Salah satu faktor yang bisa digunakan untuk pertimbangan sebelum melakukan investasi di suatu perusahaan adalah Ebitda. Dengan cara ini, kita bisa mengukur nilai profitabilitas suatu bisnis apakah cocok untuk berinvestasi di sana atau tidak.

Tujuan yang utama melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini bisa didapatkan bila investasi diberikan pada perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik atau memiliki profitabilitas yang baik.

Hal ini dapat diketahui dari adanya pencatatan keuangan perusahaan, mulai dari profit, utang, hingga nilai saham perusahaan. Salah satu faktor yang juga perlu dipertimbangkan adalah Ebitda.

Pengertian Ebitda

Pengertian Ebitda

Ebitda adalah singkatan dari earnings before interest, taxes, depreciation and amortization. Dengan kata lain, pengertian Ebitda adalah pendapatan perusahaan sebelum dikurangi oleh perhitungan bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.

Ebitda biasanya digunakan sebagai salah satu faktor untuk mengukur nilai profitabilitas suatu bisnis. Dengan ini, investor melakukan perbandingan antar instrumen investasi.

Perhitungan Ebitda didapat dari profit operasional perusahaan sebelum dikurangi oleh biaya non operasional seperti bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Dengan definisi ini, beberapa orang bisa mengira bahwa Ebitda sama dengan laba kotor.

Padahal, definisi Ebitda berbeda dengan laba kotor. Perhitungan dari laba kotor sudah termasuk dengan perhitungan depresiasi dan amortisasi, sedangkan dalam Ebitda tidak.

Manfaat Ebitda Sebelum Investasi

Manfaat Ebitda Sebelum Investasi

Sebagai salah satu faktor yang bisa digunakan untuk pertimbangan sebelum berinvestasi, Ebitda memiliki beberapa manfaat.

1. Dapat digunakan untuk membandingkan tingkat keuntungan

Jika seseorang hanya ingin melihat keuntungan dari perusahaan, Ebitda merupaan faktor yang paling cocok karena belum termasuk dengan perhitungan dampak keputusan keuangan dan akuntansi lainnya. Dan memang inilah fungsi utama Ebitda.

2. Perhitungannya tidak terikat ketat dengan aturan perusahaan

Perhitungan Ebitda dapat dilakukan secara leluasa. Hal ini karena perhitungannya tidak terikat ketat dengan aturan perusahaan yang ada. Pencatatan Ebitda merupakan catatan yang termasuk ke dalam kategori non-GAAP atau non-kombinasi dan standar. Inilah yang membuat akuntan bisa lebih leluasa dalam membuat laporan keuangan yang berisi Ebitda.

3. Dapat digunakan untuk evaluasi keuntungan perusahaan

Manfaat lainnya dari perhitungan Ebitda yaitu dapat digunakan untuk evaluasi keuntungan peusahaan. Ebitda bisa dijadikan metrik untuk melihat dan mengevaluasi keuntungan dari suatu perusahaan. Sayangnya, arus kas perusahaan tidak bisa dilihat dari Ebitda saja.

4. Dapat mempercantik laba dari suatu perusahaan

Perhitungan Ebitda yang lebih leluasa dan simpel tentu dapat mempercantik laba suatu perusahaan. Hal ini karena laba atau profit yang tercatat dalam Ebitda belum dikurangi oleh perhitungan bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi.

Kondisi keuntungan dan keuangan perusahaan yang tercatat dalam Ebitda akan membuat profit atau laba perusahaan terlihat lebih sehat dan lebih baik. Padahal, angka ini masih belum dikurangi oleh beban-beban perusahaan yang lainnya.

5. Dapat membantu investor melakukan perbandingan antar instrumen investasi

Bagi investor, perhitungan Ebitda suatu perusahaan atau instrumen investasi dapat membantu untuk melakukan perbandingan. Hal ini akan sangat bermanfaat saat investor akan mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau tidak.

Kekurangan Ebitda

Kekurangan Ebitda

Meskipun memiliki beberapa kelebihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan perhitungan Ebitda masih memiliki beberapa kelemahan atau kekurangan.

1. Adanya pencatatan keuangan yang tidak sesuai

Penggunaan Ebitda bisa menyebabkan adanya pencatatan keuangan yang tidak sesuai. Hal ini karena perhitungan Ebitda mengabaikan faktor pengeluaran perusahaan yang lainnya, seperti bunga, pajak, depresiasi, dan juga amortisasi.

2. Tidak sensitif terhadap faktor tagihan yang sebenarnya

Ebitda tidak sensitif terhadap faktor tagihan aktual atau yang sebenarnya. Hal ini karena perhitungan Ebitda mengabaikan perubahan-perubahan yang fundamental dalam modal kas perusahaan sehingga tidak sensitif terhadap tagihan aktual.

3. Penggunaan Ebitda terkadang bisa menyesatkan

Penggunaan Ebitda untuk perhitungan likuiditas terkadang bisa menyesatkan. Perhitungan likuiditas seharusnya dinamis. Sayangnya, penggunaan Ebitda tidak memberikan informasi yang detail dan kualitatif mengenai penggunaan dana perusahaan. Ada banyak elemen penting dalam likuiditas yang tidak dipertimbangkan dalam perhitungan Ebitda.

4. Rentan terhadap adanya manipulasi

Perhitungan Ebitda tidak masuk ke dalam praktik standar akuntansi yang disebut juga dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP). Hal ini karena Ebitda rentan terhadap adanya manipulasi.

Cara Menghitung Ebitda

Cara Menghitung Ebitda

Cara untuk menghitung Ebitda bisa dibilang cukup mudah. cukup dilakukan dengan rumus Ebitda:

Ebitda = Laba + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi Keterangan:

  • Bunga merupakan beban perusahaan yang bergantung pada jumlah dana yang dipinjam oleh perusahaan untuk mendanai kegiatannya
  • Pajak merpuakan beban perusahaan yang bergantung pada jumlah keuntungan perusahaan dan kebijakan dari pemerintah setempat
  • Depresiasi merupakan beban perusahaan yang berasal dari suatu aset yang menyusut umur manfaatnya
  • Amortisasi merupakan beban perusahaan yang berasal dari pengurangan aktiva yang tidak berwujud seperti merek dagang, hak cipta, dan lain sebagainya.

Ebitda memang sangat penting untuk dihitung sebelum investasi. Bagaimanapun memastikan semua komponen yang mendukung kesuksesan investasi perlu untuk dilakukan.