Saham merupakan produk investasi yang banyak diminati. Untung dan rugi main saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Mulai dari kondisi perekonomian, politik, jumlah dividen, jumlah utang, aset, dan besaran laba yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun. Jika hasilnya positif, maka harga saham akan naik. Jika hasilnya negatif, maka harga saham akan menurun secara perlahan.
Penurunan harga saham secara terus-menerus membuat investor harus melakukan cut loss saham. Kira-kira kapan waktu terbaik untuk melakukan cut loss saham? Berapa persenkah yang harus di-cut loss agar tidak mengalami kerugian yang besar? MoneyDuck akan jabarkan pada artikel bawah ini semua yang perlu kamu ketahui mengenai cut loss investasi saham, ya!
Sekilas Mengenai Pengertian Cut Loss Saham
Cut loss terdiri dari dua kata. Pertama, cut artinya memotong. Kedua, loss artinya kerugian. Jika digabungkan, cut loss adalah memotong kerugian saat bermain saham. Cut loss dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kerugian yang dialami trader maupun investor. Cut loss mengindikasikan terjadinya penjualan saham di bawah harga belinya. Misalnya, harga beli saham sebesar Rp400 per lembar, namun sekarang harganya menjadi Rp320 per lembar. Penjualan di harga Rp320 inilah yang disebut cut loss.
Cut loss terjadi kepada siapa saja yang bermain saham, baik pemula maupun profesional. Jadi, jangan berkecil hati kalau kamu harus melakukan cut loss saham. Tenang saja, kamu bisa meminimalisir potensi cut loss saham dengan memelajari ilmu pasar modal, termasuk analisis yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham.
Selain cut loss saham, pencegahan kerugian bermain saham juga bisa dilakukan menggunakan cara stop loss. Apa bedanya cut loss dan stop loss? Jika cut loss dilakukan secara manual oleh trader atau investor, sedangkan stop loss dilakukan secara otomatis melalui sistem di aplikasi trading. Kamu tinggal atur persentase loss atau kerugian di sistem. Ketika kerugiannya sudah mencapai ambang batas, fungsi stop loss akan bekerja.
Baca Juga: Apa Perbedaan Limit Order dan Stop Order? Cek Penjelasannya
Kapan Harus Cut Loss Saham?
Cut loss saham adalah strategi yang dilakukan trader maupun investor untuk menjaga modal yang dimiliki. Jika tidak segera cut loss, jumlah kerugian semakin besar. Untuk mengembalikan kerugian itu, dibutuhkan waktu dan modal tambahan yang diharapkan dapat memberikan sejumlah keuntungan. Jika empat hal ini terjadi, maka jangan ragu untuk segera cut loss saham.
1. Harga Saham Terus Anjlok
Suatu emiten mungkin memiliki prospek yang baik. Namun, krisis ekonomi terpaksa membuat kinerja emiten terhambat yang mengakibatkan harga sahamnya turun. Jika penurunan harga saham terjadi secara terus-menerus, cut loss sangat disarankan. Tidak baik mempertahankan saham emiten yang harganya terus turun. Bukannya untung, yang ada malah investasi kamu semakin rugi.
Dengan menjual saham, kamu bisa mengalihkan modalnya untuk membeli saham emiten lain yang tidak terlalu terpengaruh oleh krisis tersebut. Kemungkinan untungnya pun masih ada. Keuntungan ini bisa digunakan untuk menutup kerugian yang terjadi sebelumnya.
2. Kerugian Sudah di Ambang Batas
Setiap trader maupun investor memiliki kemampuan finansial yang berbeda-beda. Kerugian 5% dari total portofolio mungkin tidak terlalu memberatkan bagi yang modalnya besar, tapi berpengaruh bagi yang modalnya kecil. Maka dari itu, penting untuk menentukan batas kerugian yang dapat kamu toleransi sebelum membeli suatu saham. Pada umumnya, kerugian 3% sampai 5% sudah cukup besar. Jika kerugian yang dialami sudah mencapai batas ini, silakan cut loss. Jika belum, kamu bisa wait and see siapa tahu harganya berpotensi kembali naik seperti sedia kala.
Baca Juga: Cara Investasi Saham Pemula yang Tepat, Kamu Perlu Tahu!
3. Ada Koreksi IHSG
Cut loss saham juga dilakukan saat IHSG mengalami koreksi. Terkoreksinya IHSG biasanya disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi. Misalnya saat munculnya isu kalau The Fed akan menaikkan suku bunga secara agresif, yang menyebabkan pasar menjadi khawatir. Koreksi IHSG bisa dilihat dalam grafik naik turunnya harga setiap hari. Jika koreksinya negatif, kebanyakan harga saham pasti mengalami penurunan. Jika koreksinya positif, beberapa harga saham akan naik.
4. Salah Beli Saham Tanpa Analisa
Poin ini menjadi salah satu kesalahan trader pemula saat terjun ke dunia pasar modal. Kesalahan ini terjadi karena trader tidak menganalisa saham yang ingin dibelinya terlebih dahulu. Mau tidak mau, harus cut loss saham untuk meminimalisir potensi rugi. Namanya saham, harganya digerakkan oleh pasar. Tapi, kamu bisa melihat potensi naik atau turunnya harga lewat analisis teknikal maupun fundamental. Luangkan waktu untuk belajar analisa saham, jadi kamu bisa mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan.
Baca Juga: Mau Investasi? Anda Perlu Tahu Saham yang Bagus untuk Investasi
Sebaiknya Cut Loss Saham Berapa Persen?
Mengenai persentase cut loss saham, sebenarnya tergantung dari kemampuan finansial dan profil risiko investasi masing-masing. Setiap orang berbeda-beda. Kamu bisa sesuaikan dengan profil risiko investasimu untuk memudahkan pengambilan keputusan saat cut loss.
Terdapat tiga profil risiko dalam berinvestasi, yaitu konservatif, moderat, dan agresif. Tipe konservatif cenderung menghindari kerugian, jadi lebih cepat melakukan cut loss. Tipe moderat biasanya akan menunggu perkembangan pasar terlebih dahulu sebelum melakukan cut loss. Tipe agresif biasanya akan bertahan meskipun harga saham turun, karena saham tersebut memiliki fundamental yang bagus.
Strategi Menentukan Cut Loss Saham
Cut loss merupakan langkah yang tepat apabila persentase kerugian yang dialami sudah melebihi batas yang ditentukan di awal berinvestasi. Mengingat harga saham fluktuatif, kamu tidak boleh asal cut loss. Bisa jadi harga saham yang pada saat pembukaan anjlok, kemudian berbalik arah satu jam menjelang penutupan bursa. Jadi, diperlukan strategi yang tepat untuk menentukan cut loss saham. Kira-kira apa saja strateginya? Akan dibahas dalam tiga poin berikut, ya!
1. Cut Loss berdasarkan Titik Support
Menentukan cut loss saham bisa dengan cara melihat titik support-nya. Titik ini sebagai pedoman untuk menjual atau mempertahankan saham. Jika terjadi penurunan harga saham, tapi belum di bawah titik support, lebih baik hold atau pertahankan saham tersebut. Jika harganya berada di bawah titik support, lebih baik dijual karena kemungkinan harganya anjlok.
2. Cut Loss Saham dengan Harga Beli
Cut loss saham bisa ditentukan dengan menghubungkan antara persentase rugi dan harga belinya. Misalnya persentase kerugian yang dapat ditoleransi adalah 3% dari harga belinya. Jika melebihi persentase ini, maka kamu akan menjual saham tersebut meskipun berada di bawah harga beli. Sebaiknya buatkan rencana trading saham yang akan memudahkan pengambilan keputusan cut loss.
3. Cek Rekomendasi Analis
Selain melihat titik support dan harga beli, rekomendasi investasi dari analis juga patut menjadi pertimbangan saat ingin cut loss saham. Analis biasanya akan memberikan informasi mengenai kinerja keuangan dan kebijakan dari suatu emiten yang bisa jadi bahan pertimbangan untuk cut loss. Ada juga emiten yang langsung blak-blakan merekomendasikan daftar saham yang tidak layak untuk dipertahankan. Rekomendasi ini tidak 100% harus diikuti, karena bagaimanapun juga kamu yang tentukan sesuai trading plan.
Baca Juga: Cara Menghitung Capital Gain Agar Tahu Berapa Keuntungan
Tips Hindari Cut Loss
Kalau bisa hold, kenapa harus cut loss? Kira-kira seperti itulah pikiran kebanyakan orang. Sebenarnya ada dua tips yang bisa dipraktekkan untuk menghindari cut loss saham. Apa saja?
1. Kenali Sinyal Harga Turun
Naik turunnya harga saham sebenarnya mudah dikenali lewat grafik fluktuasi harga hariannya. Dari grafik ini, kamu bisa tentukan apakah harus cut loss saham atau hold. Berikut beberapa ciri atau sinyal kalau harga saham turun.
- Penurunan harga saham biasanya akan diawali dengan naiknya harga IHSG
- Harga saham suatu emiten tiba-tiba meroket
- Harga saham stuck
- Persentase penurunan harga saham lebih besar daripada kenaikannya
2. Kenali Saham dengan Kapitalisasi Kecil
Perlu diketahui, tidak semua emiten yang terdaftar di pasar modal memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Kapitalisasi beberapa emiten justru kecil yang menyebabkan sulitnya emiten tersebut untuk mendongkrak harga sahamnya. Bukan tanpa alasan, karena kapitalisasi ini berkaitan erat dengan kemampuan emiten untuk mengembangkan usahanya.
Jadi, sebelum membeli suatu saham, kamu harus lihat dulu kapitalisasi pasarnya. Jangan mudah tergiur dengan harga saham yang murah. Beralihlah ke saham blue chip yang memiliki nilai kapitalisasi pasar yang besar. Investasi saham blue chip merupakan strategi tepat bila kamu adalah investor pemula.
Baca Juga: Jadwal Trading Saham BEI dari Pembukaan Hingga Penutupan
Lakukan Cut Loss Saham berarti Rugi?
Melakukan cut loss saham sebenarnya tidak melulu rugi. Dalam kondisi tertentu, cut loss saham justru diperlukan untuk menyelamatkan modal apalagi kalau persentase kerugiannya sudah mencapai batasan yang ditetapkan di awal. Untuk meminimalisir potensi cut loss, sebaiknya pantau saham-saham yang dimiliki secara berkala. Jangan lupa pula untuk belajar tentang teknik bermain saham yang benar agar kerugian bisa berbalik menjadi keuntungan.
Punya pertanyaan seputar investasi atau produk keuangan? Silakan hubungi para ExpertDuck di MoneyDuck, ya! Tinggal tekan tombol Konsultasi Gratis di bawah untuk memulai percakapan. Semoga bermanfaat!
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!