Bagi kamu yang baru terjun ke dunia investasi, reksa dana dapat menjadi pilihan tepat. Investasi reksa dana memungkinkan kamu untuk berinvestasi dalam nilai kecil dengan risiko yang kecil pula. Reksa dana sendiri dapat didefinisikan sebagai wadah kolektif investasi masyarakat yang disalurkan dan dikelola oleh Manajer Investasi.
Nah, saat membeli instrumen keuangan ini, kamu akan menemukan istilah investasi yang asing di telinga. Termasuk, istilah investasi reksa dana. Karenanya, kamu sebaiknya mempelajarinya untuk mempermudah transaksi reksa dana perdanamu. Apa saja sih istilah investasi reksa dana yang penting diketahui? Cek 30 daftar istilah reksa dana dalam artikel MoneyDuck di bawah ini, termasuk jenis-jenis reksa dana dan tips memilih reksa dana terbaik
Istilah Investasi Reksa Dana
Investasi bukan hal yang sepele, namun bukan berarti rumit juga sehingga kamu akan kesulitan saat berstrategi. Sejatinya, investasi bisa dilakukan semua orang asal memiliki ilmu yang tepat dan pas sehingga keputusan yang diambil akan menghasilkan profit. Bagaimana dengan investasi reksa dana? Instrumen satu ini terbilang investasi termudah yang banyak diminati investor pemula. Meski mudah, ada istilah investasi reksa dana yang harus kamu pahami dengan dalam agar kamu bisa berperan sebagai investor yang cerdas. Yuk, cek apa saja istilahnya!
1. Asset Under Management (AUM)
Asset Under Management (AUM) adalah jumlah nilai pasar dari investasi yang dilakukan seseorang atau perusahaan atas nama klien. AUM menjadi salah satu indikator kinerja Manajer Investasi (MI), karena besaran nominal AUM menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap MI.
2. Unit Penyertaan (UP)
Unit Penyertaan (UP) adalah satuan investasi reksa dana. Contohnya, jika kamu mau membeli reksa dana senilai Rp200.000 dan harga NAB/UP reksa dana hari ini Rp1.000, maka kamu akan mendapatkan 200 UP. Harga reksa dana biasanya Rp1.000/unit, tapi bisa berfluktuasi sesuai performa reksa dana.
3. Nilai Aktiva Bersih atau Net Asset Value (NAV)
Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau Net Asset Value (NAV) adalah nilai bersih unit reksa dana. NAV dihitung dengan menambah harga pasar saham, dikurang biaya administrasi, kemudian dibagi jumlah unit reksa dana. NAB menentukan harga final yang harus dibayar untuk setiap unit reksa dana.
4. Dividen
Dividen adalah pembagian laba investasi reksa dana kepada investor. Tak hanya berbentuk tunai, dividen yang diterima investor reksa dana juga dapat berbentuk UP dan dividen yang diinvestasikan kembali. Dividen dapat diterima investor dalam jangka waktu tertentu.
5. Diversifikasi
Diversifikasi termasuk salah satu upaya untuk meminimalisir risiko investasi reksa dana. Cara kerjanya dengan menebar investasi di beberapa produk reksa dana, seperti reksa dana pasar uang dan reksa dana saham dalam satu waktu. Tak hanya meminimalisir risiko jika salah satu produk tersebut anjlok, kamu juga berkesempatan meraup keuntungan maksimal dari kedua produk reksa dana tersebut.
6. Manajer Investasi (MI)
Ketahui juga istilah investasi reksa dana berupa Manajer Investasi (MI) yang sering disebut-sebut. MI memegang peranan penting dalam kesuksesan transaksi reksa dana. Setelah investasi reksa dana secara kolektif terkumpul, MI akan mengelolanya dalam bentuk produk lain, seperti saham, obligasi, atau deposito. Umumnya, tugas MI adalah mengelola aset, memutuskan transaksi, dan melaporkan hasil investasi.
Baca Juga: Manajer Investasi Terbaik Indonesia Tahun 2022, Lengkap!
7. Bank Kustodian
Biarpun MI memegang peranan penting dalam transaksi, kamu tidak perlu takut akan penyalahgunaan dana. Pasalnya, ada bank kustodian yang menjalankan tugasnya. Bank kustodian adalah tempat penitipan reksa dana dan produk investasi lainnya. Sehingga MI tidak bisa secara langsung mengakses dana investor.
8. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
Hubungan antara MI dan bank kustodian diatur dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK). MI diberikan wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif, sementara KIK diberikan wewenang untuk menyimpan dana kolektif.
9. Fund Fact Sheet (FFS)
Apakah kamu pernah mendengar istilah investasi reksa dana Fund Fact Sheet (FFS)? FFS adalah laporan bulanan berisi kinerja produk, komposisi portofolio, dan perbandingan kinerja dengan benchmark yang disusun oleh MI. Biasanya, FFS diterbitkan setiap akhir bulan.
10. Expense Ratio
Expense ratio atau rasio beban biaya adalah perbandingan beban biaya operasional dengan rata-rata aset yang dihasilkan selama satu tahun. Penghitungannya dilakukan dengan membandingkan beban biaya dengan rata-rata NAB dan dinyatakan dalam bentuk persen. Rendahnya rasio ini menunjukkan tingginya performa MI.
11. Redemption Fee
Kamu harus tahu istilah investasi reksa dana redemption fee untuk mempersiapkan biaya yang harus dikeluarkan saat investasi. Redemption Fee adalah biaya penjualan atau pencairan UP yang ditanggung oleh investor. Besarannya bervariasi, mulai dari 0% - 5% dari jumlah investasi reksa dana.
12. Dollar Cost Averaging (DCA)
Dollar Cost Averaging (DCA) merujuk pada metode menabung rutin. Tanpa mempertimbangkan naik-turunnya harga reksa dana, investor secara konsisten berinvestasi dalam jumlah yang sama setiap minggu atau setiap bulan. Sehingga kamu bisa membeli lebih banyak unit saat harga reksa dana turun dan lebih sedikit unit saat harganya naik.
13. Compound Annual Growth Rate (CAGR)
Compound Annual Growth Rate (CAGR) adalah indikator yang digunakan untuk memantau laju pertumbuhan dan rata-rata laba perusahaan. CAGR juga digunakan untuk memantau return investasi. Berbeda dengan indikator growth rate lainnya, CAGR mengasumsikan bahwa pertumbuhan bisnis terjadi setiap tahun.
14. Max Drawdown
Max drawdown adalah istilah investasi reksa dana terkait penurunan nilai reksa dana dari titik tertinggi ke titik terendah dalam jangka waktu tertentu. Max drawdown mengukur kerugian tertinggi di masa lalu. Misalnya, jika max drawdown suatu reksa dana mencapai 5% dalam setahun, maka reksa dana tersebut pernah turun 5% dari titik puncaknya satu tahun terakhir.
15. Top Holding
Top holding adalah sekuritas pemilik bobot nilai pasar terbesar dalam portofolio reksa dana. Top holding memengaruhi pergerakan NAV dalam pasar reksa dana.
16. Tolak Ukur (Benchmark)
Ada juga istilah benchmark dalam investasi reksa dana, yaitu proses perbandingan satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Benchmark dilakukan untuk meningkatkan performa dan laba perusahaan.
17. Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD)
Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) adalah pihak penjual efek reksa dana berdasarkan kontrak kerja sama dengan MI. APERD wajib memperoleh Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum melakukan transaksi efek.
18. Prospektus
Prospektus adalah informasi detail berbentuk dokumen mengenai produk reksa dana yang diterbitkan dan diperbarui oleh MI. Umumnya, prospektus mengandung track record MI, tujuan dan kebijakan strategi investasi, manfaat dan risiko investasi, alokasi dan imbal jasa, hak investor, pembubaran dan likuidasi, hingga tata cara jual-beli serta pengalihan investasi.
19. Portofolio Efek
Portofolio efek adalah kumpulan produk investasi seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Portofolio efek dikelola oleh MI dan dipegang oleh investor.
20. Transaksi Switching
Transaksi switching adalah proses pengalihan investasi dari satu produk reksa dana ke produk lain. Switching dapat dilakukan pada produk yang dikelola oleh MI yang sama. Biasanya, switching dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan potensi laba pada produk reksa dana tujuan.
21. Cut Off Time
Cut off time adalah batas waktu subscription, redemption, dan switching reksa dana yang jatuh pada pukul 11-12 siang setiap hari bursa (Senin - Jumat). Transaksi yang dilakukan di luar jam tersebut akan diproses dan dihitung berdasarkan harga NAB/UP pada hari bursa berikutnya.
22. Tanggal Emisi Reksadana
Tanggal emisi reksa dana adalah istilah investasi reksa dana yang merujuk pada tanggal rilis suatu produk reksa dana. Tanggal ini turut merilis NAV pertama reksa dana.
23. Tanggal Efektif Reksadana
Meski telah dirilis, reksa dana masih memerlukan pernyataan efektif dari OJK. Tanggal pencapaian pernyataan efektif itu disebut sebagai tanggal efektif reksa dana.
24. Biaya Pembelian
Biasanya, biaya pembelian atau subscription fee dikenakan untuk reksa dana aktif, seperti reksa dana pendapatan tetap, saham, dan campuran. Kisaran harganya adalah 0-5%.
25. Biaya Penjualan
Biaya penjualan atau redemption fee adalah biaya yang dikenakan saat investor menjual atau mencairkan UP reksa dana miliknya. Seperti biaya pembelian, kisaran harga biaya penjualan tak jauh dari angka 0-5%.
26. Biaya Pengalihan
Biaya pengalihan atau switching fee adalah biaya yang ditanggung saat investor mengalihkan investasi dari satu produk reksa dana ke produk lain. Umumnya, kisaran harga untuk biaya pengalihan adalah 0-2%.
27. Biaya Bank Kustodian
Biaya bank kustodian dikeluarkan oleh bank kustodian untuk menjalankan perannya sebagai tempat penitipan aset investor. Kisaran harganya adalah 0,2-0,25%, dan sudah termasuk dalam NAV.
28. Biaya Manajer Investasi
Biaya MI juga dikeluarkan oleh MI untuk mengelola aset investor. Biaya MI mencakup biaya persiapan, administrasi, pemasaran, percetakan, dan distribusi prospektus pertama. Seperti biaya bank kustodian, biaya MI sudah termasuk dalam NAV. Investor dapat menemukan rinciannya pada FFS.
29. Subscription
Kamu mungkin sering mendengar istilah Subscription. Lalu, apa arti Subscription dalam istilah investasi reksa dana? Artinya adalah sebutan lain untuk pembelian UP reksa dana. Subscription dapat dilakukan investor setiap hari bursa.
30. Hari Bursa
Hari bursa adalah hari operasional perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari bursa berlaku setiap hari Senin-Jumat, kecuali hari libur nasional. Pada hari bursa, kamu bisa melakukan transaksi subscription, redemption, maupun switching reksa dana.
Baca Juga: Reksa Dana atau Deposito, Mana yang Menguntungkan?
Bagaimana Cara Kerja Reksa Dana?
Kini kamu semakin paham dengan istilah-istilah investasi reksa dana, apakah kamu sudah siap terjun berinvestasi? Ada satu hal lagi harus harus kamu ketahui mengenai reksa dana agar kamu tepat berinvestasi, yaitu kenali cara kerja reksa dana. Setiap instrumen investasi tentu memiliki sistemnya masing-masing, termasuk reksa dana. Secara sederhana, cara kerja reksa dana dibagi menjadi tiga langkah. Pertama, MI menghimpun aset dari investor. Kedua, aset yang terhimpun dialokasikan ke instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, dan deposito. Ketiga, investor menerima FFS secara berkala, yang berisi kinerja produk reksa dana mereka.
Nah, sempat disinggung di atas beberapa produk reksa dana. Apakah cara kerja setiap produk reksa dana sama atau berbeda? MoneyDuck akan jelaskan perbedaan dari keempat produk reksa dana yang terletak pada instrumen investasi yang dituju.
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap mengalokasikan 80% dananya pada instrumen obligasi atau surat utang dan 20% sisa dana pada saham atau pasar uang. Reksa dana jenis ini cocok untuk investor konservatif dengan target keuangan satu hingga tiga tahun.
Baca Juga: Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan Berbagai Keuntungannya!
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang mengalokasikan 100% dananya pada instrumen pasar uang atau surat berharga. Reksa dana jenis ini cocok untuk investor sangat konservatif dengan target keuangan jangka pendek. Di antara produk reksa dana lainnya, reksa dana pasar uang memiliki risiko dan imbal hasil yang paling kecil.
Reksa Dana Saham
Reksa dana saham mengalokasikan 80% dananya pada instrumen saham. Cocok untuk investor agresif, reksa dana saham memegang prinsip high risk high return. Reksa dana saham cocok bagi investor dengan target keuangan di atas lima tahun.
Reksa Dana Campuran
Reksa dana campuran mengalokasikan 79% dananya pada kombinasi instrumen pasar uang, obligasi, dan saham. Dengan reksa dana campuran, kamu berpotensi meraih keuntungan dari dua instrumen utama (saham dan obligasi) sekaligus. Reksa dana jenis ini cocok bagi investor moderat dengan target keuangan tiga hingga lima tahun.
Tips Pilih Investasi Reksa Dana Terbaik
Dengan memahami istilah investasi reksa dana dan cara kerja masing-masing produknya, semakin jelas alasan reksa dana menjadi instrumen investasi yang populer, terutama bagi pemula. Namun, meski reksa dana menawarkan keuntungan menggoda, kamu tetap harus berhati-hati dalam berinvestasi. Perhatikan tiga tips ini supaya kamu dapat berinvestasi dengan aman.
1. Aman Berizin OJK
Setidaknya ada tiga pihak dalam skema investasi reksa dana yang wajib memperoleh izin OJK, yaitu MI, bank kustodian, dan APERD. Dengan izin OJK, pihak-pihak bersangkutan diberikan wewenang untuk mengelola aset investor. Kecil kemungkinannya pula danamu disalahgunakan.
2. Menawarkan Peluang Return Menguntungkan
Tak dipungkiri, return menjadi motivasi terbesar investor dalam memulai investasi. Peluang return dapat kamu perhitungkan dengan matang sebelum membeli reksa dana dengan memerhatikan kondisi pasar, meski kondisi tersebut dapat berubah-ubah seiring waktu. Kalau belum yakin, kamu bisa konsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu.
3. Ada Fitur yang Permudah Pemula
Supaya tak sesat di jalan, fitur beginner-friendly patutnya ada di setiap penyedia reksa dana. Konsultasi dengan expert adalah salah satunya. MoneyDuck menyediakan fitur konsultasi dengan ExpertDuck sehingga kamu dapat menentukan produk reksa dana legal yang sesuai dengan profilmu.
Segera Dapat Untung dari Reksa Dana
Investor yang cerdas selalu berinvestasi dengan modal pengetahuan yang cukup. Semoga kamu semakin paham mengenai istilah investasi reksa dana sebagai modal investasi. Jadi, tertarik untuk mulai berinvestasi? Konsultasikan segera dengan ExpertDuck untuk memperoleh rekomendasi produk reksa dana terbaik. Tak terbatas pada reksa dana, kamu juga bisa memperoleh rekomendasi produk lainnya, seperti asuransi, kredit, hingga pinjaman syariah. Klik tombol Konsultasi Gratis di bawah ini!
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!