Ada banyak jenis investasi yang bisa dilakukan, misalnya investasi saham, emas, properti, cryptocurrency, dan lainnya. Tapi, apakah semua investor bisa menghadapi segala kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh investasi tersebut? Ada orang yang melihat portofolionya merah atau minus jutaan rupiah langsung kalang kabut, namun ada juga orang yang menghadapi hal tersebut secara biasa saja. Kira-kira kenapa ya hal tersebut bisa terjadi? Jadi, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, kamu harus mengenali profil risiko investasi dirimu terlebih dahulu.

Profil risiko akan memudahkan kamu mengenali seberapa besar risiko investasi yang bisa kamu tolerir. Sehingga, kamu tidak akan pusing saat risiko tersebut benar-benar terjadi. Tapi, semoga kamu bisa terhindar dari kemungkinan risiko yang ada, ya! Langsung saja, berikut MoneyDuck bahas mengenai definisi dari profil risiko, apa manfaatnya, apa saja jenisnya, bagaimana cara menentukannya, dan apa contohnya.

Apa itu Profil Risiko Investasi?

Profil risiko investasi penting untuk menentukan instrumen investasi

Profil risiko investasi adalah panduan untuk mengenali sifat seseorang tentang seberapa banyak risiko investasi yang dapat ditolerir oleh orang tersebut. Profil risiko berpengaruh banyak dalam perencanaan dan pengelolaan modal investasi. Saat berinvestasi kamu harus sudah tahu bahwa setiap investasi memiliki risiko, namun tingkat risiko dari setiap investasi itu berbeda-beda. Semakin tinggi return atau profit yang diberikan, maka risiko investasinya pun akan semakin tinggi. Itulah alasan mengapa profil risiko ini penting, investor bisa menemukan instrumen investasi yang paling cocok dengan karakter diri mereka.

Baca Juga: 7 Contoh Investasi Jangka Panjang, Keuntungan, dan Risikonya

Manfaat Profil Risiko Investasi

Jaga keseimbangan portofolio dengan menentukan profil risiko

Profil risiko investasi berguna untuk memilih jenis investasi yang sesuai, sehingga kamu tidak perlu memaksakan untuk berinvestasi pada hal yang tidak disukai. Manfaat yang kedua adalah mampu mengatur portofolio investasi secara benar, sehingga portofolio investasi tetap dalam kondisi yang seimbang. Manfaat yang terakhir adalah meningkatkan kesadaran akan risiko pada setiap investasi, sehingga investor akan menyediakan rencana dan perhitungan yang lebih matang.

4 Jenis Profil Risiko Investasi

Tipe profil risiko menentukan strategi investasi

Berdasarkan klasifikasinya, profil risiko investasi terbagi menjadi empat jenis, yaitu tipe agresif, moderat, konservatif, dan sangat konservatif. Pembagian ini ditentukan dengan mengenai seberapa besar keberanian investor dalam mengambil tindakan dan menghadapi risiko. Sehingga, karakter kuat individu bisa terlihat dari jenis profil risikonya. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai setiap jenis profil risiko yang ada.

Agresif

Tipe agresif adalah profil risiko investasi yang dimiliki oleh seseorang yang berani untuk menghadapi risiko tingkat tinggi. Orang dengan tipe agresif tidak akan ragu untuk mengeluarkan modal dan membeli investasi dengan risiko tinggi. Mereka cenderung ingin memaksimalkan modal yang ada, sehingga bisa meraih keuntungan yang optimal. Orang yang ingin belajar dan senang dengan hal-hal baru biasanya masuk ke dalam kategori ini. Contoh investasi yang cocok dengan tipe agresif adalah saham dan cryptocurrency.

Moderat

Jenis profil risiko investasi yang kedua adalah tipe moderat. Tipe moderat menggambarkan orang yang berani mengambil risiko tinggi, hanya saja tetap membatasi jumlah dana investasi pada instrumen tertentu. Orang dengan tipe moderat menginginkan keuntungan secara berkala dan dalam jangka waktu investasi menengah hingga panjang. Ketika terjadi penurunan nilai aset, tipe moderat tidak akan langsung buru-buru menjual asetnya, namun akan tetap memonitor aset tersebut. Contoh investasi yang cocok untuk tipe moderat adalah reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran.

Baca Juga: Cara Investasi Reksa Dana untuk Pemula, Prospek Cuan Tinggi

Konservatif

Konservatif adalah tipe profil risiko yang selanjutnya. Orang dengan tipe konservatif cenderung menyukai investasi berisiko rendah. Investor akan sangat memerhatikan stabilitas pertumbuhan nilai investasi dan bisa menerima hasil secara berkala. Investor tipe konservatif cenderung akan menjual aset ketika terjadi penurunan nilai aset dan hanya mengalokasikan sedikit dana untuk investasi dengan risiko tinggi. Contoh investasi yang cocok untuk tipe konservatif adalah obligasi.

Sangat Konservatif

Tipe profil risiko investasi yang terakhir adalah sangat konservatif. Orang yang masuk ke dalam golongan ini adalah orang yang sangat mengedepankan modal pokok yang dikeluarkan dan tidak ragu apabila harus melepaskan peluang keuntungan besar. Jangka waktu investasi yang digunakan biasanya jangka pendek, sekitar satu tahun atau kurang dari itu. Contoh investasi yang cocok dengan tipe sangat konservatif adalah deposito, emas, dan Surat Berharga Negara atau SBN.

Baca Juga: Simpan Dana Periode Tertentu agar Mengerti Investasi

Cara Menentukan Profil Risiko

Sesuaikan kemampuan finansial saat berinvestasi

Kamu mungkin kebingungan tentang bagaimana cara menilai karakter diri sendiri dan mengkategorikannya ke dalam tipe profil risiko investasi yang ada. Sebenarnya, cara penentuan profil risiko diri sendiri itu cukup mudah. Kamu hanya perlu memperhatikan usia, bagaimana kondisi finansialmu, berapa tanggungan yang ada, dan seberapa banyak wawasan investasi yang kamu ketahui. Penjelasan lebih lengkap mengenai cara penentuannya akan dijelaskan pada uraian berikut ini.

1. Perhatikan Usia

Berapa usiamu saat ini? Usia seseorang ternyata memengaruhi tipe profil risiko loh! Kok bisa? Orang yang masih berada di usia muda cenderung memilih investasi berisiko tinggi karena dia menginginkan imbal balik yang tinggi juga. Jadi, tidak heran jika investasi pada cryptocurrency didominasi oleh anak-anak muda. Berbeda lagi apabila usiamu sudah mendekati usia pensiun, maka kamu cenderung memilih investasi dengan risiko rendah dalam jangka waktu pendek.

2. Ketahui Kondisi Finansial

Cara mengenali profil risiko investasi yang kedua adalah mengetahui kondisi finansialmu. Kamu bisa mengetahuinya dengan memperhatikan penghasilan bulanan yang kamu terima. Orang dengan penghasilan tinggi cenderung memilih investasi dengan risiko tinggi, seperti saham. Orang dengan penghasilan rendah akan berinvestasi dengan lebih aman alias memilih investasi dengan risiko rendah, contohnya emas dan deposito.

Baca Juga: Deposito on Call adalah Investasi Terbaik Raih Cuan, Simak!

3. Pertimbangkan Tanggungan yang Ada

Jumlah tanggungan seseorang juga berpengaruh terhadap kecenderungan risiko investasi yang dipilih. Orang yang belum menikah biasanya sangat berani untuk memilih investasi berisiko tinggi karena dia hanya menanggung hidupnya sendiri. Berbeda halnya dengan orang yang sudah menikah apalagi telah memiliki anak, mereka akan cenderung memilih investasi berisiko rendah karena harus memikirkan biaya pendidikan anak juga.

4. Wawasan tentang Investasi

Sebelum berinvestasi, sebaiknya kamu mengumpulkan wawasan tentang investasi terlebih dahulu sehingga mengetahui apa saja risiko yang bisa terjadi dan cara menghadapinya. Orang dengan wawasan investasi yang tinggi cenderung memilih investasi berisiko tinggi karena dia selalu melakukan analisa terlebih dahulu dan menyiapkan beberapa skenario ketika hasil yang didapatkan tidak sesuai perkiraan. Sedangkan, investor pemula yang minim wawasan akan investasi akan condong ke investasi berisiko rendah.

Baca Juga: Manajer Investasi adalah: Definisi, Tugas, Syarat, dan Biaya

Sudah Bisa Mengenali Profil Risiko Investasi Kamu?

Berinvestasi bijak sesuai profil risiko

Itulah penjelasan mengenai profil risiko investasi. Setelah melakukan beberapa penilaian, kamu masuk ke dalam tipe yang mana? Sebelum berinvestasi, kamu bisa loh berkonsultasi dulu dengan Expert MoneyDuck untuk mengambil keputusan melalui layanan Konsultasi Gratis. Ketika terhubung, kamu juga boleh bertanya seputar keuangan lainnya, seperti asuransi, tabungan, pinjaman, kartu kredit, hingga kartu debit. MoneyDuck akan selalu hadir untuk menyediakan produk keuangan yang kamu butuhkan.