Berapa banyak jenis investasi yang kamu tahu? MoneyDuck kira kamu pasti tahu investasi saham, emas, properti, tapi pernahkah kamu mendengar tentang investasi sukuk? Sukuk merupakan investasi yang tidak terlalu populer, namun keuntungan yang bisa kamu dapat cukup besar, apalagi investasi ini diadakan oleh Kementerian Keuangan Indonesia (Kemenkeu), sehingga dijamin oleh Pemerintahan. Ketika memelajari tentang investasi sukuk, kamu harus tahu juga apa perbedaan sukuk dan obligasi karena mayoritas orang terkadang keliru tentang keduanya.
Sukuk bisa diartikan sebagai surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan dari suatu aset, sedangkan obligasi biasa diartikan sebagai surat utang jangka panjang dengan nilai nominal. Jika dilihat dari pengertiannya saja, kamu pasti tidak akan terlalu melihat apa perbedaan dari sukuk dan obligasi. Jadi, kamu perlu membaca secara menyeluruh artikel MoneyDuck ini untuk melihat perbedaan obligasi dan sukuk agar pilihan investasi kamu semakin tepat.
Apa itu Sukuk?
Seperti telah disinggung di awal, ada perbedaan sukuk dan obligasi. Sukuk adalah surat berharga yang digunakan investor sebagai bukti kepemilikan aset melalui penerbitan surat utang berbasis syariah. Sukuk dikenal juga sebagai obligasi versi syariah. Sukuk bisa diterbitkan oleh negara, perusahaan BUMN, maupun pihak swasta. Investasi sukuk dinilai bisa membantu negara karena mampu meminimalisir utang luar negeri. Kemudian, dana yang ada akan digunakan untuk membantu proyek-proyek infrastruktur di Indonesia, contohnya pembuatan jalan tol.
Manfaat Investasi Sukuk
Tak ingin kalah dengan jenis investasi lainnya, sukuk menawarkan beragam manfaat. Manfaat tersebut tidak hanya bisa dirasakan investornya saja, namun bisa dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Beberapa manfaat sukuk, yaitu bisa memperluas alternatif sumber pembiayaan APBN, membiayai pembangunan proyek infrastruktur, mengoptimalkan pemanfaatan BUMN, mendorong pertumbuhan dan pengembangan pasar keuangan syariah di Indonesia, memperkuat dan meningkatkan peran sistem keuangan berbasis di dalam negeri, hingga bisa memperluas dan mendiversifikasi basis investor serta instrumen investasi.
Jenis-Jenis Sukuk
Perbedaan sukuk dan obligasi bisa kamu lihat dari jenis-jenisnya terlebih dahulu. Saat ini, sukuk memiliki enam jenis, yaitu sukuk negara, sukuk retail, sukuk korporasi, dan sukuk ijarah. Setiap jenis sukuk memiliki ciri khasnya masing-masing, sehingga kamu akan dengan mudah membedakan setiap jenis sukuk yang ada.
1. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau biasa disebut sukuk negara merupakan jenis sukuk yang diterbitkan negara dengan mencerminkan nilai-nilai penerapan syariah. Surat Berharga Syariah Negara bisa digunakan sebagai bukti dari pembagian aset dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing. Bisa disimpulkan bahwa sukuk negara merupakan instrumen investasi berbentuk utang-piutang berdasarkan syariah, sehingga tidak ada riba.
2. Sukuk Retail
Jenis sukuk yang kedua adalah sukuk ritel, yaitu investasi syariah yang ditawarkan Pemerintah Indonesia kepada individu warga negara Indonesia (WNI). Sukuk retail merupakan investasi yang mudah, terjangkau, dan menguntungkan. Penerbitan sukuk ritel itu menggunakan akad ijarah - Asset to be Leased. Dana dari penerbitan digunakan guna kegiatan investasi berupa pembelian hak manfaat Barang Milik Negara untuk disewakan kepada Pemerintah serta pengadaan proyek untuk disewakan kepada Pemerintah. Keuntungan investasi sukuk retail didapatkan dari keuntungan kegiatan investasi tersebut.
2. Sukuk Korporasi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakah bahwa sukuk korporasi adalah instrumen investasi berpendapatan tetap yang diterbitkan berlandaskan aturan syariah. Definisi lainnya, sukuk korporasi adalah surat kepemilikan yang berkewajiban underlying asset dan penggunaannya sesuai prinsip syariah. Jangka waktu sukuk korporasi berbeda-beda, ada yang jangka pendek sekitar tiga tahun, jangka menengah sekitar lima hingga tujuh tahun, dan jangka panjang yang lebih dari 10 tahun.
3. Sukuk Ijarah
Sebelum mengenal lebih jelas mengenai perbedaan sukuk dan obligasi, ketahui juga jenis sukuk yang terakhir, yaitu sukuk ijarah. Sukuk ijarah adalah sukuk yang penerbitannya didasarkan perjanjian atau akad ijarah. Apa maksudnya? Jadi, ada satu pihak dalam perjanjian yang berperan sebagai penyedia aset atau barang yang disewakan kepada pihak lain dengan harga dan jangka waktu yang disepakati bersama. Sukuk ijarah menjadi contoh sukuk dengan praktik internasional terbaik, dan mempunyai risiko yang paling rendah.
Baca Juga: Lindungi Aset Anda dari Risiko Tak Terduga dengan Asuransi Kerugian
Apa itu Obligasi?
Guna mengetahui perbedaan sukuk dan obligasi, kamu juga harus tahu dahulu apa definisi dari obligasi. Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan penerbit obligasi yang disertai dengan perjanjian untuk membayar kembali pokok utang dengan bunganya sesuai waktu yang ditentukan. Investasi obligasi bukan instrumen yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Investasi di obligasi memiliki beberapa risiko, seperti risiko pasar, risiko likuiditas, risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko lainnya.
Manfaat Investasi Obligasi
Obligasi termasuk ke dalam jenis investasi yang mempunyai banyak manfaat. Manfaat yang dimaksud, yaitu dijamin oleh perundang-undangan, proses pencairan cepat dan fleksibel, pendapatan secara berkala, tingkat risiko tergolong rendah, bisa dikonversikan, kupon atau suku bunga obligasi lebih besar dibandingkan deposito, sehingga keuntungan bisa lebih besar.
Jenis-Jenis Obligasi
Apakah obligasi memiliki jenis-jenis khusus seperti sukuk? Ya, untuk itu MoneyDuck akan jabarkan jenis obligasi agar kamu semakin paham perbedaan sukuk dan obligasi. Obligasi dibagi menjadi beberapa jenis agar investor bisa lebih mudah dalam mengenali obligasi yang ada karena setiap obligasi memiliki ciri khususnya masing-masing. MoneyDuck akan membahas beberapa obligasi terpopuler, yaitu obligasi negara ritel, obligasi konvensional, obligasi konversi, obligasi luar negeri, obligasi beragun, dan obligasi municipal.
1. Obligasi Negara Ritel
ORI atau Obligasi Negara Ritel adalah instrumen Surat Berharga Negara yang ditawarkan kepada personal WNI melalui Mitra Distribusi. Karakteristik ORI adalah kupon tetap, berbentuk tanpa warkat, bisa diperdagangkan antarinvestor domestik, dan memiliki potensi capital gain atau capital loss. Keuntungan jika kamu berinvestasi pada ORI adalah kupon lebih tinggi dibandingkan rata-rata bunga deposito, kupon dibayar setiap bulan, bisa diperdagangkan atau dipinjamkan, dan kamu turut mendukung pembiayaan pembangunan nasional.
2. Obligasi Konvensional
Obligasi konvensional adalah surat berharga yang berperan sebagai instrumen utang bagi negara atau perusahaan agar bisa mendapatkan modal. Obligasi konvensional terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu municipal bond, corporate bond, dan government bond. Municipal bond adalah obligasi konvensional yang diterbitkan pemerintah daerah (Pemda), corporate bond adalah obligasi konvensional yang diterbitkan pihak perusahaan, dan government bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
3. Obligasi Konversi
Obligasi konversi adalah jenis obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut terhadap beberapa saham yang dimiliki penerbitnya. Ketika konversi diterbitkan, penerbit obligasi akan menentukan harga dan tanggal konversi. Obligasi konversi cenderung mempunyai bunga kupon yang kecil. Obligasi konversi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu obligasi tukar, obligasi wajib konversi, obligasi konversi saham preferen, dan obligasi konversi bersyarat.
Baca Juga: Reksa Dana Obligasi, Tips Jitu Investasi Mudah buat Pemula
4. Obligasi Luar Negeri
Obligasi luar negeri atau biasa disebut global bond adalah obligasi internasional yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing. Global bond berbeda dengan utang-utang resmi karena alokasi penggunaannya sudah ditetapkan. Contoh global bond adalah Eurobond yang diterbitkan oleh negara non-Eropa untuk dijual di Eropa. Global bond sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1996.
4. Obligasi Municipal
Obligasi municipal adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah daerah guna membiayai pembangunan yang bersangkutan dengan kepentingan masyarakat di daerah tersebut. Jenis obligasi ini tergolong asing di Indonesia, namun cukup populer di Amerika Serikat. Obligasi municipal diterbitkan oleh pemerintah daerah, sehingga pemerintah pusat tidak menjaminnya. Nilai obligasi municipal harus sama saat diterbitkan hingga jatuh tempo.
Ketahui 9 Perbedaan Sukuk dan Obligasi
Mungkin dari penjelasan di atas kamu sudah menemukan beberapa perbedaan sukuk dan obligasi. Perbedaan itu berasal dari definisinya, manfaatnya, hingga jenis-jenisnya. Ternyata, ada perbedaan lain dari sukuk dan obligasi. Ingin tahu mengenai detail perbedaannya? Yuk, langsung simak penjelasan dari setiap perbedaannya berikut ini!
1. Aktivitas Bisnis Penerbit Surat Berharga
Perbedaan yang pertama adalah terkait aktivitas bisnis penerbit surat berharga. Aktivitas sukuk atau obligasi syariah perlu berlandaskan prinsip atau aturan syariah. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa sukuk diterbitkan oleh penerbit non-syariah, asalkan proses penerbitannya tetas sesuai syariah. Berbeda halnya dengan obligasi konvensional yang aktivitasnya tidak perlu berlandaskan prinsip syariah.
Baca Juga: Pahamilah 9 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
2. Sifat Instrumen
Perbedaan sukuk dan obligasi yang kedua terletak pada sifat instrumennya. Investasi obligasi memiliki sifat yang mencerminkan surat utang atau pernyataan utang. Sedangkan, investasi sukuk bersifat sebagai sertifikat bukti kepemilikan atau pembelian aset. Itulah mengapa sukuk mempunyai underlying asset atau SBSN sebagai bukti kepemilikan investor.
3. Penghasilan
Jika membicarakan investasi, pasti para investor akan terfokus pada keuntungan atau penghasilan yang akan didapat. Nah, sukuk dan obligasi punya perbedaan dari sumber penghasilannya. Penghasilan sukuk bisa didapatkan dari tiga sumber, yaitu dari imbalan, bagi hasil, serta margin. Sedangkan, penghasilan obligasi hanya berasal dari dua sumber, yaitu bunga dan capital gain.
Baca Juga: Bunga Margin BNI Sekuritas: Solusi Transaksi Online Aman dan Terpercaya
4. Perbedaan Sukuk dan Obligasi Terkait Jangka Waktu
Kamu pasti pernah membaca tips berinvestasi yang baik, salah satunya pasti mencantumkan “tentukan tujuan berinvestasi untuk memilih jangka waktu investasi”. Jika tujuan investasi kamu untuk jangka panjang, maka pilih investasi jangka panjang, begitupula sebaliknya. Sukuk berjangka waktu pendek hingga panjang, sedangkan obligasi berjangka waktu menengah hingga panjang.
5. Penggunaan Dana
Perbedaan sukuk dan obligasi selanjutnya adalah mengenai penggunaan dananya. Peraturan penggunaan dana ini mirip-mirip dengan peraturan aktivitas bisnis yang dibahas pada poin pertama. Penggunaan dana sukuk harus sesuai dengan prinsip syariah, sedangkan penggunaan dana obligasi konvensional bisa dilakukan secara bebas, maksudnya tidak apa-apa jika tidak berlandaskan prinsip syariah.
6. Perdagangan di Pasar Sekunder
Kamu pasti sudah tahu bahwa sukuk dan obligasi bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Namun, ternyata perdagangan di pasar sekundernya itu punya sistem yang berbeda, loh! Jika sukuk diperjualbelikan di pasar sekunder, maka penjualan yang dilakukan mencerminkan atas kepemilikan aset yang menjadi dasar penerbitan, sedangkan pada obligasi mencerminkan penjualan atas surat utang.
7. Biaya Administratif
Perbedaan sukuk dan obligasi yang ketujuh ada pada biaya administratif. Perbedaan biaya administratif ini terletak pada biaya untuk Dewan Syariah. Pada investasi sukuk, biaya administratifnya sama dengan obligasi konvensional, namun terdapat tambahan biaya upah Dewan Syariah. Sedangkan, pada obligasi, kamu tidak akan dikenai biaya tambahan untuk Dewan Syariah.
8. Pungutan OJK
Ternyata, tak hanya biaya administratif saja yang membedakan sukuk dan obligasi, namun hal tersebut juga berlaku pada pungutan OJK. Sukuk dikenai pungutan OJK sebesar 0,05% dari nilai emisi atau maksimal sebesar Rp150.000.000. Sedangkan, obligasi konvensional dikenai pungutan OJK sebesar 0,05% dari nilai emisi atau maksimal sebesar Rp750.000.000. Jadi, pungutan OJK terhadap investasi obligasi bisa dianggap lebih besar.
9. Perbedaan Sukuk dan Obligasi Terkait Dokumentasinya
Perbedaan sukuk dan obligasi yang terakhir adalah terkait dokumentasinya. Dokumentasi biasa digunakan untuk melihat transaksi yang terjadi. Pada investasi sukuk, diperlukan dokumentasi tambahan yang bisa memaparkan atau menunjukkan transaksi dari pembiayaan syariah. Hal tersebut berbeda dengan obligasi konvensional karena dokumentasinya relatif lebih ringkas.
Baca Juga: 7 Jenis Investasi Modal Kecil Bisa Cuan, Ini Bocorannya!
Sudah Tahu Perbedaan Sukuk dan Obligasi, Mana yang Kamu Pilih?
Itulah penjelasan tentang obligasi syariah atau sukuk, obligasi konvensional, hingga apa saja perbedaan sukuk dan obligasi. Setelah membaca penjelasan tadi, manakah investasi yang akan kamu pilih? Atau kamu akan memilih keduanya? Jika kamu membutuhkan konsultasi terkait keuangan, maka bisa hubungi Expert MoneyDuck melalui layanan Konsultasi Gratis. Ketika terhubung, kamu juga bisa bertanya bagaimana cara membeli produk keuangan yang tersedia di MoneyDuck.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!