap yang ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan. Suku bunga ini biasanya dinyatakan dalam persentase per tahun, misalnya 8%.
  • Hitung jumlah pinjaman atau besaran pokok kredit yang akan diambil. Misalnya, Rp1 miliar.
  • Tentukan jangka waktu pinjaman dalam bulan atau tahun. Misalnya, 20 tahun atau 240 bulan.
  • Hitung jumlah bunga bulanan. Caranya, kalikan suku bunga tetap dengan jumlah pinjaman, lalu dibagi dengan jumlah bulan pinjaman. Misalnya, jika suku bunga tetap adalah 8%, maka bunga yang harus dibayarkan setiap bulan adalah (8% x Rp1 miliar) / 240 = Rp333.333.
  • Hitung jumlah cicilan bulanan. Caranya, tambahkan jumlah bunga yang harus dibayarkan setiap bulan dengan pembayaran pokok kredit (besaran pinjaman dibagi jumlah bulan pinjaman). Misalnya, jika pembayaran pokok kredit adalah Rp1 miliar / 240 = Rp4.166.667, maka cicilan bulanan sebesar Rp333.333 + Rp4.166.667 = Rp4.500.000.
  • Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayarkan selama 20 tahun (240 bulan) sebesar Rp4.500.000. Namun, perlu diingat bahwa besaran suku bunga KPR tetap dapat berbeda-beda antara bank atau lembaga keuangan, dan perhitungan di atas hanyalah contoh sederhana untuk tujuan ilustrasi.

Cara Menghitung Suku Bunga KPR Mengambang

Untuk menghitung suku bunga KPR mengambang, langkah-langkahnya adalah:

  • Tentukan suku bunga acuan (reference rate) yang ditetapkan oleh bank sentral atau lembaga keuangan lainnya, seperti BI Rate.
  • Tentukan margin atau markup yang ditambahkan oleh bank atau lembaga keuangan ke suku bunga acuan. Margin ini biasanya disesuaikan dengan risiko kredit dan keuntungan bank atau lembaga keuangan. Misalnya, jika suku bunga acuan adalah BI Rate sebesar 5% dan margin yang ditambahkan adalah 2%, maka suku bunga KPR mengambang adalah 5% + 2% = 7%.
  • Hitung jumlah pinjaman atau besaran pokok kredit yang akan diambil. Misalnya, Rp1 miliar.
  • Tentukan jangka waktu pinjaman dalam bulan atau tahun. Misalnya, 20 tahun atau 240 bulan.
  • Hitung jumlah bunga yang harus dibayarkan setiap bulan berdasarkan suku bunga mengambang. Caranya, kalikan suku bunga mengambang dengan jumlah pinjaman, lalu dibagi dengan jumlah bulan pinjaman. Misalnya, jika suku bunga mengambang adalah 7%, maka bunga yang harus dibayarkan setiap bulan sebesar (7% x Rp1 miliar) / 240 = Rp291.667.
  • Hitung jumlah cicilan bulanan. Caranya, tambahkan jumlah bunga bulanan dengan pembayaran pokok kredit (besaran pinjaman dibagi jumlah bulan pinjaman). Misalnya, jika pembayaran pokok kredit adalah Rp1miliar / 240 = Rp4.166.667, maka cicilan bulanan sebesar Rp291.667 + Rp 4.166.667 = Rp4.458.334.

Nah, cicilan bulanan yang harus dibayarkan selama 20 tahun (240 bulan) sebesar Rp4.458.334. Ingat, besaran suku bunga KPR mengambang dapat berubah-ubah tergantung kondisi pasar keuangan, sehingga cicilan bulanan juga dapat berubah-ubah.

Baca Juga: Hitung Penalti Pelunasan KPR Dulu, Jadi Untung atau Rugi?

Perbandingan Suku Bunga KPR Bank BUMN dan Swasta

Untuk mengetahui cara menghitung suku bunga KPR dengan tepat, kamu perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti suku bunga acuan, margin, risiko kredit, dan lain sebagainya. Karenanya, kamu perlu membandingkan suku bunga KPR yang ditawarkan oleh bank BUMN dan swasta, serta memperhitungkan biaya-biaya tambahan seperti biaya administrasi, asuransi, dan biaya-biaya lainnya sebelum memutuskan untuk mengambil KPR dari bank tertentu. Berikut ini daftar suku bunga KPR dari beberapa bank di Indonesia per Februari 2023:

1. Bank Mandiri

  • KPR Tetap: mulai dari 4,00%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,45%

2. Bank BRI

  • KPR Tetap: mulai dari 4,99%
  • KPR Mengambang: mulai dari 6,50%

3. Bank BNI

  • KPR Tetap: mulai dari 5,30%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,75%

3. Bank BTN

  • KPR Tetap: mulai dari 3,99%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,95%

4. Bank CIMB Niaga

  • KPR Tetap: mulai dari 5,50%
  • KPR Mengambang: mulai dari 6,25%

5. Bank OCBC NISP

  • KPR Tetap: mulai dari 4,25%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,50%

6. Bank Danamon

  • KPR Tetap: mulai dari 5,50%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,75%

7. Bank HSBC

  • KPR Tetap: mulai dari 5,50%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,75%

8. Bank Permata

  • KPR Tetap: mulai dari 5,50%
  • KPR Mengambang: mulai dari 5,75%

Ingat, suku bunga KPR dapat bervariasi dan berubah sewaktu-waktu tergantung dari beberapa faktor, seperti suku bunga acuan, margin atau markup, risiko kredit, tenor, dan lain sebagainya. Lakukan pengecekan langsung ke bank secara berkala. Kamu juga bisa meminta bantuan konsultan keuangan untuk menghitung suku bunga KPR dengan benar.

Pilih KPR dengan Suku Bunga Menguntungkan

Miliki segera rumah idaman dengan KPR

Untuk menemukan produk KPR terbaik, perhatikan cara menghitung suku bunga KPR dan mempertimbangkan beberapa faktor seperti suku bunga, biaya administrasi, tenor, jumlah uang muka, besaran plafon, dan asuransi kredit yang ditawarkan bank. Baca juga syarat dan ketentuan dari setiap bank secara teliti, terutama terkait dengan biaya tambahan, pelunasan dipercepat, dan lain-lain.

Agar lebih mudah dalam menemukan KPR dan produk keuangan lainnya seperti asuransi, investasi, dan pinjaman, kamu bisa konsultasi dengan ExpertDuck melalui tombol Konsultasi Gratis di bawah ini!