Beragam instrumen investasi kini dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat yang ingin berinvestasi. Selain pilihan yang beragam, deposit awal yang dibutuhkan juga sangat terjangkau sehingga kini siapapun bisa berinvestasi dengan modal yang kecil. Perusahaan investasi juga menawarkan layanan yang memudahkan investor dalam mengelola asetnya, salah satunya reksa dana obligasi.
Reksa dana investasi hadir sebagai solusi bagi investor yang menginginkan keuntungan yang pasti dengan risiko investasi yang kecil. Dana yang disetorkan akan dikelola oleh manajer investasi yang profesional sehingga investor pemula tidak perlu khawatir dengan minimnya pengetahuan investasi yang dimiliki saat ini. Selain itu, reksa dana obligasi juga memiliki biaya investasi yang ringan berkat kebijakan pemerintah yang memberi insentif pajak pada produk reksa dana. MoneyDuck melalui artikel ini akan membahas secara detail apa itu reksa dana obligasi dan keunggulan serta kekurangan yang dimilikinya. Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Reksa Dana
Reksa dana adalah wadah investasi yang dikelola secara profesional oleh manajer investasi yang juga mengelola dana dari banyak investor lain untuk membeli aset keuangan seperti valas, saham, dan surat berharga lain seperti obligasi. Jadi, setiap investor ikut berpartisipasi secara proporsional dalam keuntungan atau kerugian yang dihasilkan pada investasi. Nah, selain reksa dana obligasi, ada jenis reksa dana lainnya yang dibedakan berdasarkan jenis aset yang dikelola:
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana dengan seluruh asetnya ada pada pasar uang jangka pendek yang sangat likuid seperti Surat berharga Indonesia (SBI), deposito berjangka, surat utang negara, surat utang perusahaan, dan obligasi lain dengan peringkat kredit tinggi dengan masa jatuh tempo jangka pendek. Reksa dana pasar uang bertujuan sebagai instrumen investasi yang menawarkan likuiditas tinggi kepada investor dengan tingkat risiko yang sangat rendah.
Reksa dana pasar uang bekerja layaknya reksa dana pada umumnya. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) menerbitkan unit penyertaan yang dapat dibeli oleh investor yang menyetorkan dana sebagai modal atau principal dan mendapatkan kupon atau bunga setiap bulan sebagai imbal hasil. Reksa dana pasar uang memiliki risiko sangat rendah dan dikenakan pajak yang kecil atau bahkan bebas pajak tergantung pada portofolio yang dikelola. Tetapi reksa dana pasar uang hanya menghasilkan sedikit kenaikan modal atau capital gain dan tidak cocok sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Baca Juga: Tips dan Jenis Investasi yang Cocok Untuk Mahasiswa
2. Reksa Dana Obligasi (Pendapatan Tetap)
Reksa dana obligasi adalah reksa dana yang berinvestasi hanya pada surat utang. Bagi sebagian investor, reksa dana obligasi cara yang efisien untuk berinvestasi dalam bentuk surat berharga daripada membeli secara individu. Tidak seperti obligasi individu, reksa dana obligasi tidak memiliki tanggal jatuh tempo (maturity) untuk pengembalian modal pokok (principal). Karena manajer investasi melakukan jual beli obligasi tanpa menunggu tanggal jatuh tempo.
Alhasil modal pokok yang diinvestasikan oleh investor mengalami fluktuasi sesuai kondisi pasar. Selain itu, besaran pendapatan kupon atau bunga yang diterima investor akan bervariasi setiap bulan. Alih-alih mengembalikan modal pokok, manajer investasi biasanya menanam kembali dana tersebut untuk diinvestasikan pada obligasi yang memiliki peringkat kredibilitas tinggi. Reksa dana obligasi disebut juga reksa dana pendapatan (fixed income) tetap karena porsi aset terbesar yang dialokasikan dalam sekuritas pendapatan tetap, salah satunya obligasi.
3. Reksa Dana Campuran
Disebut juga reksa dana hibrida atau balance mutual fund, yaitu aset investasi yang sangat cocok untuk investor konservatif dalam menghadapi fluktuasi pada pasar modal. Reksa dana campuran adalah wadah investasi yang menanamkan aset yang dikelola pada saham dan surat utang. Perpaduan ini menghasilkan portofolio yang lebih tahan terhadap gejolak pasar yang menyebabkan fluktuasi. Reksa dana campuran memiliki potensi untuk menghasilkan pengembalian investasi yang relatif lebih baik daripada reksa dana obligasi dengan risiko yang lebih rendah daripada reksa dana saham.
4. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham adalah wadah investasi yang seluruh porsi aset yang dikelola ditanamkan pada pasar saham. Meskipun memiliki risiko dan tingkat fluktuasi yang lebih besar, reksa dana saham memiliki tingkat pengembalian investasi yang paling tinggi dibandingkan jenis reksa dana yang lain. Itu sebabnya, reksa dana saham lebih cocok untuk investor agresif yang bersedia menanggung risiko yang lebih tinggi pada portofolio investasinya. Namun, risiko tersebut masih masuk dalam kategori risiko terukur karena dikelola oleh manajer investasi yang profesional.
Baca Juga: 8 Perbedaan Reksa Dana dan Saham yang Wajib Kamu Ketahui!
Begini Cara Kerja Reksa Dana
Nah, kamu sudah mengetahui perbedaan reksa dana obligasi dengan jenis lainnya, lalu bagaimana reksa dana bekerja? Reksa dana bekerja dengan mengumpulkan uang dari banyak investor yang akan digunakan untuk membeli aset seperti saham, obligasi, dan surat berharga lainnya. Reksa dana dioperasikan oleh manajer keuangan profesional, yang melakukan audit, analisis, serta alokasi aset untuk menghasilkan keuntungan bagi investor dengan imbalan berupa komisi. Calon investor dapat melihat kinerja keuangan serta portofolio yang dikelola oleh manajer investasi melalui informasi yang tercantum dalam prospektus perusahaan.
Reksa dana memberi investor akses menuju portofolio aset seperti ekuitas, obligasi, saham, dan sekuritas lainnya. Dana yang terkumpul direpresentasikan dalam prospektus sebagai total kapitalisasi pasar atau biasa disebut Asset Under Management (AUM). Sedangkan nilai aset yang dibeli dari dana terkumpul disebut Net Asset Value (NAV). Nilai NAV bisa lebih tinggi atau rendah tergantung dari kinerja perusahaan reksa dana yang mengelola aset tersebut.
Baca Juga: Cara Investasi Reksa Dana untuk Pemula, Prospek Cuan Tinggi
Mengenal Jenis Reksa Dana Obligasi
Setiap produk keuangan pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing termasuk reksa dana obligasi. Dengan memahami karakteristik reksa dana obligasi, kamu bisa memutuskan apakah produk keuangan ini cocok untuk membantu mencapai tujuan finansial. Reksa dana obligasi mengelola portofolio yang berisi surat utang korporasi atau surat utang negara. Risiko reksa dana obligasi lebih rendah daripada reksa dana campuran atau saham. Agar kamu lebih tahu apa itu reksa dana obligasi, simak penjelasan mengenai kelebihan dan kekurangan reksa dana obligasi berikut ini!
Kelebihan Reksa Dana Obligasi
Tidak sama dengan reksa dana atau produk keuangan lainnya yang berisiko tinggi dan fluktuatif, reksa dana obligasi memiliki risiko yang rendah dengan pendapatan yang tetap. Selain itu, reksa dana obligasi juga memiliki beberapa kelebihan lain seperti pajak yang lebih kecil, likuiditas yang tinggi sehingga lebih mudah dicairkan, serta modal yang kecil sehingga lebih terjangkau. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai kelebihan reksa dana obligasi di bawah ini!
1. Pajak Lebih Kecil
Keuntungan reksa dana obligasi diperoleh dari bunga atau kupon yang diberikan oleh penerbit obligasi kepada investor setiap bulannya. Pendapatan bunga ini memiliki kewajiban pajak yang harus dibayar. Meski begitu, kamu tidak perlu khawatir karena kamu hanya dibebani potongan 10% dari pendapatan bunga yang diperoleh. Bahkan nol pada beberapa perusahaan reksa dana obligasi tertentu.
Besaran ini lebih rendah daripada pajak bunga obligasi individu sebesar 15% atau pajak bunga deposito sebesar 20% pada saldo deposito di atas Rp7.500.000. Pemerintah memberi insentif pajak karena dengan berinvestasi pada reksa dana obligasi, investor ikut membangun perekonomian negeri.
2. Mudah Dicairkan
Jika kamu berinvestasi pada obligasi individu, kamu harus menunggu uang yang disetorkan sebagai modal pokok dikembalikan pada tanggal jatuh tempo. Hal ini akan membuat investor kehilangan likuiditas dalam kurun waktu yang cukup lama, yakni sekitar satu tahun. Namun, ini tidak berlaku jika kamu investasi reksa dana obligasi, karena manajer investasi melakukan jual beli obligasi yang dapat diperdagangkan tanpa menunggu hingga jatuh tempo. Sehingga dana investasi yang disetorkan dapat dicairkan dengan mudah sewaktu-waktu.
3. Modal Kecil
Kamu perlu siapkan dana minimal Rp1.000.000 jika ingin berinvestasi pada Obligasi Negara Ritel Indonesia sebagai investor individu. Dana sebesar itu cukup besar apalagi kamu hanya mendapatkan satu instrumen saja pada portofolio investasi yang kamu kelola secara pribadi. Kamu juga harus memiliki NPWP untuk bisa membeli obligasi individu. Namun, jika kamu investasi reksa dana obligasi, kamu bisa mulai dengan modal awal yang sangat kecil mulai dari Rp10.000 dengan syarat yang mudah yakni KTP dan rekening bank saja.
Baca Juga: Ini 5 Saham yang Bagus untuk Pemula: Blue Chip dan Sektornya
Kelemahan Reksa Dana Obligasi
Meskipun menjanjikan risiko kecil dan modal yang terjangkau, reksa dana obligasi juga memiliki kelemahan yang mesti diperhitungkan. Beberapa kelemahan yang dimiliki reksa dana obligasi adalah risiko fluktuasi, risiko wanprestasi, dan risiko likuiditas. Agar kamu lebih memahami risiko reksa dana obligasi simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini!
1. Ada Risiko Fluktuasi Harga
Obligasi atau surat utang yang dikelola perusahaan reksa dana diperdagangkan di bursa obligasi. Hal ini menyebabkan harga aset yang dipegang mengalami fluktuasi. Namun, kamu tidak perlu khawatir karena obligasi yang dikelola manajer investasi merupakan obligasi pilihan dengan peringkat kredibilitas yang tinggi sehingga fluktuasi harga tidak terlalu signifikan. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi harga adalah kebijakan pemerintah dan naik-turunnya suku bunga.
2. Waspadai Risiko Wanprestasi
Sebagai sebuah wadah investasi yang terdiri surat utang, reksa dana obligasi tidak dapat lepas dari risiko wanprestasi. Hal ini terjadi jika penerbit obligasi mengalami gagal bayar sehingga harga surat utang yang diterbitkan tidak lagi bernilai. Meski begitu, perusahaan reksa dana obligasi hanya memilih surat utang dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, salah satunya Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi yang diterbitkan oleh korporasi dengan reputasi yang baik.
3. Ada Risiko Likuiditas
Kalau kamu berinvestasi pada obligasi individu, kamu tidak bisa melakukan perdagangan obligasi sehingga likuiditasnya sangat terbatas. Namun, jika kamu investasi reksa dana obligasi, kamu masih memiliki kemampuan likuiditas yang tinggi sehingga modal pokok yang disetorkan dapat ditarik sewaktu-waktu. Tapi, karena obligasi yang diperdagangkan mengalami fluktuasi, kamu tidak sepenuhnya terhindar dari risiko likuiditas terutama jika obligasi yang dimiliki mengalami penurunan harga.
Baca Juga: Tips Manajemen Risiko Investasi agar Investasi Tidak Boncos
Tips Investasi Reksa Dana Obligasi untuk Pemula
Agar bisa sukses dalam berinvestasi, kamu memerlukan pedoman yang tepat sebagai kompas dalam mengelola portofolio investasi. Pedoman ini akan membantu kamu saat melakukan perencanaan, pemilihan, dan alokasi dana investasi dengan tepat. Banyak investor mengalami kerugian karena tidak memiliki pedoman yang tepat dan hanya mengandalkan nalurinya saat menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif. Nah, simak tips investasi reksa dana obligasi di bawah ini dapat menjadi pedoman terbaik dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Investasi reksa dana obligasi adalah instrumen dengan risiko kecil dan menjanjikan keuntungan pasti dengan tingkat pengembalian yang wajar. Reksa dana obligasi cocok untuk menjamin kinerja portofolio keuangan yang stabil dalam kurun waktu ideal tiga tahun. Selalu gunakan uang dingin yang tidak akan digunakan dalam kurun waktu dekat untuk melakukan investasi.
2. Ketahui Fungsi Kupon dalam Reksa Dana Obligasi
Baik obligasi negara atau obligasi korporasi, keduanya menawarkan insentif keuntungan berupa kupon kepada calon investor. Lantas, tahukah kamu apa fungsi kupon pada obligasi? Kupon merupakan pendapatan tetap yang akan diterima investor dalam bentuk bunga yang diberikan hingga akhir jatuh tempo. Besaran pendapatan yang diterima investor bergantung dari kesepakatan dan nilai dari modal pokok yang disetor. Idealnya kupon atau bunga akan dibagikan setiap tiga atau enam bulan sekali tergantung kesepakatan yang dibuat dengan penerbit obligasi.
3. Cari Tahu Minimum Pembukaan Rekening
Yang tidak kalah penting saat investasi adalah mengetahui nilai minimum pembukaan rekening obligasi. Sehingga kamu bisa memperkirakan apakah instrumen yang dipilih sudah terjangkau dan apakah memengaruhi kemampuan likuiditas kamu. Pasalnya, jika kamu memilih instrumen dengan modal minimum yang tinggi, maka kemungkinan besar kamu tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan kebutuhan sehari-hari. Jadi, pilih instrumen investasi yang terjangkau dengan anggaran yang dimiliki.
Baca Juga: 7 Jenis Investasi Modal Kecil Bisa Cuan, Ini Bocorannya!
Kenapa Tidak Dapatkan Pasif Income?
Kamu sudah tahu apa itu reksa dana obligasi dan keuntungannya. Dengan memasukkan reksa dana obligasi sebagai salah satu instrumen investasi ke dalam portofolio, kamu bisa terhindar dari risiko investasi yang besar dengan pendapatan tetap yang terjamin. Selain itu, kamu juga bisa meminimalisir biaya investasi seperti pajak dan komisi broker secara signifikan. Dengan semua keunggulannya, kenapa tidak menjadikan reksa dana obligasi sebagai pasif income? Jika kamu sampai saat ini masih ragu dan membutuhkan nasihat seputar solusi dan produk keuangan lainnya, kamu bisa konsultasi dengan Expert MoneyDuck dengan menekan tombol Konsultasi Gratis di bawah ini!
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!