Salah satu istilah finansial yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari adalah investasi, lantas apa itu investasi? Investasi adalah aktivitas keuangan yang dilakukan dengan melakukan penanaman sejumlah aset yang diharapkan dapat meningkatkan nilainya seiring waktu. Salah satu aspek yang perlu diketahui sebelum melakukan investasi adalah mengetahui cara menghitung biaya investasi dan memahami jenis-jenisnya.
Kenapa memahami cara menghitung biaya investasi penting? Seiring waktu, biaya investasi dapat membesar, sehingga investor perlu meminimalisir biaya investasi agar dapat memaksimalkan keuntungan. Seorang investor bisa saja mengalami kerugian yang besar apabila gagal dalam mengantisipasi biaya investasi. Lewat artikel ini, MoneyDuck akan membantu kamu untuk lebih memahami cara menghitung biaya investasi. Jadi, simak penjelasannya di bawah ini!
Mengenal Pengertian Investasi
Sebelum lebih jauh dalam membahas cara menghitung biaya investasi, kita harus terlebih dahulu memahami apa itu investasi. Investasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah penanaman aset atau uang dalam sebuah perusahaan atau proyek untuk mendapatkan keuntungan, dan penanam modal disebut investor. Jika kita mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka definisi investasi adalah penanaman modal yang biasanya jangka panjang untuk pembelian aktiva atau surat berharga untuk mendapatkan keuntungan.
Dari beberapa definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa investasi adalah kegiatan yang berorientasi keuntungan yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah dana untuk mencukupi kegiatan usaha atau proyek. Nah, kita juga bisa tahu bahwa investasi adalah kegiatan yang bertolak belakang dengan konsumsi. Meskipun sama-sama mengharuskan untuk mengeluarkan sejumlah dana di awal, namun investasi memiliki tujuan akhir untuk menambah atau meningkatkan nilai ekonomi daripada mengkonsumsi nilai tersebut.
Dari definisi di atas, kita tahu bahwa keuntungan investasi akan didapat setelah melewati masa jangka waktunya. Ini mengindikasikan bahwa kegiatan investasi juga memerlukan waktu sebagai trade off atau pertukaran sebagai biaya. Hal ini mutlak dan tidak dapat digantikan. Itu sebabnya, banyak investor yang tergiur dengan janji pengembalian dalam jangka waktu yang cepat. Karena waktu adalah aset berharga yang ikut kita tanamkan dalam sebuah investasi.
Apa Itu Biaya Investasi?
Biaya investasi adalah biaya yang harus dibayar oleh investor yang telah menggunakan produk finansial. Contoh biaya investasi adalah komisi broker, pajak, biaya bank kustodian, dan sebagainya. Kita tidak mungkin bisa lepas dari biaya investasi karena dibutuhkan peran pihak ketiga seperti perusahaan sekuritas, pemerintah, manajer investasi untuk bisa menanamkan modal.
Biaya investasi menjadi salah satu faktor penentu performa investasi karena dapat mengurangi pendapatan investor. Alhasil, setiap investor wajib untuk mengetahui cara menghitung biaya investasi. Meskipun memiliki kontribusi yang penting, biaya investasi menjadi faktor yang kerap dilupakan oleh investor. Karena investor terlalu fokus pada faktor lain yang tidak kalah penting seperti alokasi aset dan pemilihan instrumen.
Baca Juga: 9 Jenis Investasi yang Cocok untuk Pemula & Cara Biar Cuan
Jenis-Jenis Biaya Investasi
Besaran biaya investasi dapat bervariasi tergantung jenis instrumen yang dipilih, layanan yang digunakan, hingga perusahaan sekuritas yang dipilih. Metode investasi yang digunakan juga akan memengaruhi jumlah yang harus dibayar. Investor yang berinvestasi pada aset kripto tentu memiliki tarif yang berbeda dengan investor emas. Investor jangka panjang juga akan memiliki tarif yang berbeda dengan seorang day trader. Agar kamu bisa memahami jenis dan cara menghitung biaya investasi dengan tepat, simak penjelasannya di bawah ini:
1. Biaya Investasi Saham
Sudah dijelaskan sebelumnya, pilihan instrumen investasi yang dipilih akan memengaruhi besaran biaya investasi yang harus dibayar. Ketika seorang investor ingin menanamkan modalnya pada instrumen saham, ia harus menggunakan jasa pihak ketiga seperti perusahaan sekuritas. Selain itu, variabel lain seperti pajak dan biaya transaksi juga akan memengaruhi biaya investasi saham. Agar kamu paham bagaimana cara menghitung biaya investasi saham, simak penjelasannya:
1. Komisi Broker:
Sebagai investor ritel, kamu perlu bantuan perusahaan sekuritas untuk memiliki saham. Karena kamu tidak bisa langsung menemui komisaris perusahaan untuk membeli saham perusahaan tersebut. Apalagi jika kamu hanya membeli sejumlah kecil saham. Lalu, apa itu perusahaan sekuritas? Perusahaan sekuritas adalah perusahaan perantara atau broker antara investor ritel dan perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli (emiten).
Perannya meneruskan order penjualan yang kamu buat melalui aplikasi trading yang digunakan. Itu sebabnya, kamu perlu membayar komisi broker atas jasa yang sudah kamu gunakan. Besar komisi broker biasanya berkisar antara 0,15% hingga 0,35% dari total transaksi investasi saham. Dari sini kamu tahu cara menghitung biaya investasi saham, yakni biaya komisi broker.
2. Biaya Transaksi:
Biaya transaksi perdagangan saham dibebankan kepada investor oleh dua lembaga yakni Bursa Efek Indonesia dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Total biaya transaksi yang harus ditanggung investor sebesar 0,04% dari nilai total perdagangan saham. Rincian biaya itu terdiri dari 0,01% untuk BEI, 0,01% untuk KSEI, 0,01% biaya kliring KPEI, dan 0,01% dana jaminan KPEI.
3. Biaya PPN:
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan sebuah kewajiban atas setiap transaksi barang dan jasa. Besar PPN yang perlu dibayar oleh investor adalah 10% dari biaya transaksi. Perlu diperhatikan sekali lagi bahwa besaran PPN tersebut dilihat dari biaya transaksi, bukan dari besaran transaksi.Nah cara menghitung biaya investasi berupa PPN adalah sebesar 0,03% dari total nilai transaksi selama setahun.
4. Biaya PPh:
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang harus dibayar saat menerima upah atau keuntungan. Sehingga PPh hanya akan dibebankan saat kamu menjual saham saja, tidak ketika kamu membeli saham. Nilai dari PPh yang harus dibayar adalah 0,1% dari total transaksi penjualan saham. Biaya ini dibayarkan melalui perusahaan sekuritas. Kamu harus benar-benar memahami poin-poin di atas agar tahu cara menghitung biaya investasi saham.
Baca Juga: 5 Cara Take Profit Saham dan Analisis yang Harus Dilakukan
2. Biaya Investasi Aset Kripto
Sama halnya dengan investasi saham, kamu juga perlu tahu cara menghitung biaya investasi aset kripto. Beberapa biaya investasi aset kripto berasal dari jasa pihak ketiga, misalkan jasa broker, perbankan, dan dompet digital yang digunakan untuk bertransaksi. Biaya lain berasal dari pajak yang harus dibayarkan sebagai kewajiban dari warga negara yang taat pajak. Agar kamu paham cara menghitung biaya investasi kripto, simak penjelasannya:
1. Biaya Trading:
Terdapat 11 perusahaan sekuritas atau exchange kripto yang memiliki izin operasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Misalnya Indodax, Triv, Tokocrypto, dan Pintu. Semua perusahaan tersebut membutuhkan dana untuk menjalankan bisnisnya. Kamu sebagai pengguna jasanya akan dikenakan biaya trading yang besarannya berbeda-beda tergantung platform yang kamu gunakan. Cara menghitung biaya investasi kripto berdasarkan biaya yang telah ditetapkan platform trading yang digunakan, berkisar antara 0,2% hingga 3%.
2. Biaya Deposit:
Saat hendak trading atau investasi kripto, kamu perlu melakukan deposit awal untuk membeli aset kripto yang diinginkan. Kamu bisa menggunakan bank lokal atau dompet digital seperti OVO, GoPay, atau Dana untuk melakukan deposit. Karena kamu menggunakan jasa dari perusahaan tersebut, maka kamu harus membayar biaya deposit. Bagaimana cara menghitung biaya investasi untuk deposit? Besaran biaya deposit tersebut bervariasi tergantung platform yang digunakan, mulai dari nol persen hingga 1,5% dari nilai deposit.
3. Biaya Penarikan Dana Rupiah (Withdraw):
Sama halnya dengan biaya deposit, kamu juga akan dibebani biaya withdraw saat melakukan penarikan dana. Biaya ini timbul karena kamu menggunakan jasa bank lokal atau dompet digital. Biaya ini biasanya berupa fixed priced sebesar Rp5.000 hingga Rp25.000 tergantung aplikasi yang digunakan.
4. Pajak Kripto
Aturan mengenai pajak kripto resmi diberlakukan pada 1 Mei 2022 sehingga transaksi kripto akan dikenai PPN dan PPh. Besar tarif PPN kripto adalah 1% dari transaksi kripto jika menggunakan aplikasi trading yang terdaftar Bappebti, dan 2% jika menggunakan aplikasi yang tidak terdaftar Bappebti. Sedangkan tarif PPh kripto 0,1% jika transaksi menggunakan aplikasi yang terdaftar Bappebti, dan 0,2% jika menggunakan aplikasi yang tidak terdaftar Bappebti. Nah, pahamilah empat biaya di atas untuk mengetahui cara menghitung biaya investasi kripto.
Baca Juga: 7 Perbedaan Saham dan Kripto, Mending Investasi Aset Apa?
3. Biaya Investasi Reksa Dana
Reksa dana adalah investasi yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana untuk kemudian dikelola oleh seorang manajer investasi. Reksa dana menjanjikan sebuah instrumen investasi yang aman, legal, dan praktis karena semua aset yang ditanamkan akan dikelola oleh profesional. Kenyamanan ini tidak datang cuma-cuma karena ada beberapa biaya yang harus dibayar oleh investor dan semua pihak yang berhubungan dengan reksa dana. Jadi, kamu harus tahu cara menghitung biaya investasi reksa dana melalui rincian biaya berikut:
1. Biaya yang Dibayar Sekuritas:
Layaknya perusahaan pada umumnya, perusahaan sekuritas juga mengeluarkan biaya-biaya untuk menjamin kelancaran kegiatan usahanya. Komponen biaya ini terdiri dari semua biaya yang dibutuhkan untuk membentuk dan mengelola perusahaan. Umumnya, biaya ini didominasi oleh biaya administrasi, biaya pembentukan KIK, biaya promosi, pengelolaan portofolio, biaya akuntan, konsultan hukum, notaris, dan lain-lain.
2. Biaya yang Dibayar Investor:
Komponen biaya yang dibayar oleh investor secara langsung terdiri dari biaya top up, biaya transfer antarbank, subscription fee, redemption fee, dan lain-lain. Beberapa perusahaan reksa dana ada yang membebaskan beberapa biaya tersebut, dan ada yang memberi keringanan di tahun pertama. Berikut ini rincian dari biaya yang harus dibayar investor untuk memahami cara menghitung biaya investasi reksa dana secara keseluruhan:
- Biaya Top Up: Biaya ini dibebankan kepada investor saat melakukan deposit awal untuk membeli unit penyertaan. Besaran deposit awal pada tiap-tiap perusahaan reksa dana bervariasi mulai dari Rp10.000 hingga Rp100.000. Biasanya dana deposit akan terpotong biaya top up senilai 1% dari jumlah total. Namun, ada juga aplikasi investasi yang membebaskan biaya top up.
- Subscription Fee: Biaya ini dibebankan saat investor membeli unit penyertaan pertama kali. Besaran biaya subscription fee bervariasi mulai dari 0% hingga 2,5% bahkan lebih. Jika kamu membeli unit senilai Rp1.000.000, maka nilai itu akan langsung terpotong menjadi Rp975.000.
- Biaya Redemption: Biaya redemption dibebankan kepada investor yang menjual unit penyertaan. Biaya ini bervariasi antara 1% hingga 1,5% tergantung aplikasi atau perusahaan reksa dana. Nilai aset yang dijual akan terpotong secara otomatis saat mencairkan dana.
- Biaya Transfer Antarbank: Biaya ini dibebankan ke investor yang menggunakan bank yang tidak sama dengan bank yang digunakan oleh perusahaan reksadana. Sama halnya transfer antarbank, biaya ini tergantung kebijakan bank yang digunakan. Umumnya, biaya transfer antarbank di Indonesia berkisar antara Rp3.500 hingga Rp7.500.
- Biaya Pengelolaan Dana Investasi: Biaya lain sebagai bagian cara menghitung biaya investasi reksa dana adalah biaya pengelolaan dana investasi atau management fee, yang merupakan sumber pendapatan utama perusahaan reksa dana yang dipilih investor. Komponen biaya ini umumnya sudah mencakup semua pengeluaran perusahaan reksa dana seperti pajak, biaya operasional, dan biaya administrasi. Biaya ini bervariasi mulai dari 0,20% hingga 3,5% dari nilai aset yang dikelola perusahaan reksa dana.
3. Biaya yang Dibayar Reksa Dana:
Untuk memahami cara menghitung biaya investasi reksa dana, kamu juga harus tahu biaya yang dikeluarkan oleh reksa dana itu sendiri. Umumnya, biaya terbesar yang harus dibayarkan adalah komisi broker, biaya manajer investasi, biaya bank kustodian, dan biaya bank agen penjual. Namun, karena biaya tersebut masuk dalam perhitungan Nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksa dana, investor kerap tidak mengetahui jumlah biaya yang dikenakan sehingga perlu melihatnya pada laporan keuangan reksa dana(fund fact sheet mutual fund). Nah, semua komponen biaya di bawah ini harus kamu ketahui agar semakin paham cara menghitung biaya investasi reksa dana:
- Biaya auditor dan notaris.
- Biaya transaksi dan registrasi efek.
- Biaya manajer investasi dan bank kustodian.
- Biaya penerbitan, pembaharuan, dan distribusi prospektus.
- Biaya pembayaran pajak.
Baca Juga: Tips Manajemen Risiko Investasi agar Investasi Tidak Boncos
4. Biaya Investasi Emas
Emas telah terbukti menjadi komoditas paling tahan inflasi dan terpopuler sepanjang sejarah. Karena sifat emas sebagai logam mulia memiliki banyak fungsi dan jumlah permintaan yang selalu bertambah. Tidak heran banyak investor memasukkan komoditas ini sebagai salah satu instrumen investasi dalam portofolionya. Penting buat kamu untuk tahu rincian biayanya dan cara menghitung biaya investasi emas sebelum memutuskan berinvestasi.
1. Spread:
Ketika membeli emas, kamu akan dihadapkan pada dua jenis harga, yakni harga jual dan harga beli kembali. Harga beli kembali selalu lebih kecil daripada harga jual, umumnya sekitar 3%. Selisih harga jual dan harga beli kembali inilah yang disebut sebagai spread. Jadi jika kamu membeli emas kemudian menjualnya kembali saat itu juga, maka kamu akan mengalami kerugian karena biaya spread. Jadi, kamu harus menunggu agar emas yang kamu miliki mengalami kenaikan di atas 3% untuk bisa mendapatkan keuntungan.
2. Storage Cost:
Sebagai komoditas fisik, emas sebaiknya disimpan di tempat aman. Kamu bisa menyewa safe deposit box di bank dengan harga bervariasi mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000 per tahun bergantung kapasitas penyimpanannya. Namun, jika kamu membeli emas digital, kamu hanya perlu membayar biaya simpan sekitar Rp30.000 berapapun jumlah emas yang kamu miliki. Storage cost atau biaya penyimpanan ini harus dipertimbangkan saat kamu mencoba cara menghitung investasi emas.
3. Biaya Cetak atau Sertifikat:
Ketika kamu membeli emas digital dan ingin mencetaknya dalam bentuk fisik, kamu akan dibebani biaya cetak atau sertifikat sebesar Rp70.000 hingga Rp150.000 tergantung gramasi dan perusahaan yang dipilih. Semakin besar gramasi yang ingin dicetak, semakin murah biaya cetak atau sertifikat yang dibebankan. Emas yang tercetak bisa kamu ambil langsung atau dikirim ke alamat rumah dengan tambahan biaya kurir.
4. Biaya Transaksi Jual-Beli:
Cara menghitung biaya investasi emas berikutnya dengan memerhatikan biaya transaksi emas yang tergantung jenis emas yang diperdagangkan. Jika investor memperdagangkan emas Loco London melalui pasar komoditi berjangka, maka harus membayar fee broker sekitar Rp10.000 hingga Rp15.000 per lot. Hal ini dikarenakan penggunaan Sistem Perdagangan Alternatif. Jika investor menggunakan platform investasi yang berafiliasi dengan ANTAM, Pegadaian, atau perusahaan emas lainnya, maka komponen biaya transaksi yang dibebankan terdiri dari beberapa variabel di bawah ini:
- Biaya transfer emas ke rekening lain melalui outlet Pegadaian Rp2.000.
- Biaya transfer emas ke rekening lain melalui Pegadaian Digital Rp0.
- Pencetakan rekening koran Rp2.000/lembar.
- Penggantian buku Rp10.000.
- Biaya penitipan emas/tahun Rp30.000.
- Biaya penutupan rekening Rp30.000.
5. Biaya PPh:
Sesuai dengan peraturan Pajak PPh 21, setiap bentuk aset termasuk emas wajib dilaporkan saat membayar pajak. Hal ini dikarenakan kamu mendapatkan penghasilan dari kegiatan jual-beli emas. Kamu yang sudah punya NPWP akan dikenai pajak sebesar 0,45%, sedangkan yang belum memiliki NPWP akan dikenai pajak sebesar 0,9%. Bagaimana? Apakah kamu semakin paham cara menghitung biaya investasi emas?
Baca Juga: Aplikasi Investasi Emas Modal Mulai dari Rp5.000, Apa Saja?
5. Biaya Investasi Deposito
Deposito adalah investasi yang tetap diminati karena aman dan menjanjikan pengembalian yang pasti. Meskipun pengembalian investasi deposito terbilang lebih kecil ketimbang instrumen lain, investasi deposito memiliki performa yang unggul ketika pasar modal mengalami gejolak. Sehingga investasi ini sangat cocok saat kondisi ekonomi mengalami resesi. Agar seorang investor bisa mengoptimalkan keuntungan investasi deposito, maka ia harus tahu cara menghitung biaya investasi deposito di bawah ini:
1. Biaya Pajak Deposito:
Karena deposito menghasilkan keuntungan dari bunga deposito, maka keuntungan tersebut wajib dilaporkan dalam pajak. Nilai deposito yang wajib dilaporkan adalah di atas Rp7.500.000 dengan besar pajak 20%. Jadi, jika kamu memiliki nilai deposito sebesar Rp10.000.000 dengan bunga 5% pertahun, maka pajak yang harus dibayar sebesar Rp100.000.
2. Biaya Penalti Deposito:
Cara menghitung biaya investasi deposito berikutnya adalah adanya biaya penalti. Kalau kamu mencairkan dana deposito sebelum jatuh tempo, maka kamu akan terkena biaya penalti. Besaran biaya penalti bisa bervariasi tergantung bank tempat menanamkan dana, mulai dari 0,5% hingga 3% dari nilai pokok dan pendapatan bunga. Daripada tabungan terpotong, kamu lebih baik meminjam dana di bank dengan menggunakan saldo deposito sebagai jaminan.
6. Biaya Investasi Savings Bond Ritel (SBR)
Savings Bond Ritel (SBR) adalah surat utang negara untuk pembiayaan anggaran negara yang dapat menjadi alternatif investasi masyarakat umum. Selain berkontribusi dalam pembangunan negara, investor juga mendapatkan insentif berupa kupon atau bunga. Jika kamu membeli SBR senilai Rp100.000.000 dengan bunga 7,2%, maka kamu akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp7.200.000 per tahun. Namun, kamu juga harus tahu cara menghitung biaya investasi SBR berikut ini:
1. Biaya Pembukaan Rekening Dana:
Untuk melakukan pembukaan rekening dana, kamu harus mengisi formulir pendaftaran terlebih dahulu. Formulir ini nantinya harus ditandatangani di atas surat bermaterai Rp6.500. Sehingga kamu perlu menyiapkan dana tersebut sebagai biaya pembukaan rekening dana.
2. Biaya Pembukaan Rekening Surat Berharga:
Sama halnya dengan pembukaan rekening, kamu juga perlu mengisi formulir pembukaan rekening surat berharga. Formulir ini juga membutuhkan materai Rp6.500 untuk mengesahkan tanda tangan. Jadi, kamu perlu menyiapkan dana pembukaan rekening surat berharga sebesar Rp6.500.
3. Biaya Penyimpanan Rekening Surat Berharga:
Disebut juga biaya safe keeping atau sub registry, biaya ini dibayarkan dalam periode satu tahun. Besaran biaya ini tergantung dari masing-masing sub-registry atau partisipan/nasabah sub-registry. Tetapi biaya ini terkadang ditanggung oleh partisipan sub-registry sehingga investor tidak perlu membayar.
4. Biaya Transfer Dana:
Untuk mengambil dana dari rekening surat berharga menuju rekening bank, investor harus transfer dana dengan biaya sesuai kebijakan masing-masing sub-registry. Kegiatan ini biasanya dilakukan saat pembayaran kupon sebagai imbal hasil investasi. Karena sifatnya rutin per bulan sekali, maka biaya ini juga perlu diantisipasi saat kamu menghitung biaya investasi SBR.
Baca Juga: Apa Itu Candlestick dalam Investasi, Jenis, dan Cara Baca
Contoh Cara Menghitung Biaya Investasi
Kamu sudah tahu cara menghitung biaya investasi mulai dari saham, kripto, emas, hingga SBR. Jika ditarik garis besarnya, biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya yang sifatnya tetap seperti biaya transfer, materai untuk administrasi, penitipan dan sebagainya. Biaya-biaya yang harganya tetap mudah sekali untuk dihitung karena investor hanya perlu mengurangi pendapatan investasi dengan biaya tersebut.
Namun, untuk biaya-biaya yang sifatnya mengikuti besaran nilai transaksi, perhitungan tidak sederhana. Sehingga investor perlu memberikan perhatian lebih pada biaya-biaya seperti biaya spread, komisi broker, dan pajak. Nah, kita akan membahas lebih detail biaya-biaya tersebut di bawah ini:
1. Biaya spread
Cara menghitung biaya investasi yang penting diperhatikan adalah biaya spread yang biasa dijumpai pada komoditas trading seperti emas, valas, minyak, dan komoditas perdagangan lainnya. Biaya spread adalah biaya yang terdapat pada selisih harga jual dan harga beli kembali. Contohnya, komoditas emas Pegadaian memiliki biaya spread 3,5% dari harga jual. Itu berarti jika investor membeli 1 gram emas hari ini di Pegadaian seharga Rp1.000.000, maka Pegadaian membeli kembali emas tersebut dengan harga Rp965.000.
Itu sebabnya, investor perlu berhati-hati saat berinvestasi dengan menggunakan instrumen komoditas. Karena biaya spread dapat seketika menggerus keuntungan investasi. Sehingga investor perlu menunggu hingga komoditas yang dimiliki mengalami kenaikan harga di atas harga spread.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Investasi Jangka Pendek Yang Cepat Untung!
2. Komisi Broker
Untuk investor yang memperdagangkan surat berharga di bursa efek melalui perusahaan sekuritas, maka investor perlu memerhatikan komisi broker yang biasanya dibebankan saat investor memasang order jual-beli. Komisi ini bervariasi 0,1% hingga 0,2% tergantung platform trading yang digunakan. Sebagai contoh jika investor melakukan order jual senilai Rp1.000.000, maka ia harus membayar komisi broker sebesar Rp1.000. Apabila ia melakukan transaksi sebanyak 10 kali sehari, maka ia harus menyiapkan dana sebesar Rp10.000.
3. Pajak
Cara menghitung biaya investasi juga harus memerhatikan ketentuan pajak yang terdiri dari PPN dan PPh. PPN dibayarkan ketika aset mengalami pertambahan nilai, sedangkan PPh harus dibayarkan ketika kita mendapatkan keuntungan aktivitas investasi. Besaran pajak ini tergantung dari aktivitas investasi yang akan berbuah keuntungan. Itu sebabnya, besaran pajak pada investasi saham, kripto, deposito, dan instrumen lainnya berbeda-beda.
Sebagai contoh PPN, pajak ini terlahir dari penambahan nilai suatu barang akibat kegiatan produksi atau distribusi. Karena saham terjadi proses distribusi dan penambahan nilai melalui capital gain, maka keuntungan dari dari jual-beli saham harus dibayarkan sebagai PPN. Besaran PPN yang harus dibayar oleh investor saham adalah 0,03% dari total nilai transaksi. Jadi jika seorang investor melakukan transaksi senilai Rp1 miliar dalam setahun, maka ia wajib membayar pajak sebesar Rp300.000.
Sedangkan PPh adalah pajak yang dibayarkan karena keuntungan penjualan aset. Itu sebabnya, PPh tidak dikenakan saat investor membeli aset. Karena saat investor membeli aset, keuntungan investasi belum dapat direalisasikan. Nilai PPh yang harus dibayar tergantung instrumen yang dipilih. Untuk investor saham besar PPh sebesar 0,1% dari total transaksi penjualan saham. Jika seorang investor menjual saham senilai Rp1 miliar dalam setahun, maka ia wajib membayar pajak sebesar Rp1.000.000. PPN dan PPh harus dibayarkan meskipun investor mengalami kerugian.
Jangan Takut Buntung karena Biaya Investasi
Meskipun cara menghitung biaya investasi terlihat rumit, kamu tidak perlu takut karena kamu bisa menggunakan jasa konsultan keuangan untuk menghitung semua biaya investasi kamu. Kamu juga tidak perlu takut untuk membayar komisi konsultan keuangan yang mahal karena kamu bisa konsultasi gratis dengan Expert MoneyDuck. Kamu juga bisa mendapatkan solusi keuangan dan pemahaman mengenai produk keuangan lainnya hanya dengan menekan tombol Konsultasi Gratis di bawah ini.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!