Seringkali kita dapati seorang analis mengatakan bearish dan bullish di saham tertentu. Mereka juga mengatakan bahwa saat ini ekonomi sedang berada pada bear market atau bull market. Lantas apa makna sebenarnya dari kondisi tersebut? Tentu saja, mereka tidak sedang membahas pasar hewan tertentu, melainkan sebuah tren naik atau turun pada pasar modal.

Bearish adalah istilah yang digunakan analis untuk menggambarkan sentimen negatif pada sebuah aset. Sedangkan bear market adalah pola harga yang menunjukkan tren penurunan dalam kurun waktu yang lama. Istilah ini diambil dari pola serangan seekor beruang yang menghentakkan cakarnya dari atas ke bawah.

Sedangkan bullish adalah sebuah istilah untuk menggambarkan sentimen positif pada sebuah aset. Nah, bullish market adalah pola harga yang menunjukkan tren kenaikan dalam kurun waktu yang lama. Istilah ini diambil dari pola serangan seekor banteng yang mengangkat ujung tanduknya dari bawah ke atas. Istilah bearish dan bullish di saham memiliki makna dan fungsi yang lebih luas lho! Yuk cari tahu penjelasan selengkapnya mengenai istilah bearish dan bullish di saham melalui artikel MoneyDuck!

Apa itu Bearish dan Bullish di Saham?

Bear market ketika harga aset mengalami penurunan

Bearish dan bullish di saham adalah dua istilah yang biasa digunakan ahli keuangan untuk menggambarkan sentimen pada aset tertentu. Kedua istilah ini diperkirakan pertama kali digunakan pada awal abad ke-18 di Inggris. Saat itu terdapat sebuah pepatah mengatakan “jangan menjual kulit beruang sebelum membunuh beruang.” Pepatah tersebut memiliki makna yang sama layaknya pepatah “jangan menghitung anak ayam sebelum telur menetas”.

Maksud pepatah tersebut untuk mencegah seseorang melakukan sesuatu sebelum kejadian yang diharapkan benar-benar terjadi. Sedangkan istilah “bull” pertama kali digunakan pada abad yang sama di Bursa Efek New York saat terjadi perdagangan bervolume tinggi pada saham perusahaan Bull.

Menurut DOW Theory, pasar saham dianggap berada pada bear market saat harga rata-rata aset turun di bawah 20%. Sebaliknya, pasar saham berada pada bull market jika harga saham naik 20% dari harga sebelumnya. Sebuah tren bearish dan bullish di saham yang berlangsung selama lebih dari lima tahun disebut sekuler dan apabila tren berlangsung kurang dari lima tahun disebut siklikal.

Pada bear market, investor menunjukkan sifat konservatif dan pesimis dalam memandang harga aset. Sebaliknya pada bull market, investor cenderung agresif dan positif dalam memandang harga aset. Bearish dan bullish di saham digunakan untuk memberi gambaran kepada investor untuk mengambil strategi investasi yang tepat. Pada pasar bullish investor dianjurkan untuk membeli saham di awal tren dan menjualnya di akhir tren. Sedangkan pada pasar bearish investor dapat mengambil keuntungan dengan membeli ETF atau Put Option.

Pengertian Bearish di Saham

Dilihat dari sudut pandang analisis teknikal, istilah bearish memiliki pengertian yang luas, tidak hanya sekedar tren yang menunjukkan penurunan harga semata. Terdapat pengertian yang lebih mendalam tentang bearish yang dibagi kedalam empat kategori. Empat jenis bearish tersebut di antaranya:

1. Bearish Engulfing

Bearish engulfing adalah pola yang mengindikasikan akan terjadinya penurunan harga. Pola ini terdiri dari candlestick berwarna hijau atau putih yang menunjukkan kenaikan harga disusul candlestick dengan ukuran badan yang besar yang menelan candlestick hijau atau putih sebelumnya. Pola ini penting untuk dipahami sebab dapat menunjukkan penjual telah melampaui pembeli dan mendorong harga secara lebih agresif ke bawah.

2. Bearish Divergence

Bearish divergence memiliki ciri yang berbeda dengan bearish engulfing. Bearish divergence menandakan potensi tren turun ketika harga naik ke rekor harga tertinggi baru (new all time high) sementara osilator menolak untuk mencapai puncak baru. Dalam situasi ini, bulls kehilangan cengkeramannya di pasar, harga naik hanya sebagai akibat dari inersia, dan bears siap untuk mengambil kendali lagi.

3. Bearish Reversal

Bearish reversal adalah pola yang menunjukkan tren bullish telah selesai dan memasuki tren bearish. Bearish reversal menunjukkan jumlah penjual telah melampaui pembeli. Bearish reversal dimulai saat harga saham mencapai titik puncak kemudian diikuti dengan harga yang menurun secara tiba-tiba. Karena trend bullish telah berbalik arah dan menyebabkan downtrend atau penurunan pada harga saham.

4. Bearish Harami

Bearish harami adalah pola candlestick yang terinspirasi dari perdagangan beras Jepang yang menunjukkan harga akan segera berbalik ke bawah. Polanya terdiri dari badan candlestick putih atau hijau panjang diikuti oleh candlestick hitam atau merah kecil. Untuk dapat dikatakan sebagai bearish harami, harga pembukaan dan penutupan candlestick kedua harus berada di dalam tubuh candlestick pertama.

Ukuran badan candlestick kedua menentukan potensi pola, semakin kecil ukurannya, semakin tinggi kemungkinan terjadinya pembalikan harga. Pola kebalikan dari bearish harami adalah bullish harami, yang didahului oleh tren turun dan menunjukkan harga dapat berbalik ke atas.

Harami adalah kata dalam bahasa Jepang untuk hamil, pola bearish harami mendapatkan sebutan ini karena menyerupai penampilan wanita hamil. Trader umumnya menggabungkan indikator teknis lainnya dengan bearish harami untuk meningkatkan efektivitas penggunaannya sebagai sinyal perdagangan. Sebagai contoh, seorang trader dapat menggunakan indikator moving average pada timeline 200 hari selain penggunaan bearish harami.

Baca Juga: Cara Mengukur Volatilitas Saham, Jenis, dan Manfaatnya

Contoh Bearish di Saham

Seorang investor berpengalaman akan tetap tenang dalam menghadapi berbagai situasi di pasar saham. Pasalnya, bull dan bear market bukan lagi hal baru di pasar modal. Tidak sulit untuk menemukan contoh bear market di saham. Coba kita melangkah mundur di awal tahun 2020 saat pandemi COVID-19 pertama kali merebak. Kinerja pasar saham Indonesia sempat menunjukkan penurunan signifikan karena investor mulai bearish terhadap pasar modal. Saat itu investor mulai pesimis dan kehilangan kepercayaan untuk menempatkan dana di pasar modal.

Kondisi tersebut tidak berlangsung lama sebab sejak ditemukan vaksin di akhir 2022, pasar modal Indonesia justru menunjukkan kinerja positif. Dengan memahami bearish dan bullish di saham, kamu bisa mengantisipasi kondisi tersebut dengan langkah yang tepat. Contohnya, melakukan cut loss untuk sementara waktu hingga kondisi pasar saham mulai membalik sehingga kerugian tidak terlalu besar. Kamu juga bisa memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan akumulasi pada saat aset dijual dengan harga murah. Sehingga kamu akan mendapatkan untung saat pasar kembali bullish.

Pengertian Bullish di Pasar Modal

Dari penjelasan di atas, kamu sudah tahu apa pengertian dan jenis bearish di pasar modal. Bagaimana dengan pengertian bullish di pasar modal? Dari sudut pandang analisis teknikal, bullish di pasar modal dibagi menjadi bullish jangka panjang dan jangka pendek. Simak penjelasannya di bawah ini:

1. Bullish Jangka Pendek

Dalam istilah day trading, seorang trader dikatakan mengalami bullish jangka pendek apabila ia percaya akan terjadi kenaikan harga pada saham tertentu. Kondisi ini diperkirakan terjadi dalam kerangka waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Trader biasanya akan langsung melakukan pembelian, lalu memasang order jual pada tingkat harga tertentu.

2. Bullish Jangka Panjang

Seorang investor dikatakan mengalami bullish jangka panjang apabila ia percaya akan terjadi kenaikan harga secara signifikan pada saham tertentu dalam kurun waktu lebih dari satu tahun. Dalam situasi ini, investor akan membeli sejumlah saham dan menahannya hingga harga saham yang dikehendaki tercapai. Beberapa investor jangka panjang bahkan tidak pernah memiliki keinginan untuk menjual asetnya kecuali jika sedang membutuhkan uang atau ingin melakukan asset rebalancing.

Contoh Bullish di Saham

Pada tahun 2015-2018 kinerja ekonomi Indonesia dan dunia pada umumnya berkembang. Tercatat telah terjadi peningkatan pertumbuhan sebesar 5,1% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,07%. Hal ini merupakan pertumbuhan perekonomian tertinggi sejak 2013. Secara umum, kinerja tersebut membuat investor bullish di saham sehingga investor optimis berinvestasi saham.

Baca Juga: 5 Cara Take Profit Saham dan Analisis yang Harus Dilakukan

Perbedaan Bearish dan Bullish di Saham

Kondisi bearish dan bullish di saham

Bear dan bull sama-sama diperlukan dalam pasar saham karena tanpa pembelian tidak mungkin ada penjualan. Agar semakin mudah untuk memahami bearish dan bullish di saham, kamu perlu mengerti perbedaan mendasar keduanya. Bearish bermakna pesimis terhadap suatu kondisi atau kinerja aset tertentu. Sedangkan bullish artinya optimis terhadap suatu kondisi atau kinerja aset tertentu.

Bull market adalah kondisi pasar saat harga aset naik 20% atau lebih dibanding harga terendah. Sedangkan bear market adalah kondisi pasar saat harga aset turun 20% atau lebih dibanding harga tertinggi. Bull market terjadi karena besarnya likuiditas yang masuk ke pasar modal disertai permintaan saham yang tinggi. Bear market terjadi karena kurangnya likuiditas yang masuk ke pasar modal disertai penawaran saham yang tinggi.

Tips Menghadapi Bearsih dan Bullish di Saham

Analisa market saat terjadi perubahan harga

Bearish dan bullish di saham adalah hal yang normal sebagai respon investor terhadap kinerja pasar secara keseluruhan atau pada aset tertentu. Sehingga, investor juga harus menyikapinya dengan logis tanpa melibatkan emosi yang menyebabkan tindakan kompulsif. Beberapa hal yang bisa dilakukan investor dalam menghadapi bearish dan bullish di saham antara lain:

1. Ambil Keputusan dengan Logika

Kamu harus mengantisipasi bearish dan bullish di saham jauh-jauh hari sebelum hal tersebut terjadi. Kamu harus menggunakan prinsip dan strategi investasi yang matang disertai dengan manajemen keuangan pribadi dan diversifikasi aset. Sehingga kamu bisa melewati kondisi bearish dan bullish di saham dengan pikiran yang jernih dan tindakan yang matang.

2. Jangan Panik

Selalu gunakan uang dingin saat investasi di pasar modal. Kebanyakan investor yang melakukan panic selling adalah investor yang meminjam dana untuk melakukan spekulasi berlebihan di pasar modal. Manajemen risiko yang baik dapat mencegah seorang investor menderita kerugian besar dan melakukan panic selling.

3. Pelajari Laporan Keuangan Emiten

Seorang investor yang menanamkan dana di perusahaan yang memiliki kinerja manajemen yang baik tidak akan mudah terpengaruh dengan kondisi pasar. Berbeda dengan spekulan yang menilai sebuah emiten saham berdasarkan harganya saja. Memelajari laporan keuangan emiten sekaligus profil dari manajemen yang mengelola perusahaan akan memberikan rasa aman saat menghadapi bearish dan bullish di saham.

4. Lakukan Diversifikasi Portofolio

Diversifikasi portofolio adalah penempatan dana pada aset berbeda dengan tujuan mengurangi risiko kerugian. Hal ini dapat dilakukan dengan mengenal berbagai instrumen lain seperti cryptocurrency, NFT, reksadana, properti, emas, deposito, obligasi, dan sebagainya. Diversifikasi dapat dilakukan lintas instrumen atau dalam satu kendaraan investasi yang sama.

Sebelum melakukan diversifikasi, investor hendaknya memahami profil risiko yang dimiliki agar tetap tenang saat menghadapi bearish dan bullish di saham atau instrumen lain. Selain melakukan diversifikasi, investor juga harus melakukan asset rebalancing agar semua instrumen investasi yang dimiliki tetap dalam proporsi yang ideal.

5. Terus Pantau Pergerakan Harga

Pantau pergerakan aset yang dimiliki secara berkala namun jangan terlalu sering karena dapat membuat investor melakukan keputusan emosional. Selama kamu melakukan diversifikasi pada aset yang memiliki fundamental bagus kamu tidak perlu khawatir dengan kinerja pasar modal. Kamu perlu ingat bahwa bearish dan bullish di pasar modal adalah kondisi yang tidak akan berlangsung selamanya.

Baca Juga: 6 Ciri-ciri Saham Gorengan, Contoh Saham, Cara Menghindarinya

Investasi Lebih Cerdas Bisa Cuan

Persentase dari keuntungan pasar saham

Kamu sudah tahu apa itu bearish dan bullish di saham dan bagaimana sikap yang tepat saat menghadapi keduanya. Agar bisa mendapatkan kinerja portofolio investasi yang lebih baik kamu harus meningkatkan pengetahuan seputar investasi dan manajemen keuangan pribadi. Kamu juga perlu memahami produk keuangan lain seperti kartu kredit, pinjaman, hingga asuransi untuk mendapatkan kemudahan dalam transaksi sehari-hari sekaligus menjamin kehidupan finansial di masa depan.

Agar kamu bisa mendapatkan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, kamu harus konsultasi dengan ExpertDuck supaya kamu mendapatkan saran dan rekomendasi produk keuangan terbaik. Caranya dengan menekan tombol Konsultasi Gratis di Bawah ini!