Deposito merupakan pilihan yang tepat bagi kamu yang ingin memulai berinvestasi jangka panjang dengan risiko rendah. Deposito terdiri dari tiga jenis, yaitu Deposito on Call, Deposito Berjangka, dan Sertifikat Deposito. Kamu bisa memilih atau bahkan menggunakan ketiga jenis tersebut. Ketiga jenis tersebut dibedakan berdasarkan setoran awal dan jangka waktu yang diterapkan. Pembahasan kali ini akan berfokus pada contoh Sertifikat Deposito.
Apakah kamu pernah mendengar Sertifikat Deposito? Secara definisi, sertifikat deposito ini mirip dengan deposito berjangka, hanya saja bisa dipindahtangankan dan diperjualbelikan. Seseorang yang berkomitmen menggunakan sertifikat deposito, maka akan mendiamkan dananya dalam bentuk sertifikat dan tidak akan menyentuhnya hingga jangka waktu tertentu. Penjelasan lebih lanjut akan MoneyDuck berikan seputar apa itu sertifikat deposito, kelebihannya, kelemahannya, syarat dan cara daftar, hingga apa saja contoh sertifikat deposito.
Definisi Deposito
Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang diterbitkan oleh perbankan yang menawarkan bunga yang lebih tinggi dibandingkan produk tabungan biasa. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa deposito merupakan simpanan yang hanya bisa diambil pada tenggat waktu sesuai ketentuan bank. Apabila deposan mengambil dananya sebelum tenggat waktu, maka akan dikenai biaya denda atas penarikan.
Apa itu Contoh Sertifikat Deposito?
Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Contoh sertifikat deposito termasuk ke dalam surat berharga yang diatur di luar Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan kewenangan pengaturannya berada di bawah Bank Indonesia (BI). Lebih lengkapnya, sertifikat deposito merupakan simpanan dengan jumlah tertentu dan dalam masa tertentu, warkat simpanan ini bersifat “atas unjuk” atau tanpa menetapkan nama pemilik simpanan. Sehingga, pemegang warkat sertifikat deposito merupakan bezit atau pemiliknya.
Kelebihan Contoh Sertifikat Deposito
Setiap jenis deposito memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, berlaku juga untuk sertifikat deposito. Kamu perlu mengetahui apa saja keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari sertifikat deposito, sehingga kamu bisa yakin berinvestasi dengan instrumen ini. Beberapa kelebihan dari contoh sertifikat deposito adalah mudah dipindahtangankan, mudah diperjualbelikan, risikonya rendah, suku bunga lebih tinggi dibandingkan tabungan, dan bisa dijadikan jaminan pinjaman. Berikut penjelasan dari setiap kelebihannya!
1. Mudah Dipindahtangankan
Kelebihan sertifikat deposito yang pertama adalah mudah dipindahtangankan. Ada yang bisa menebak kira-kira apa ya alasannya? Jadi, saat memutuskan berinvestasi pada sertifikat deposito, tidak tercantum nama pemilik dan status kepemilikannya. Sehingga, deposito bisa mudah dicairkan oleh pihak lain asalkan pihak tersebut memegang sertifikat tersebut.
2. Mudah Diperjualbelikan
Kelebihan contoh sertifikat deposito yang kedua masih berhubungan dengan nomor satu. Karena sifatnya yang mudah dipindahtangankan, maka sertifikat deposito bisa diperjualbelikan. Kamu bisa melakukan jual-beli sertifikat deposito tanpa repot mengurus dan menyiapkan dokumen-dokumennya ke pihak bank. Cukup simple, kan?
3. Risiko Rendah
Kelebihan lainnya adalah sertifikat deposito masuk ke dalam jenis investasi dengan risiko rendah. Apalagi, nominal tarif investasi ini telah ditetapkan dan dijamin oleh pihak bank juga dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pihak LPS akan memberikan perlindungan maksimal Rp2 miliar saat suku bunga investasi telah mencapai 7,5%. Sehingga, risiko deposito ini terbilang rendah dibandingkan investasi lainnya, termasuk saat pasar berfluktuasi.
4. Suku Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Tabungan
Alasan utama orang-orang memilih deposito adalah karena suku bunga yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan tabungan. Sehingga, daripada hanya menabung, lebih baik mengalihkan dana yang ada untuk berinvestasi deposito. Apalagi, contoh sertifikat deposito merupakan jenis deposito yang bisa mengambil hasil bunga di awal. Besar bunga yang ditawarkan mulai dari 2% hingga 7,5% per tahunnya.
5. Bisa Dijadikan Jaminan Pinjaman
Karena sifatnya yang mudah dipindahtangankan dan diperjualbelikan, maka contoh sertifikat deposito dari bank manapun bisa dijadikan sebagai jaminan pinjaman. Hal tersebut didukung oleh sertifikat yang ada tidak mencantumkan nama pemilik, sehingga kepemilikannya mudah dialihkan, dan pihak peminjam pun **melihat hal tersebut sebagai hal yang mudah dan menguntungkan untuk dijadikan jaminan.
Baca Juga: Investasi Emas atau Reksa Dana, Mana yang Menguntungkan?
Kelemahan Contoh Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu kamu perhatikan. Beberapa kelemahan dari contoh sertifikat deposito, yaitu potongan pajak yang tinggi, pembayaran pajak dilakukan di awal, dan keuntungan cenderung lebih rendah dibandingkan investasi lainnya. Berikut penjelasan dari setiap poinnya!
1. Potongan Pajak Cukup Tinggi
Jika kamu telah membaca artikel lain terkait jenis deposito, yaitu deposito on call dan deposito berjangka, maka kamu akan tahu bahwa investasi deposito merupakan jenis investasi yang dikenai pajak. Sehingga, sertifikat deposito juga akan dikenai pajak yang besarannya cukup tinggi, yaitu sekitar 20% dari total suku bunga yang diberikan. Jadi, kamu hanya akan menerima keuntungan dari 80% dari suku bunga.
2. Pajak Dibayarkan di Awal
Pajak yang besarnya sekitar 20% tadi perlu dibayar di awal karena kamu bisa menarik keuntungan dari bunga tersebut di awal investasi. Melakukan pembayaran pajak di awal memang akan memakan lebih banyak waktu karena harus di cek dulu beberapa dokumen yang diperlukan. Tapi, di sisi lain kamu juga jadi bisa menikmati keuntungan lebih awal.
3. Profit Cenderung Lebih Rendah
Keuntungan yang ditawarkan sertifikat deposito cenderung rendah, apabila dibandingkan dengan investasi lainnya. Sebenarnya, hal tersebut sejalan dengan prinsip investasi yang mengatakan “high risk high return” karena sertifikat deposito masuk ke dalam investasi berisiko rendah, maka profit yang dihasilkan juga cenderung rendah. Berbeda dengan saham atau crypto yang memiliki risiko tinggi, sehingga profit yang dihasilkan pun cenderung tinggi.
Ketentuan Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito berbeda dengan sertifikat biasanya, sehingga ada beberapa aturan yang perlu kamu perhatikan saat menerima sertifikat deposito agar contoh sertifikat deposito yang kamu miliki bisa diterima keasliannya. Ketentuan tersebut tercantum dalam SEBI No. 21/27/UPG tanggal 27 Oktober 1998. Berikut beberapa ketentuannya:
- Pada halaman depan harus dicantumkan: Kata-kata “Sertifikat Deposito” dan “Dapat Diperdagangkan” atau “Dapat diperjualbelikan” dalam ukuran yang besar. Harus ada nomor seri, nama penerbit, kedudukan penerbit, nilai nominal dalam rupiah, tanggal dan tempat penerbitan, tingkat bunga, pernyataan bahwa penerbit mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu dalam rupiah pada tanggal dan tempat tertentu, tanda tangan direksi, dan tanda tangan pejabat dari kantor cabang di tempat sertifikat deposito diterbitkan.
- Pada halaman belakang harus dicantumkan: Penerbit menjamin sertifikat deposito dengan seluruh harta piutangnya, sertifikat deposito dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan, serta pelunasan dilakukan pada tanggal jatuh tempo atau sesudahnya dengan menyerahkan kembali warkat sertifikat deposito yang bersangkutan oleh pembayar.
Baca Juga: Deposito BNI: Jenis, Besar Bunga, dan Cara Buka Rekening
Syarat dan Cara Daftar Sertifikat Deposito
Kamu mungkin berminat untuk mendaftar sertifikat deposito, namun belum tahu caranya. Kamu bisa mendaftar apabila telah memenuhi syarat yang pihak penerbit sertifikat deposito terapkan, lalu barulah ikuti alur pendaftarannya. Berikut penjelasan mengenai syarat dan daftar contoh sertifikat deposito secara umum.
1. Persyaratan Sertifikat Deposito
Jika kamu perorangan, maka perlu mengisi formulir pembukaan rekening, melampirkan fotokopi KTP/SIM/Paspor, melampirkan fotokopi NPWP, dan tidak tercantum dalam daftar hitam BI. Jika kamu Badan Usaha, maka perlu mengisi formulir aplikasi pembukaan rekening, melampirkan fotokopi KTP/SIM/Paspor, akta pendirian, ijin-ijin usaha lainnya seperti SIUP, SITU, dan TDP, fotokopi surat penunjukkan sebagai pengurus, melampirkan fotokopi NPWP, dan tidak tercantum dalam daftar hitam BI.
2. Cara Daftar Sertifikat Deposito
Berikut langkah-langkah untuk mendaftar sertifikat deposito:
- Tentukan bank untuk mendaftar deposito.
- Menyiapkan berkas identitas yang masih berlaku, KTP dan NPWP.
- Menyiapkan meterai.
- Harus sudah memiliki rekening di bank yang dipilih.
- Menentukan tenor dan jenis deposito, pilihlah sertifikat deposito.
- Mengisi formulir pendaftaran deposito dengan lengkap dan sebenar-benarnya.
- Mengikuti arahan customer service ketika membuka deposito.
- Melakukan setoran.
- Setelah dinyatakan berhasil, kamu akan menerima sertifikat sebagai bukti kepemilikan.
Baca Juga: Deposito BRI: Jenis, Besar Bunga, dan Cara Buka Rekening
Cara Menghitung Bunga Sertifikat Deposito
Untuk mengetahui besarnya keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari contoh sertifikat deposito, maka kamu perlu tahu bagaimana cara menghitung bunganya. Kamu bisa menggunakan rumus untuk menghitungnya. Contoh simulasinya, kamu akan membeli sertifikat deposito seharga Rp10 miliar dengan bunga 10% per tahun dan pajak sebesar 20%. Tenggat waktu yang dipilih satu tahun.
Nilai bunga sertifikat deposito = Rp10 miliar x 10% x 12/12
Nilai bunga sertifikat deposito = Rp1 miliar
Pajak bunga sertifikat deposito = Rp1 miliar x 20%
Pajak bunga sertifikat deposito = Rp200.000.000
Total uangmu menjadi = Rp10 miliar + Rp1 miliar – 200.000.000
Total uangmu menjadi = Rp10,8 miliar
Baca Juga: Deposito Bank Mega: Rincian Bunga Terbaru dan Cara Ajukan
Perbedaan Contoh Sertifikat Deposito, Deposito Berjangka, dan Deposito on Call
Jenis deposito ada tiga, yaitu sertifikat deposito, deposito berjangka, serta deposito on call. Kira-kira, kamu sudah bisa membedakan ketiga jenis deposito tersebut belum? Jadi, kamu bisa membedakannya berdasarkan enam aspek, yaitu jangka waktu, suku bunga, setoran awal minimal. Bentuk deposito, kepemilikan, dan ketentuan dipindahtangankan. Berikut penjelasan dari setiap perbedaan aspeknya:
- Jangka waktu: Deposito berjangka dapat dilakukan dengan tenggat waktu satu, tiga, enam atau 12 bulan, sertifikat deposito dapat dilakukan satu hingga 36 bulan, sedangkan deposito on call bertenggat waktu tiga sampai 30 hari.
- Suku bunga: Bunga deposito berjangka lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan dan dicairkan saat jatuh tempo, bunga sertifikat deposito kompetitif dan bisa diambil di muka, sedangkan deposito on call bisa lebih tinggi dan dinegosiasikan serta diambil saat pencairan.
- Setoran awal minimal: Rp10.000.000 untuk deposito berjangka, Rp10 miliar untuk sertifikat deposito, dan Rp100.000.000 untuk deposito on call.
- Bentuk deposito: Deposito berjangka berbentuk bilyet, sertifikat deposito berbentuk sertifikat, dan deposito on call berbentuk bilyet atau tanpa bilyet.
- Kepemilikan: Deposito berjangka dan deposito on call diterbitkan atas nama pemilik lembaga atau perorangan, sedangkan sertifikat deposito tidak diterbitkan atas nama pemilik lembaga atau perorangan.
- Dipindahtangankan: Deposito berjangka dan deposito on call adalah jenis deposito yang tidak bisa dipindahtangankan, sedangkan sertifikat deposito bisa dipindahtangankan.
Baca Juga: Cara Investasi Reksa Dana untuk Pemula, Prospek Cuan Tinggi
Tips Memilih Contoh Sertifikat Deposito
Untuk memilih contoh sertifikat deposito, MoneyDuck punya beberapa tipsnya, nih. Kamu mau tahu? Jadi, setidaknya kamu perlu memerhatikan tiga hal, yaitu tentang jangka waktu suku bunga, serta institusi yang menerbitkannya. Berikut penjelasan dari setiap poinnya, sehingga kamu bisa lebih mengerti!
1. Jangka Waktu
Pilihlah jangka waktu sesuai kemampuan dan kebutuhan agar kamu bisa terhindar dari biaya penalti. Misalnya, kamu sekiranya membutuhkan dana untuk tahun depan, maka pilihlah jangka waktu satu tahun, jangan malah memilih jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Ingat, tujuan investasi adalah untuk menghasilkan keuntungan bukan untuk membayar biaya penalti.
2. Suku Bunga
Kamu harus melakukan riset terlebih dahulu untuk mengetahui suku bunga sertifikat deposito yang ditawarkan oleh setiap bank. Lalu pilihlah suku bunga yang tertinggi. Pastikan suku bunga yang ditetapkan juga positif karena memiliki tingkat pengembalian yang jelas dan bank tidak bisa mengubah kurs yang akan berpengaruh pada penghasilanmu.
3. Institusi
Untuk menjamin keamanannya, maka pilihlah bank atau credit union yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baik. Ciri-ciri institusi investasi deposito yang baik itu seperti apa? Menawarkan bunga yang sewajarnya, semua penjelasan dicantumkan dalam syarat dan ketentuan yang diberikan kepada calon deposan, dan customer service atau call center yang cepat tanggap.
Mudahnya Raih Keuntungan dari Contoh Sertifikat Deposito!
Apakah kamu sudah paham mengenai contoh sertifikat deposito dan ingin mulai berinvestasi pada instrumen tersebut? Kalau begitu, kamu bisa langsung memulainya saja, apabila kebingungan mengenai cara daftar atau ingin tahu tips lebih lanjut, maka bisa tanya langsung kepada Expert MoneyDuck melalui layanan tombol Konsultasi Gratis. Setelah terhubung, kamu juga bisa menanyakan seputar keuangan lainnya, bahkan jangan sungkan untuk meminta arahan petunjuk dalam pembelian produk keuangan yang tersedia di MoneyDuck.
Silahkan tinggalkan kesan dan opini Anda terhadap produk ini!