Penting bagi kita mengetahui cara menghitung bunga pinjaman. Agar nantinya tidak keliru dalam mengelola utang. Kamu harus bisa mencermati berapa besar kemampuan keuangan kamu dalam mencicil utang tersebut. Ada banyak alasan yang membuat seseorang mengambil pinjaman. Bisa karena keperluan mendesak dan tidak ada dana untuk digunakan. Atau bisa karena ingin membeli barang yang cukup mahal dan hanya bisa didapat dengan cara mencicil.

Namun, sebaiknya sebelum memutuskan untuk meminjam, kamu sudah memahami cara menghitung bunga pinjaman. Ingat, ketika kamu meminjam uang di bank atau lembaga pinjaman, kamu tidak hanya wajib melunasi besar pinjaman, namun ada bunga yang harus ditanggung. Nah, artikel MoneyDuck ini akan menjelaskan cara menghitung bunga pinjaman. Yuk, simak selengkapnya.

Ketahui Jenis Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman dibedakan berdasarkan tenor dan cara menghitungnya

Ada baiknya sebelum mengetahui cara menghitung bunga pinjaman, kamu memahami terlebih dahulu jenis-jenis bunga pinjaman. Karena setiap jenis bunga memiliki mekanisme perhitungan yang berbeda. Jenis bunga pinjaman bisa dibedakan berdasarkan sifat selama tenor pinjaman, serta cara perhitungannya. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis bunga pinjaman, simak penjelasan di bawah ini.

Bunga Pinjaman Berdasarkan Sifat Selama Tenor

Jenis pinjaman berdasarkan sifat selama tenor dibagi menjadi dua jenis. Yaitu, bunga pinjaman tetap dan bunga pinjaman mengambang. Apa yang dimaksud dengan kedua bunga tersebut? Apa keuntungan dan kekurangannya? Berikut penjelasan mengenai dua jenis pinjaman ini.

1. Bunga Pinjaman Tetap (Fixed)

Bunga pinjaman tetap (fixed) adalah jenis bunga pinjaman yang nilai persennya tetap. Artinya, jumlah bunga tidak akan berubah selama masa pinjaman bahkan sampai jatuh tempo. Biasanya hal ini akan disampaikan bank atau lembaga peminjam lainnya saat akan melakukan perjanjian.

Contoh, kamu mengajukan kredit ke bank selama 10 tahun dan bank memberikan bunga sebesar 10%. Artinya, selama masa angsuran 10 tahun, bunga pinjaman per bulannya akan selalu tetap sebesar 10%. Kelebihan dari bunga pinjaman tetap ini adalah kamu tidak perlu khawatir akan kenaikan suku bunga mendatang, karena bunga pinjaman sudah flat 10%.

Kekurangan dari jenis pinjaman ini adalah jika suatu waktu suku bunga turun. Cicilan yang kamu bayarkan tetap sama walaupun suku bunga menurun. Mau tidak mau kamu harus membayar cicilan tersebut walau jumlahnya lebih tinggi. Contoh pinjaman bunga tetap adalah Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Tanpa Agunan (KTA) dan kredit yang berjangka pendek lainnya.

2. Bunga Mengambang (Floating)

Selain bunga pinjaman tetap, kamu juga harus tahu cara menghitung bunga pinjaman mengambang (floating). Bunga pinjaman mengambang ini memiliki arti yang berbeda dengan bunga tetap. Jumlah persenan jenis bunga mengambang akan terus berubah mengikuti suku bunga selama masa pembayaran pinjaman.

Hal ini tentunya akan membuat kamu sedikit khawatir. Karena apabila suku bunga sedang naik, maka persenan bunga cicilan akan ikut naik. Artinya jumlah bunga yang dibayarkan menjadi lebih besar. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka persenan bunga pinjaman juga ikut turun. Sehingga bunga yang dibayarkan menjadi lebih rendah.

Contoh pinjaman yang menerapkan bunga mengambang (floating) adalah suku bunga KPR pada periode tertentu. Misalnya, pada dua tahun pertama mengikuti suku bunga tetap dan periode selanjutnya menggunakan bunga mengambang. Contoh lainnya adalah kredit modal usaha dan jenis kredit jangka panjang lainnya.

Baca Juga: Ajukan Pinjaman Online Pakai SIM? Ini Penjelasan Lengkapnya

Bunga Pinjaman Berdasarkan Cara Menghitungnya

Berdasarkan cara menghitungnya, bunga pinjaman terbagi atas tiga jenis. Yaitu, bunga flat (flat rate), bunga efektif (effective rate), dan bunga anuitas (anuity rate). Pastinya kamu sudah sering mendengar tiga jenis bunga ini, karena memang paling banyak digunakan. Untuk lebih jelas simak penjelasannya.

1. Bunga Flat (Flat Rate)

Berdasarkan cara menghitung bunga pinjaman, bunga flat adalah bunga pinjaman yang dihitung berdasarkan besar pokok awal pinjaman. Biasanya jenis bunga flat digunakan untuk kredit konsumtif seperti KTA, kredit kendaraan bermotor, kredit handphone, dan lain-lain. Perhitungan jenis bunga ini paling mudah dibandingkan dengan jenis bunga lainnya. Karena besaran nilai bunga dan pokok dalam cicilan bulanan tetap sama dan tidak akan berubah.

2. Bunga Efektif (Effective Rate)

Bunga pinjaman koperasi atau bank biasanya menggunakan perhitungan bunga efektif. Cara menghitung bunga pinjaman efektif berbeda dengan bunga flat. Sistem perhitungan bunga efektif akan membuat cicilan semakin kecil di setiap bulannya. Karena perhitungan bunga efektif berdasarkan sisa pokok utang atau jumlah utang yang belum dibayar. Sehingga bunga yang dibayarkan akan terus berkurang. Contoh penggunaan bunga efektif adalah kredit jangka panjang seperti investasi atau KPR.

3. Bunga Anuitas (Annuity Rate)

Jenis terakhir bunga pinjaman berdasarkan cara perhitungan bunga pinjamannya adalah bunga anuitas (annuity rate). Jenis bunga ini modifikasi bunga efektif yang total cicilan per bulan jumlahnya sama. Yang berbeda adalah cara perhitungan bunganya akan tetap dikalkulasikan dari saldo pokok pinjaman.

Cara menghitung bunga pinjaman anuitas adalah besar cicilan akan semakin meningkat setiap bulannya, sementara besaran bunga akan menurun. Tujuan bunga anuitas untuk mempermudah nasabah melunasi angsuran bulanan. Sehingga nasabah tidak akan bingung dengan jumlah cicilan yang berubah-ubah.

Baca Juga: Kredit Mobil Syariah: Memiliki Kendaraan Impian Tanpa Riba

Simulasi Cara Menghitung Bunga Pinjaman Per Bulan

Cara menghitung bunga flat dan efektif berbeda

Kita sudah mengetahui bahwa bunga pinjaman terbagi atas beberapa jenis. Setiap jenis bunga pinjaman yang sudah disebutkan di atas memiliki cara perhitungan yang berbeda-beda. MoneyDuck akan dijelaskan cara menghitung bunga pinjaman dalam penjelasan di bawah ini.

1. Cara Menghitung Bunga Flat

Cara menghitung bunga pinjaman yang pertama kita bahas adalah bunga flat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bunga flat adalah bunga yang dihitung berdasarkan besar pokok awal pinjaman. Contoh, kamu meminjam uang sebesar Rp50.000.000 dengan tenor 12 bulan. Suku bunga yang ditetapkan adalah flat 12% per tahun. Maka bunga yang dibayarkan sebesar:

Bunga = (Pokok pinjaman x suku bunga pertahun) : tenor

Bunga = Rp50.000.0000 x 12% = Rp6.000.000/tahun

Maka bunga per bulan yang dibayarkan sebesar Rp6.000.000 : 12 bulan = Rp500.000

Sedangkan jumlah cicilan yang harus dibayarkan per bulan sebesar (pokok pinjaman : 12 bulan) + bunga

= (Rp50.000.000 : 12 bulan) + Rp500.000 = Rp4.666.700/bulan

2. Cara Menghitung Bunga Efektif

Cara perhitungan bunga pinjaman jenis bunga efektif berbeda dengan bunga flat. Bunga efektif dihitung berdasarkan jumlah utang yang belum dibayar. Sehingga cicilan kamu akan berkurang setiap bulannya. Rumus sebagai berikut:

Bunga = Sisa pokok pinjaman di bulan sebelumnya x suku bunga per tahun x (30 hari : 360 hari)

Contoh, jika kamu meminjam uang sebesar Rp50.000.000 dengan tenor 12 bulan. Suku bunga yang ditetapkan adalah bunga efektif 12%. Maka besar bunga yang harus dibayarkan:

Bunga = Rp50.000.000 x 12% x (30 : 360) = Rp500.000 di bulan pertama

Sedangkan cicilan yang kamu bayarkan adalah = (Rp50.000.000 : 12 bulan) + Rp500.000 = Rp5.500.000

Bunga yang harus dibayarkan di bulan berikutnya sebesar Rp450.000

Cicilan bulan kedua = Rp5.000.000 + Rp450.000 = Rp5.450.000

Baca Juga: Tabel Pinjaman KUR BTPN, Solusi Pinjaman untuk Usaha Kecil

3. Cara Menghitung Bunga Anuitas

Cara menghitung bunga pinjaman yang ketiga adalah menghitung bunga anuitas. Berbeda dengan bunga efektif yang cicilan per bulannya mengecil, cicilan dengan bunga anuitas tetap sama setiap bulannya. Namun, komposisi bunga dan pokok utang yang dibayarkan yang berbeda.

Rumus perhitungan bunga anuitas adalah:

Bunga = Sisa pokok pinjaman di bulan sebelumnya x suku bunga per tahun x (30 hari : 360 hari)

Sedangkan rumus cicilan adalah:

Cicilan = Pokok pinjaman x suku bunga / 1- (1 + suku bunga)⁻ⁿ.

(n adalah tenor pinjaman).

Contoh, kamu meminjam uang sebesar Rp50.000.000 dengan tenor 12 bulan. Suku bunga tahunan adalah 12%. Maka cicilan yang kamu bayarkan tiap bulan adalah:

Cicilan tiap bulan = Rp50.000.000 x 12% / 1 - (1 + 12%)⁻12 = Rp 6.000.000

Bunga bulan pertama = Rp50.000.000 x 12% x (30 : 360) = Rp500.000

Maka pokok pinjaman yang dibayarkan sebesar Rp5.500.000

Sedangkan perhitungan untuk di bulan ke-2 adalah sebagai berikut:

Bunga = Rp44.500.000 x 12% x (30 : 360) = Rp445.000

Pokok pinjaman yang dibayarkan di bulan kedua sebesar Rp5.555.000

Baca Juga: Bisakah Gadai Ijazah di Pegadaian untuk Ajukan Pinjaman?

Cara Menghitung Angsuran Pinjaman Berdasar Waktu Pembayaran

Angsuran pinjaman bisa di muka dan di belakang

Beda waktu pembayaran, maka beda juga cara hitung angsurannya. Sebenarnya besar angsuran yang ditetapkan bank berbeda tergantung tujuan kreditnya. Contohnya, cara menghitung bunga pinjaman KPR berbeda dengan kredit kendaraan bermotor. Walaupun berbeda, metode perhitungannya tidak akan jauh berbeda.

Ada dua jenis angsuran yang dibedakan berdasarkan waktu pembayarannya. Yaitu, angsuran yang dibayar di muka atau disebut advance dan angsuran yang dibayar di belakang atau yang disebut arrear. Berikut adalah cara perhitungannya.

Cara Menghitung Angsuran Bayar di Muka

Angsuran dibayar di muka adalah jumlah angsuran pertama yang harus dibayarkan ketika akad kredit. Angsuran ini sudah mencakup seluruh biaya yang nantinya dibutuhkan. Perhitungan angsuran dibayar di muka adalah ketika kamu mengambil tenor kredit. Contoh, jika kamu mengambil tenor satu tahun maka angsuran berikutnya yang perlu dibayarkan hanya 11 bulan saja. Tenor dalam angsuran dibayar di muka ini biasanya menggunakan angka ganjil seperti 11 bulan, 23 bulan atau 35 bulan dan seterusnya. Berikut adalah cara perhitungan angsuran di muka.

Angsuran = (pokok utang + (pokok utang x suku bunga x tenor)) : (tenor dalam bulan -1)

Contoh, kamu meminjam uang sebesar Rp50.000.000 dengan tenor satu tahun dan suku bunga 12% per tahun. Maka perhitungan angsurannya adalah:

Angsuran = (Rp50.000.000 + (Rp50.000.000 x 12% x 1) : (12-1)

= (Rp50.000.000+ Rp6.000.000) :11

= Rp4.000.000

Maka angsuran yang harus kamu bayarkan tiap bulan sebesar Rp4.000.000.

Baca Juga: Tabel Pinjaman KUR BNI: Bunga Pinjaman Kecil, Plafon Tinggi

Cara Menghitung Angsuran Bayar di Belakang

Angsuran yang dibayar di belakang adalah total uang muka yang tidak termasuk dalam angsuran pertama. Sehingga besar uang muka yang dibayarkan menjadi lebih kecil. Namun, kamu akan membayar dalam jangka waktu satu bulan lebih panjang.

Angsuran ini adalah kebalikan dari angsuran dibayar di muka. Angsuran dibayar di belakang mengikuti jumlah bulan per tahunnya. Sehingga jika tenor satu tahun sama dengan 12 bulan, tenor dua tahun sama dengan 24 bulan dan seterusnya. Berikut adalah rumus perhitungan angsuran dibayar di belakang:

Angsuran = (pokok utang + (pokok utang x suku bunga x tenor)) : (tenor dalam bulan)

Contoh, jika kamu memiliki utang Rp50.000.000 dengan tenor satu tahun dan bunga 12% per tahun, maka perhitungan angsurannya sebagai berikut:

Angsuran = (Rp50.000.000 + (Rp50.000.000 x 12% x 1) : 12

= (Rp50.000.000+ Rp6.000.000) : 12

= Rp4.667.000

Maka angsuran yang harus kamu bayarkan tiap bulan sebesar Rp4.667.000.

Angsuran Pinjaman Sebesar Kemampuan Finansial

Ajukan pinjaman dengan cerdas sesuai kebutuhan dan kemampuan

Sebenarnya cukup mudah cara menghitung bunga pinjaman. Kamu bisa menggunakan rumus-rumus di atas untuk mengetahui besar bunga yang akan kamu bayarkan. Dengan mengetahui jumlah bunga yang harus dibayarkan, kamu bisa menyesuaikan dengan kemampuan finansial.

Yang terpenting dalam meminjam uang adalah kamu harus memastikan kemampuan finansial mencukupi untuk membayar cicilan. Jika kamu masih bingung, kamu bisa konsultasi dengan Expert MoneyDuck dengan mengklik tombol Konsultasi Gratis yang tersedia di bawah artikel ini.