Pengertian BI Checking dalam pengajuan produk kartu kredit.

BI checking adalah istilah umum yang sering kita dengar namun secara formal disebut sebagai IDI (Informasi Debitur Individual) Historis. IDI Historis berisi data kepemilikan kredit perorangan yang tercatat di setiap lembaga penyedia kredit di Indonesia. Setiap lembaga ini wajib menginformasikan data kredit nasabah mereka kepada pengelola IDI. Sebelumnya data IDI dikelola oleh Bank Indonesia (BI) namun setelah 1 Januari 2018 data ini dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Setelah dikelola OJK sering juga data ini disebut dengan SLIK OJK. Data nasabah yang dikumpulkan secara umum meliputi tipe fasilitas kredit, besar kredit yang diambil, jangka waktu kredit, dan kelancaran pembayaran. Tipe fasilitas kredit termasuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit, Kredit Multiguna, dan Kredit Tanpa Agunan (KTA). Setiap fasilitas kredit pun memiliki data skor terkait pembayaran dimana skor 1 artinya pembayaran cicilan lancar, sampai skor 5 yang artinya ada tunggakan pembayaran cicilan sampai lebih dari 180 hari. Sesuai aturan regulator, setiap lembaga pemberi kredit di Indonesia wajib memeriksa calon nasabahnya pada IDI Historis sebelum melakukan keputusan kredit. Saat ini, calon nasabah pun dapat memeriksa langsung data mereka di IDI Historis. Caranya bisa dengan datang langsung ke gerai info di cabang-cabang OJK tertentu (info jelas dapat dilihat di situs resmi OJK), atau secara online melalui situs resmi OJK.

Tidak hanya produk kartu kredit saja yang menerapkan prosedur BI Checking sebelum memberikan persetujuan pinjaman kepada nasabahnya. BI Checking dapat dilakukan kepada semua nasabah yang pernah memiliki atau memakai produk kredit maupun pinjaman. Status finansial Anda akan terdata dan menjadi pertimbangan untuk persetujuan pengajuan kartu kredit Anda.

Dalam mengajukan Kartu kredit atau kredit apa saja pada Bank pasti dilakukan BI Checking. Dalam hal ini adalah data dan informasi anda sebagai kreditur sebuah atau lebih bank sebelumnya, yang tercatat secara rinci di Bank Indonesia, yang sekarang ditangani oleh OJK. Jadi reputasi anda selama menjadi Debitur, baik pernah kredit Kendaraan bermotor ataupun kredit pemilikan Rumah dan atau pernah memiliki Kartu Kredit apapun. Jadi informasi ini penting untuk analisa anda sebagai debitur selama ini apakah memiliki konduite yang baik, tidak pernah lalai dalam membayar dan sebagainya.

BI Checking adalah prosedur pemeriksaan yang menjadi dasar untuk persetujuan pengajuan pinjaman oleh debitur. Jika Anda pernah memiliki kartu kredit atau produk pinjaman di bank manapun, data skor kredit Anda akan tercatat di dokumentasi Bank Indonesia. Saat pengajuan aplikasi Anda ditolak karena BI Checking, maka bisa dipastikan performa pembayaran pinjaman atau kredit Anda sebelumnya bermasalah sehingga skor kredit Anda tidak dalam kondisi "Lancar".

Skor 1: kredit lancar (lunas dan tidak ada yang tertunggak), skor 2: kredit DPK / Dalam Perhatian Khusus (ada cicilan kredit yang tertunggak 1-90 hari), skor 3: kredit tidak lancar (cicilan kredit tertunggak 91-120 hari), skor 4: kredit diragukan (cicilan kredit tertunggak 121-180 hari), skor 5: kredit macet (cicilan tertunggak lebih dari 180 hari). Bank tidak akan memberikan kredit jika skor BI checking calon debitur 3-5 karena masuk dalam kategori NPL (Non Performing Loan) / beresiko kredit bermasalah.

BI Checking adalah prosedur wajib yang dilakukan oleh pihak kreditur sebelum memberikan pinjaman kepada debitur. Semua orang yang pernah menggunakan produk pinjaman atau kredit dari Bank akan terdokumentasi di dalam database Bank Indonesia. BI Checking bertujuan untuk mengetahui skor kredit Anda selama menggunakan produk pinjaman sebelum menyetujui pinjaman. Jika skor kredit Anda dalam kondisi "Lancar" kemungkinan besar pengajuan kartu kredit Anda akan disetujui.

BI checking adalah informasi tentang pembayaran kredit yang dilakukan nasabah, baik dari perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Melalui BI checking bisa dilihat histori pembayaran nasabah, apakah lancar atau bermasalah. Dari sini pihak bank terkait yang akan memberikan pinjaman atau memberikan fasilitas kartu kredit bisa memutuskan untuk menyetujui atau membatalkan proses pengajuan. Saat ini BI checking sudah beralih menjadi SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) yang bisa di liat di OJK. Untuk melihat BI Checking (SLIK) sendiri, nasabah bisa langsung datang ke OJK dengan membawa KTP atau informasi data diri lainnya yang asli dan sudah di fotocopy.

BI checking adalah proses penelusuran riwayat kredit sang kreditur yang terlihat pada SID (Sistem Informasi Debitur) Bank Indonesia. Dalam proses ini akan dicek historis pinjaman, agunan, kredit, angsuran dan berbagai kolektibilitas didalamnya. Hasilnya disebut skor kredit yang berpengaruh pada pinjaman atau KPR anda berikutnya, akankah diterima atau ditolak.

iya, memang sekarang data NIK udah menyatu di data kredit di BI, jadi udah ga bisa cemacem lagi skarang