Kurs adalah istilah yang sering didengar dalam transaksi internasional menggunakan mata uang asing. Nilai dari setiap kurs berbeda-beda, tergantung mata uang dan nilai tukarnya. Antara kurs dolar Amerika Serikat dan Australia, tentu berbeda karena mata uang dari kedua negara ini pun berbeda.
Dalam dunia kurs valuta asing, dikenal pula kurs jual dan beli. Keduanya memiliki perbedaan dalam transaksi mata uang asing. Apa saja perbedaan kurs jual dan kurs beli? Faktor apa saja yang memengaruhi dan bagaimana cara menghitung keduanya? Simak penjelasannya di artikel MoneyDuck bawah ini.
Apa Perbedaan Kurs Jual dan Kurs Beli?
Kurs jual merupakan nilai yang dipakai bank atau money changer saat menjual mata uang asing kepada masyarakat. Jika kamu ingin menukarkan mata uang rupiah ke mata uang asing, maka kurs yang digunakan adalah kurs jual. Nilai kurs jual yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI) cenderung lebih tinggi daripada kurs beli.
Sedangkan kurs beli adalah nilai yang dipakai bank atau money changer saat membeli mata uang asing dari masyarakat. Jika kamu ingin menukarkan mata uang asing ke rupiah, maka dipakai kurs beli. Nilai kurs beli lebih rendah daripada kurs jual.
Sewaktu menukarkan mata uang asing ke rupiah, jangan heran apabila jumlah rupiah yang diterima saat ini lebih sedikit daripada uang yang dikeluarkan dulu. Sebab, rate yang digunakan oleh BI sendiri pun berbeda. Belum ditambah dengan adanya perubahan nilai kurs yang otomatis memengaruhi jumlah uang yang diterima atau dikeluarkan.
Lalu, Apa itu Kurs Tengah?
Selain kurs jual dan beli, ada juga istilah kurs tengah. Kurs tengah adalah nilai yang berada di antara kurs jual dan beli. Nilainya diperoleh dengan cara menjumlahkan kurs jual dan beli, lalu dibagi dua. Hasilnya akan disebut sebagai kurs tengah.
Kurs tengah sering digunakan saat periode tutup buku akuntansi, khususnya oleh perusahaan asing yang ada di Indonesia. Perhitungan laba yang diperoleh perusahaan dalam satu tahun akan dilakukan menggunakan kurs tengah. Hasilnya akan dijadikan sebagai acuan untuk memudahkan perhitungan pajak tahunan perusahaan yang bersangkutan.
Faktor yang Memengaruhi Kurs Jual dan Kurs Beli
Seperti yang diketahui, nilai kurs dapat berubah-ubah setiap waktu. Meskipun terdapat perbedaan kurs jual dan kurs beli, tapi faktor yang memengaruhi keduanya adalah sama. Berikut ini enam faktor yang memengaruhi keduanya.
1. Adanya Inflasi
Inflasi adalah suatu kondisi yang mengindikasikan kenaikan harga barang atau jasa akibat melemahnya nilai mata uang suatu negara. Ketika nilai mata uang lemah, maka harga barang yang diimpor menjadi lebih mahal. Hal ini akan menurunkan jumlah permintaan di suatu negara.
Tidak hanya impor saja, inflasi juga memengaruhi aktivitas ekspor di suatu negara. Melemahnya mata uang di suatu negara secara otomatis akan mengurangi keuntungan. Hal ini akan berdampak pada penurunan cadangan devisa negara.
2. Perbedaan Suku Bunga
Penurunan suku bunga di suatu negara memengaruhi nilai tukar kursnya. Ketika suku bunga naik, maka harga kurs di suatu negara ikut naik. Dan ketika suku bunga turun, maka harga kurs suatu negara ikut menurun. Adanya peningkatan suku bunga di suatu negara menjadi daya tarik tersendiri agar investor asing tertarik berinvestasi di negara tersebut.
Suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan jumlah keuntungan investor. Begitu pula dengan negara yang menerima modal investasi tersebut. Semakin banyak modal asing yang masuk, semakin kuat pula nilai tukar mata uang dari negara yang bersangkutan.
3. Aktivitas Neraca Pembayaran
Nilai kurs jual dan beli juga dipengaruhi oleh aktivitas neraca pembayaran. Ketika neraca pembayaran aktif, hal ini mendorong permintaan debitur asing yang otomatis menguatkan nilai kurs mata uang lokal. Hal sebaliknya pun berlaku. Ketika neraca pembayaran pasif, debitur lokal akan menjual aset yang dimilikinya menggunakan mata uang asing, sehingga terjadi penurunan nilai mata uang lokal.
4. Kebijakan Pemerintah
Coba perhatikan ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan baru, hal ini sontak memengaruhi nilai kurs. Misalnya, kebijakan terhadap pembatasan impor yang mengakibatkan menurunnya permintaan atas valuta asing. Ketika hal ini terjadi, mata uang di negara tersebut menjadi kuat.
Stabil atau tidaknya nilai kurs sangat berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Diperlukan pertimbangan yang matang sebelum mengeluarkan keputusan ekspor dan impor. Alhasil, ke depannya tidak berdampak buruk bagi suatu negara.
5. Ekspektasi Nilai Tukar
Perkiraan yang terjadi di masa depan juga mempengaruhi nilai tukar mata uang. Ketika suatu negara diperkirakan mengalami inflasi pada tahun 2023, maka nilai tukar mata uangnya menurun. Penurunan terjadi karena sebagian besar masyarakat berlomba-lomba menjual mata uang tersebut, lalu menukarkannya dengan valuta asing. Penurunan juga terjadi karena tak sedikit investor asing yang menarik modalnya dari negara yang bersangkutan.
6. Capital Outflow
Faktor yang terakhir adalah capital outflow atau keluarnya dari kas suatu negara untuk membeli kebutuhan negara atau membayar utang. Semakin besar uang yang dikeluarkan, semakin lemah nilai tukar valuta lokal. Semakin kecil uang yang dikeluarkan, semakin kuat nilai tukar valuta lokal.
Baca Juga: 8 Alasan kenapa Rupiah Terus Melemah
Perbedaan Cara Menghitung Kurs Jual dan Kurs Beli
Perhitungan kurs jual atau beli dilakukan berdasarkan sudut pandang bank atau money changer. Antara bank yang satu dan yang lainnya bisa berbeda-beda. Saat ingin melakukan transaksi kurs, kamu perlu detail melihat nilai kurs jual maupun belinya, lalu memilih mana yang paling menguntungkan.
Cara Menghitung Kurs Jual
Ambil contoh, Budi ingin menukar uang sebesar Rp50.000.000 ke mata uang dolar Australia. Diketahui nilai kurs jual 1 dolar Singapura saat itu adalah Rp10.000. Sementara nilai kurs beli 1 dolar Singapura adalah Rp9.800. Maka, berapa banyak yang diterima Budi?
Dalam kasus ini, Budi ingin menukarkan uang rupiah ke dolar Singapura. Kurs yang dipakai adalah kurs jual, karena bank atau money changer menjual valuta asing kepada Budi. Jumlah yang diterima Budi adalah 5.000 dolar Singapura.
Perhitungannya adalah Rp50.000.000 : Rp10.000 = 5.000 dolar Singapura.
Cara Menghitung Kurs Beli
Ambil contoh, Lina sedang liburan ke Inggris selama dua minggu. Sepulangnya dari Inggris, ternyata Lina masih mempunyai 500 poundsterling. Lina ingin menukarkan uangnya ke rupiah agar bisa digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Saat itu, nilai kurs jual 1 poundsterling adalah Rp17.200, sedangkan kurs beli 1 poundsterling adalah Rp17.000. Berapa banyak yang diterima Lina?
Dalam kasus ini, Lina ingin menukarkan poundsterling yang dimilikinya ke rupiah. Kurs yang digunakan adalah kurs beli, karena bank atau money changer membeli valuta asing yang Lina miliki. Adapun jumlah yang diterima Lina adalah Rp8.500.000.
Perhitungannya adalah 500 x 17.000 = Rp8.500.000.
Pilihan Kurs untuk Investasi Valas
Perubahan nilai tukar kurs menjadi daya tarik sendiri dalam dunia investasi. Jika kebetulan nilai valuta asing sedang naik, maka orang yang memiliki valuta asing akan memperoleh sejumlah keuntungan saat menukarkan valuta yang dimilikinya. Tertarik investasi valuta asing?
Dari sekian banyak valuta asing, berikut ini lima pilihan kurs yang bisa kamu pertimbangkan untuk investasi valas:
- Dolar Amerika (USD), menjadi mata uang paling berpengaruh di dunia karena banyak digunakan dalam transaksi internasional.
- Euro (EUR), merupakan mata uang terkuat kedua di dunia karena ditopang oleh negara-negara maju yang ada di Eropa.
- Poundsterling (GBP), karena memiliki nilai tukar yang lebih tinggi dari USD dan EUR sehingga diyakini sebagai mata uang yang memiliki stabilitas tinggi.
- Yen (JPY), merupakan mata uang yang mudah diperdagangkan di Asia. Juga memiliki pengaruh yang kuat dalam perdagangan dunia.
- Dolar Singapura (SGD), menjadi mata uang terkuat nomor dua di Asia. Nilai tukarnya cenderung terjangkau daripada Dolar Amerika, jadi cocok untuk investasi valas.
Baca Juga: Serba-Serbi Uang Sebagai Alat Pembayaran
Cek Dulu Nilai Kurs sebelum Investasi
Setiap produk investasi pasti memberikan sejumlah keuntungan kepada pemiliknya, termasuk investasi valas. Jika kamu tertarik investasi valas, sering-sering luangkan waktu untuk mengecek nilai kurs pada hari saat ingin berinvestasi. Perbedaan nilai kurs jual dan kurs beli akan berpengaruh signifikan terhadap portofolio investasimu.
Selain valas, kamu pun dapat berinvestasi pada produk lain, seperti deposito, reksa dana, emas, maupun saham. Untuk menentukan yang terbaik sesuai profil risiko investasi, kamu bisa diskusikan dengan para ExpertDuck, ya! Mulai percakapan dengan menekan tombol Konsultasi Gratis di bawah.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!