Ketika kamu mulai dewasa, investasi adalah topik yang lebih sering dibicarakan bersama kolega. Tahukah kamu pengertian investasi yang sesungguhnya? Pengertian investasi adalah pengetahuan esensial yang dapat memengaruhi kamu mengambil keputusan investasi. Itu sebabnya, penting bagi setiap calon investor untuk memahami pengertian investasi.

Seorang investor yang memahami pengertian investasi yang tepat dapat memahami risiko yang dihadapi saat berinvestasi. Selain itu, investor juga dapat merasakan manfaat investasi secara optimal tanpa harus melakukan spekulasi. Sehingga investor dapat merasakan keuntungan maksimal dengan risiko yang terukur. Agar kamu bisa mendapatkan keuntungan serupa, simak penjelasan mengenai pengertian investasi di bawah ini!

Definisi Umum Investasi

Investasi adalah cara mengelola uang dari kenaikan harga aset

Pertanyaan yang seringkali ditanyakan saat memulai percakapan bertopik keuangan adalah apa itu investasi. Secara umum, pengertian investasi adalah mendedikasikan atau menyerahkan uang yang dimiliki untuk membeli aset yang berpotensi memiliki nilai yang meningkat seiring waktu. Beberapa aset yang dapat dijadikan instrumen investasi adalah saham, logam mulia, surat utang, kontrak perdagangan, properti, dan lain sebagainya.

Tujuan utama investasi adalah mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga aset. Untuk itu, diperlukan beberapa pengorbanan seperti uang, waktu, dan upaya untuk melakukan analisis. Dalam industri finansial, keuntungan besar ditemukan pada instrumen dengan risiko yang besar. Sedangkan instrumen berisiko kecil memberikan keuntungan yang lebih kecil, itu sebabnya investor melakukan diversifikasi. Diversifikasi adalah upaya dengan menanamkan uang dalam beberapa aset yang berbeda untuk meminimalisir risiko dan mengoptimalkan keuntungan.

Baca Juga: Cara Investasi Cryptocurrency yang Aman dan Menguntungkan

Pengertian Investasi Menurut Para Ahli

Ada banyak pengertian investasi dari para ahli

Kamu sudah memahami pengertian investasi secara umum, ketahui juga pendapat para ahli keuangan mengenai investasi. Sehingga kamu dapat memahami pengertian investasi secara lebih spesifik dan mendalam. Selain itu kamu juga bisa menemukan banyak sudut pandang yang unik mengenai pengertian investasi, Simak satu persatu penjelasan dari para ahli di bawah ini:

Investasi Menurut Haming dan Basalamah

Investasi merupakan pengeluaran yang bertujuan untuk mendapatkan aset baru seperti properti, saham, tanah dan lain sebagainya. Sedangkan pembelian aset tersebut akan mendorong munculnya penghasilan tambahan dengan nominal yang lebih besar di masa depan. Dengan kata lain mengeluarkan uang sekarang untuk membeli aset yang mengalami kenaikan nilai di masa mendatang.

Investasi Menurut Lipsey

Pengertian Investasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan barang atau uang yang tidak ingin dinikmati atau dikonsumsi di masa sekarang, namun ditujukan untuk kebutuhan konsumsi di masa mendatang sesuai dengan periode waktu yang dipilih. Menurut Lipsey, investasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah, dan investasi jangka panjang. Lipsey mencoba menjelaskan bahwa investasi adalah mengorbankan kesenangan saat ini demi kesejahteraan di masa depan.

Teori Investasi Neo-Klasik

Teori investasi neo klasik lebih menekankan pada aspek pentingnya memiliki tabungan yang banyak sebagai sumber dan alat untuk berinvestasi. Semakin banyak tabungan yang dimiliki, maka seseorang akan lebih leluasa untuk lebih banyak berinvestasi. Tabungan juga dianggap sebagai roda penggerak ekonomi sebagai akumulasi modal dan potensi peningkatan penduduk. Tokoh Neo-klasik seperti Robert Solow dan Trevor Swan menganggap bahwa peningkatan ekonomi dapat terjadi apabila semua faktor ekonomi seperti modal, tenaga kerja, dan bahan baku tersedia.

Investasi Menurut Deliarnov

Pengertian investasi menurut Deliarnov adalah komitmen untuk mengeluarkan sejumlah dana untuk membeli bahan baku, mesin, gaji karyawan, dan semua keperluan produksi untuk menghasilkan keuntungan. Itu sebabnya, seseorang yang merintis sebuah bisnis perlu investasi pada bisnisnya. Peningkatan nilai bisnis tidak hanya dilihat dari laba yang dihasilkan, namun juga semua stok yang nilai dan jumlahnya bertambah.

Investasi Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo

Pengertian investasi menurut Harianto dan Sudomo merupakan aktivitas penempatan dana pada aset tertentu dengan potensi kenaikan harga dalam kurun waktu tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dan membagi risiko dengan melakukan alokasi aset pada beberapa instrumen berbeda. Jadi, investasi adalah kegiatan penempatan dana demi memperoleh kekayaan dalam kurun waktu tertentu.

Baca Juga: 7 Perbedaan Saham dan Kripto, Mending Investasi Aset Apa?

Manfaat Investasi

Investasi akan memberikan kesejahteraan

Salah satu alasan kenapa banyak orang belum berinvestasi adalah tidak memahami manfaat investasi. Akibatnya, mereka harus tetap bekerja saat para investor menikmati masa pensiun. Selain itu, mereka yang tidak berinvestasi juga tidak dapat mencapai kesejahteraan serta terpapar banyak risiko finansial lainnya. Agar kamu tidak mengalami hal serupa, setelah paham pengertian investasi, ketahui juga berbagai manfaat investasi melalui penjelasan di bawah ini!

1. Kesejahteraan di Usia Senja

Sudahkah kamu menghitung berapa kebutuhan yang diperlukan saat sudah pensiun nanti? Kita semua pasti akan mencapai usia non produktif dikarenakan melemahnya kondisi fisik. Agar kamu tetap dapat mencukupi kebutuhan keluarga saat usia tidak lagi muda, maka harus investasi sedini mungkin.

Jangan menunda-nunda berinvestasi karena waktu berjalan sangat cepat. Jangan sampai kamu menjadi beban orang lain karena tidak investasi. Sekecil apapun investasi yang kamu miliki saat ini masih jauh lebih baik daripada tidak memulai sama sekali.

2. Mitigasi Risiko

Jangan mengandalkan satu sumber pendapatan karena ketika kamu kehilangan pekerjaan maka kehidupan finansialmu akan berantakan. Dengan berinvestasi kamu bisa mendapatkan banyak sumber pendapatan lain tanpa harus bekerja. Kamu bisa memiliki banyak aset sekaligus dalam portofolio, misalkan saja properti, saham, dan logam mulia. Sehingga kinerja keuangan portofolio dapat maksimal dengan risiko yang lebih kecil.

Baca Juga: Profil Risiko Investasi Kamu yang Mana? Cek Biar Makin Cuan!

3. Meningkatkan Kekayaan dan Nilai Aset

Seiring waktu, nilai aset yang kamu miliki akan terus tumbuh. Sehingga kehidupan finansial yang kamu inginkan semakin mudah untuk terwujud. Kamu tidak hanya bisa mencukupi kebutuhan keluarga, namun juga dapat meningkatkan taraf hidup.

4. Melindungi Nilai Aset dari Inflasi

Kamu akan terkejut jika melihat statistik kenaikan harga dari tahun ke tahun. Semua kebutuhan pokok dan belanja rutin akan semakin mahal. Selain berhemat, kamu juga harus investasi agar uang yang dimiliki tidak kehilangan daya beli. Dengan menanamkan uang pada aset yang berpotensi tumbuh seiring waktu, kamu bisa terhindar dari risiko inflasi.

Baca Juga: Tips dan Jenis Investasi yang Cocok Untuk Mahasiswa

Risiko Investasi

Waspadai risiko dalam berinvestasi

Saat investasi, investor harus bisa mengelola risiko. Seorang investor yang bijak tidak hanya memikirkan keuntungan yang bisa didapat, namun juga risiko yang ditanggung. Agar mengetahui risiko apa saja yang bisa didapat saat melakukan investasi, simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut:

1. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah kondisi investor tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Penyebabnya, investor tidak dapat mengubah asetnya menjadi uang tunai. Aset yang dimiliki investor tidak dapat dijual karena minimnya daya pembeli atau permintaan.

Contohnya, investor menanamkan seluruh uangnya pada properti yang dianggap menguntungkan. Namun tiba-tiba investor membutuhkan dana karena mengalami musibah dan seluruh uangnya terlanjur digunakan untuk investasi properti. Alhasil investor harus menjual properti tersebut dengan harga lebih murah sehingga ia mengalami kerugian. Agar hal ini tidak terjadi, investor yang bijak wajib melakukan analisa untuk menghitung risiko serta melakukan diversifikasi pada aset yang lebih likuid.

2. Risiko Fluktuasi

Untuk mulai investasi dengan cerdas, pahami juga pengertian investasi terkait risiko fluktuatif. Terlebih jika kamu investasi saham dan logam mulia. Risiko fluktuasi adalah naik turunnya harga suatu aset karena faktor mekanisme pasar seperti permintaan, penawaran, dan sentimen pasar. Terdapat dua jenis fluktuasi dilihat dari jangka waktunya, yakni jangka panjang dan pendek. Fluktuasi jangka pendek terjadi karena perdagangan internasional dan kebijakan pemerintah. Sedangkan fluktuasi jangka panjang terjadi karena resesi, pandemi global, perang dunia, dan sebagainya.

3. Risiko Reinvestasi

Dalam pengertian investasi, ada juga risiko reinvestasi yang terjadi saat investor tidak dapat investasi ulang pada nilai suku bunga yang sama seperti sebelumnya. Penyebabnya, bank sentral menurunkan suku bunga acuan, sebagai suku bunga reinvestasi. Risiko reinvestasi seringkali ditemukan pada instrumen investasi seperti obligasi. Contohnya, seorang investor menanamkan modal sebesar Rp1 miliar pada Surat Berharga Negara (SBN) dengan bunga 6% per tahun. Tetapi suku bunga turun menjadi 5% sehingga investor tidak mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan.

Baca Juga: Bunga Berbunga Investasi, Ini Rumusnya Gandakan Keuntungan

4. Risiko Kredit

Risiko kredit terjadi apabila pihak yang melakukan perjanjian utang atau bisnis tidak mampu melaksanakan kewajiban. Risiko kredit disebut juga gagal bayar atau default. Contohnya, ketika investor membeli obligasi korporasi dengan imbalan berupa bunga dengan besaran tertentu. Setelah jatuh tempo perusahaan tidak mampu melaksanakan kewajiban sehingga investor mengalami kerugian, hal ini disebut risiko kredit.

5. Risiko Opportunity Cost

Risiko biaya peluang atau opportunity cost terjadi saat investor menemukan peluang yang lebih baik setelah membuat keputusan yang tidak dapat diubah. Contohnya, investor berinvestasi pada suatu saham, namun di kemudian hari terdapat saham yang menunjukkan performa yang lebih baik. Dalam konteks keuangan, risiko opportunity cost sering diartikan sebagai kegagalan dalam mendapatkan keuntungan optimal dengan cara yang efisien. Risiko opportunity cost dapat menyebabkan hilangnya potensi keuntungan, kerugian nilai waktu, hingga biaya transaksi yang tinggi.

6. Risiko Suku Bunga dan Mata Uang Asing

Naik turunnya suku bunga dapat memengaruhi kinerja suatu aset. Misalnya, investor menanamkan modal pada deposito atau obligasi dengan imbal hasil berbentuk bunga. Maka keuntungannya akan dipengaruhi volatilitas suku bunga bank. Risiko lainnya naik turunnya nilai tukar mata uang asing yang memengaruhi laba perusahaan. Jika investor menanamkan modal pada perusahaan yang melakukan perdagangan luar negeri, keuntungan atau kerugian perusahaan akan dipengaruhi volatilitas mata uang asing. Sehingga akan berdampak pada hasil investasi.

Baca Juga: Cara Menghitung Capital Gain Agar Tahu Berapa Keuntungan Investasi

Jenis Investasi Berdasarkan Jangka Waktu

Investasi bisa dibedakan berdasarkan jangka waktunya

Setelah memahami pengertian investasi secara mendasar, kamu harus memahami jenis investasi berdasarkan jangka waktunya. Perbedaan jangka waktu investasi memengaruhi strategi yang harus digunakan. Selain itu, dengan memahami jangka waktu investasi yang tepat kamu bisa memilih strategi yang lebih cocok dengan profil risiko yang dimiliki, berikut ini penjelasannya:

1. Investasi Jangka Pendek

Pengertian investasi jangka pendek atau investasi temporer adalah instrumen investasi yang dapat dicairkan dengan mudah. Umumnya, investasi jangka pendek kurang dari satu tahun. Contoh instrumen investasi jangka pendek adalah SBN, deposito, peer to peer lending, reksa dana pasar uang (RDPU), dan obligasi. Tujuan investasi jangka pendek untuk menjaga aset dari risiko inflasi sekaligus mendapatkan keuntungan.

Dua ciri utama investasi jangka pendek adalah mudah dicairkan (likuid), dan dapat dikonversi menjadi uang tunai pada kurun waktu yang relatif singkat. Sifatnya yang likuid memberikan investor fleksibilitas menghasilkan keuntungan dan mudah untuk dicairkan ketika dibutuhkan. Investasi jangka pendek juga memungkinkan individu maupun korporasi untuk mendapatkan keuntungan melalui diversifikasi.

2. Investasi Jangka Panjang

Pengertian investasi jangka pendek adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu ataupun korporasi untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Umumnya, investasi jangka panjang dilakukan dengan membeli aset atau menanamkan modal pada suatu perusahaan dengan niat untuk dijual dalam kurun waktu lima tahun ke atas atau bahkan tidak berniat untuk dijual sama sekali. Hal ini diharapkan dapat membuat portofolio investasi menunjukkan kinerja positif dengan risiko yang minimal.

Contoh instrumen investasi jangka panjang adalah saham, properti, hingga mesin produksi dan hak paten. Keunggulan investasi jangka panjang adalah minimnya risiko volatilitas karena pada saat tren bear market, aset yang mengalami penurunan nilai tidak dianggap sebagai kerugian, melainkan sebagai kerugian yang tidak terealisasikan atau floating loss. Sehingga investor jangka panjang cenderung menggunakan strategi buy and forget. Yaitu, strategi melakukan pembelian aset investasi kemudian tidak menghiraukan kondisi pasar.

Baca Juga: Reksadana Atau Deposito, Mana yang Lebih Untung?

Faktor yang Memengaruhi Laju Investasi

Pertumbuhan ekonomi akan memengaruhi laju investasi

Kinerja portofolio investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga hingga situasi politik. Memahami faktor apa saja yang dapat memengaruhi laju investasi dapat membantu investor untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi kinerja portofolio investasi:

1. Suku Bunga

Kenaikan suku bunga bank dapat membuat investor menarik dana yang diinvestasikan pada pasar modal ke bank. Hal ini dapat menyebabkan penurunan permintaan akan saham sehingga pasar modal mengalami penurunan performa. Sebaliknya, apabila suku bunga mengalami penurunan, dapat dipastikan pasar modal akan menunjukkan peningkatan performa. Dalam skala makro, penurunan suku bunga membuat pengusaha menjadi lebih bersemangat untuk mengajukan pinjaman untuk digunakan sebagai modal usaha. Hal ini juga dapat meningkatkan laju pertumbuhan pada pasar modal.

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat memberikan sentimen positif pada pasar modal sehingga investor termotivasi untuk menanamkan modal. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui melalui dua komponen, yakni Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto. Pertumbuhan ekonomi juga dapat memberikan momentum relaksasi bagi pelaku pasar modal sekaligus membantu mengendalikan volatilitas dan kestabilan saham.

3. Perkembangan Infrastruktur

Perkembangan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara serta infrastruktur lain dapat meningkatkan efisiensi bagi pelaku usaha. Hal ini dapat mendorong keuntungan yang lebih besar sehingga perkembangan infrastruktur ditanggapi positif oleh pasar modal. Tidak hanya investor domestik, investor asing juga menjadikan perkembangan infrastruktur pada sebuah negara sebagai indikator sehat untuk menanamkan modal. Infrastruktur tidak selalu berwujud fisik. Misalnya jaringan internet, digitalisasi perbankan, dan penerapan teknologi lain.

4. Inflasi

Faktor lainnya adalah inflasi yang berkorelasi dengan kondisi pasar modal. Kenaikan inflasi akan selalu diikuti dengan melemahnya bursa saham. Inflasi dapat terjadi karena kenaikan permintaan ataupun kelangkaan. Keduanya akan direspon oleh bank sentral dengan meningkatkan suku bunga. Hal ini diharapkan dapat membuat konsumen untuk berhemat sehingga keinginan untuk berbelanja menjadi berkurang.

Dalam pengertian investasi, inflasi kerap dikaitkan dengan besarnya jumlah uang beredar di masyarakat. Sehingga bank juga memperdagangkan obligasi pemerintah untuk mengontrol jumlah uang beredar. Inflasi juga dapat menurunkan rasio risk-reward sehingga investor beralih dari pasar modal menuju instrumen pendapatan tetap seperti obligasi dan deposito. Meski begitu, inflasi tidak selalu identik dengan hal negatif. Pada level yang sehat, inflasi selalu diikuti dengan meningkatnya angka Pendapatan Nasional Bruto.

5. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah memiliki peran penting dalam pasar modal meskipun negara tersebut menganut paham pasar bebas. Peran pemerintah dalam membuat regulasi transaksi, menyediakan kerangka kerja institusional, menstabilkan pasar, hingga menegakkan hukum pada para pelaku pasar memiliki konsekuensi yang besar pada iklim usaha. Peran pemerintah yang dapat memengaruhi laju investasi antara adalah menyediakan subsidi, menerbitkan kebijakan pajak, pemberlakuan larangan ekspor-impor, menjalin hubungan dagang antar negara, hingga menerapkan upah minimum, dapat menjadi stimulus pada laju pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Apa Itu Trading? Kenali Jenis, Keuntungan, dan Risikonya

Rekomendasi Instrumen Investasi Pilihan

Investasi crypto digemari banyak anak muda

Kamu sudah memahami pengertian investasi hingga faktor yang memengaruhi investasi, kamu juga harus tahu macam-macam instrumen investasi terbaik. Dengan memahami berbagai jenis instrumen investasi, kamu dapat memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai pengertian investasi sekaligus dapat menentukan instrumen terbaik yang paling sesuai. Simak beberapa rekomendasi instrumen investasi pilihan di bawah ini!

1. Investasi Saham

Saham salah satu instrumen terpopuler pada topik keuangan karena likuiditas yang tinggi, mudah dijual, dan menjanjikan keuntungan tinggi. Saham merupakan tanda keikutsertaan dalam menanamkan modal pada suatu perusahaan. Investor mendapatkan keuntungan melalui capital gain atau kenaikan harga saham dan dividen atau pembagian laba.

Investasi saham di era digital sangatlah mudah. Kamu cukup install aplikasi investasi saham dan melakukan deposit melalui bank lokal. Investasi saham sangat terjangkau mulai dari Rp100.000. Beberapa aplikasi juga memungkinkan kamu untuk dapat berinvestasi pada saham luar negeri seperti S&P 500, Facebook, Tesla, dan sebagainya.

2. Investasi Cryptocurrency

Investasi cryptocurrency sangat diminati generasi milenial karena menjanjikan keuntungan terbesar dibanding instrumen lain. Meskipun begitu banyak juga investor yang skeptis dengan cryptocurrency mengingat investor dapat terpapar risiko yang jauh lebih besar dikarenakan volatilitas cryptocurrency. Namun, tidak ada salahnya apabila sebagian kecil proporsi portofolio investasi kamu adalah cryptocurrency. Investasi cryptocurrency juga sangat terjangkau dengan deposit awal Rp50.000.

Selain itu, kamu juga bisa melakukan perdagangan cryptocurrency lintas negara. Kamu bisa bertransaksi tanpa melalui perusahaan exchange, yakni dengan menggunakan crypto wallet. Selain volatilitas yang tinggi, kekurangan cryptocurrency yang lain adalah rawan serangan hacker sehingga kamu perlu melakukan pengaman lebih dengan menggunakan cold storage. Kamu juga harus memiliki pemahaman teknis yang tinggi mengingat banyak teknologi baru yang digunakan untuk investasi cryptocurrency.

3. Investasi Properti

Investasi properti dapat menjadi pilihan terbaik untuk investor yang lebih konservatif dan menginginkan aset yang lebih solid. Investasi properti dapat berupa tanah, rumah, hingga bangunan komersil seperti ruko. Saat ini investasi properti menjadi semakin terjangkau berkat produk keuangan bernama Dana Investasi Real Estate atau DIRE. Produk ini merupakan kontrak investasi bersama yang ditujukan untuk mendanai proyek properti. Kamu dan investor lain bersama-sama menanamkan modal sehingga berinvestasi properti menjadi semakin terjangkau.

Selain terjangkau dan aman karena diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investasi DIRE juga menjanjikan dividen 5-8% dari keuntungan bersih setiap bulannya. Properti yang dikelola pada DIRE adalah mall, perkantoran, apartemen, pergudangan, hotel, dan rumah sakit. Selain DIRE, ada juga DINFRA, yakni pendanaan kolektif untuk projek infrastruktur. Satu lot kepemilikan DIRE atau DINFRA hanya seharga Rp10.000.

4. Investasi Emas

Ketika kinerja pasar modal mulai menurun, investasi emas justru menunjukan hal sebaliknya. Pasalnya, emas dipercaya memiliki nilai intrinsik sebagai logam mulia sejak awal peradaban manusia. Emas memiliki banyak fungsi seperti perhiasan, industri elektronik, media tukar, hingga industri otomotif sehingga permintaan akan emas selalu naik. Kini investasi emas semakin mudah dan terjangkau berkat teknologi digital. Kamu bisa mulai menabung emas dengan modal awal Rp500 tanpa harus keluar rumah.

Baca Juga: Tabungan Emas Mandiri: Cara Investasi, Biaya, dan Manfaat

5. Investasi Peer To Peer Lending

Peer to Peer (P2P) Lending adalah platform yang menghubungkan peminjam dan kreditur melalui teknologi aplikasi digital. Dengan P2P Lending, kreditur lebih mudah menemukan debitur, sedangkan debitur lebih mudah mendapatkan akses pinjaman. Sebagai investor atau kreditur, kamu akan mendapatkan keuntungan berupa bunga pinjaman dipotong fee sebagai imbal jasa untuk penyedia jasa P2P Lending. Tetapi, kamu juga perlu berhati-hati karena kamu dapat terpapar risiko gagal bayar.

6. Investasi Mata Uang Asing

Perdagangan antarnegara dengan mata uang asing membuat pelaku perdagangan internasional membutuhkan peran pasar uang asing. Kamu dapat berperan sebagai penyedia likuiditas (liquidity provider) dengan investasi pada mata uang asing. Kamu bisa mendapatkan keuntungan melalui volatilitas selisih kurs mata uang saham. Kamu bisa mulai menjadi investor mata uang asing hanya dengan Rp100.000 melalui platform trading forex digital.

7. Deposito Berjangka

Sudahkan kamu tahu pengertian investasi deposito berjangka? Deposito berjangka adalah investasi penghasilan tetap yang cocok jika kamu menginginkan instrumen investasi yang lebih aman. Kamu cukup membuat akun deposito dan menanamkan dana yang dimiliki untuk dikelola bank dalam jangka waktu tertentu, antara tiga bulan hingga satu tahun atau lebih. Namun, kamu perlu melakukan alokasi aset agar tidak terpapar risiko likuiditas berlebih.

8. Investasi Reksa Dana

Bagi investor yang ingin menanamkan modal pada pasar modal namun tidak dapat melakukan analisa fundamental secara mandiri dapat berinvestasi pada perusahaan reksa dana. Reksa dana adalah wadah investasi kolektif (bersama) yang dikelola manajer investasi profesional yang siap memilih saham dengan kinerja terbaik untuk investor. Dana investor akan dikelola melalui bank kustodian sehingga investor tidak perlu khawatir uangnya dibawa kabur. Investasi reksadana merupakan jenis investasi jangka panjang yang hasilnya baru dapat dirasakan minimal lima tahun.

9. Investasi Syariah

Investasi syariah adalah instrumen investasi untuk mendapatkan keuntungan dan memberi manfaat sosial berdasarkan prinsip hukum Islam. Instrumen investasi syariah di antaranya saham syariah, reksa dana syariah, dan sukuk atau obligasi syariah. Pada investasi syariah, semua transaksi harus dilakukan tanpa adanya unsur spekulasi dan judi, sehingga tidak diperkenankan melakukan transaksi short selling dan margin trading. Selain itu, saham yang diinvestasikan tidak boleh menjual barang dan jasa yang dilarang oleh agama seperti minuman keras atau riba.

10. Obligasi

Ketahui juga pengertian investasi obligasi sebagai salah satu instrumen investasi populer yang dapat memberikan pendapatan tetap. Obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah ataupun korporasi yang berisi perjanjian untuk mengembalikan modal pokok beserta bunga pada tanggal jatuh tempo. Saat ini kamu bisa investasi obligasi dengan aplikasi investasi digital tanpa harus keluar rumah. Modal awal investasi obligasi mulai dari Rp1.000.000.

Baca Juga: 11 Aplikasi Trading Saham OJK, Legal dan Cara Tradingnya

Hal yang Harus Dihindari Saat Berinvestasi

Lakukan diversifikasi agar investasi aman

Investasi tidak dapat dipisahkan dari risiko, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar investor tidak mengalami kerugian saat berinvestasi. Biasanya kerugian terjadi karena kesalahan menganalisa dan mengalokasikan dana pada instrumen tertentu. Meski kamu sudah memahami pengertian investasi dan jenis-jenisnya yang sesuai dengan profil risiko, agar kamu tidak kesalahan, pahami beberapa kesalahan umum investasi di bawah ini!

1. Spekulasi

Risiko investasi muncul saat investor melakukan hal yang tidak dipahami. Jadi, jangan spekulasi atau mengadu nasib dengan keberuntungan di pasar saham alih-alih melakukan analisa. Berinvestasilah pada instrumen yang benar-benar dipahami dan jangan menaruh semua uang pada satu aset saja.

2. Tidak Memperhatikan Biaya Transaksi dan Pajak

Trading dengan memasang order puluhan kali dalam sehari berisiko kehilangan banyak uang karena biaya transaksi yang membesar. Risiko juga semakin besar karena terlalu sering bertaruh pada jangka waktu yang pendek. Selain biaya transaksi, investor juga harus memerhatikan pajak yang bisa menjadi faktor penggerus keuntungan terbesar dalam investasi. Menjual saham atau instrumen investasi lain dapat menimbulkan pajak yang besar. Nah, investasi jangka panjang dapat meminimalisir biaya pajak.

3. Mengandalkan Opini Orang Lain

Pasar modal sangat sulit diprediksi dan seringkali berita di media massa dibanjiri opini negatif yang dapat memengaruhi sentimen pasar. Terlalu mendengarkan opini orang lain dapat membuat investor tidak memiliki pendirian dan mudah panik saat pasar modal melakukan manuver harga. Investor yang bijak akan melakukan analisa secara mandiri dan menutup telinga pada riuh berita dan opini orang lain.

4. Tidak Memiliki tujuan Investasi

Kebanyakan orang berpikir pengertian investasi adalah jalan pintas menuju kekayaan tanpa harus bekerja. Alhasil, banyak orang menanamkan modal pada instrumen yang tidak terdaftar OJK karena iming-iming keuntungan yang tidak masuk akal. Imbasnya, banyak orang menderita kerugian karena tidak memiliki tujuan investasi yang benar. Investor sukses melakukan investasi dengan tujuan untuk melawan inflasi dan meningkatkan nilai aset secara perlahan seiring waktu. Karenanya, perbaiki tujuan investasi kamu dengan tujuan yang lebih tepat.

5. Tidak Melakukan Diversifikasi

Seringkali investor mengalami kerugian karena menempatkan semua uang pada satu instrumen investasi saja. Sehingga investor terpapar risiko yang lebih tinggi saat instrumen tersebut mengalami penurunan harga. Sebagai antisipasi, taruh uang yang diinvestasikan pada beberapa instrumen berbeda sehingga kenaikan harga pada salah satu instrumen dapat mensubsidi penurunan pada instrumen lain.

6. Melibatkan Emosi Saat Mengambil Keputusan

Akan sangat sulit bagi seorang investor untuk mengambil keputusan rasional apabila pikirannya diliputi oleh emosi. Dua emosi yang seringkali menjerumuskan seorang investor adalah serakah dan takut. Agar dapat membuat keputusan rasional, seorang investor harus membekali diri dengan tiga hal yakni analisa, diversifikasi, dan alokasi aset.

Baca Juga: Keunggulan dan Kekurangan dalam Investasi Bitcoin

Capai Kesejahteraan Finansial Dengan Investasi Sejak Dini

Mulailah berinvestasi sejak dini

Kamu sudah memahami pengertian investasi yang begitu luas melalui berbagai sudut pandang para ahli, sebelum memutuskan untuk investasi, pahami juga segala risiko investasi serta cara analisis pasar. Agar tujuan finansial tercapai serta dapat merasakan keamanan finansial lebih besar pastikan kamu juga membangun dana darurat serta memiliki asuransi yang dapat melindungi keamanan finansial.

Akan terasa lebih mudah apabila kamu didampingi oleh konsultan profesional yang dapat memberi nasihat dan rekomendasi produk keuangan secara gratis. MoneyDuck adalah platform yang dapat menjadi jembatan antara kamu dan konsultan keuangan untuk dapat saling berinteraksi. Caranya sangat mudah karena yang harus kamu lakukan hanyalah menekan tombol Konsultasi Gratis di bawah ini!